Daftar Obat Esensial Nasional 2008 Daftar Obat Esensial 2008 ensial Nasional 2008

mohon maaf sebelumnya kalau postingan ini kacau balau, karena tulisan di bawah sebenarnya dalam bentuk PDF, saya convert ke word nggak bisa jadinya ya copy paste aja, karena isi dari tulisan ini penting sekali bagi saya, mudah mudahan juga bermanfaat untuk anda.
 kalau mau membaca versi aslinya bisa kunjungi binfar.depkes.go.id/
 
D A F T A R
O B A T
E S E N S I A L
N A S I O N A L
2 0 0 8
615.1
Ind
P
DEP ARTEMEN KESEHAT AN
REPUBLIK INDONESIA
Katalog Dalam T erbitan. Departemen Kesehatan RI
615.1
Ind    Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal
p         Bina Kefarmasian dan  Alat Kesehatan
Daftar Obat Esensial Nasional 2008.-- Jakarta :
Departemen  Kesehatan RI, 2008
1. Judul       I. DRUGS
D A F T A R
O B A T
E S E N S I A L
N A S I O N A L
2 0 0 8
615.1
Ind
P
DEPARTEMEN  KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KATA SAMBUTAN
Kebijakan  Obat  Nasional  (2006),  mengamanatkan  bahwa  upaya  peningkatan  mutu  pelayanan
kesehatan, jaminan ketersediaan obat esensial yang aman, bermanfaat serta bermutu dalam jumlah
dan  jenis  yang  cukup,  keterjangkauan  serta  akses  obat  bagi  seluruh  masyarakat merupakan tanggung
jawab pemerintah.
Obat  esensial  adalah  obat  terpilih  yang  paling  dibutuhkan  untuk  pelayanan  kesehatan,  mencakup
upaya diagnosis, profilaksis, terapi  dan rehabilitasi,  yang diupayakan tersedia  pada unit pelayanan
kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
Pembaharuan  revisi  saat  ini  merupakan  pendekatan  baru,  karena  selain  penambahan  dan
pengurangan  proses  didahului  re-evaluasi  daftar  yang  sudah  ada  oleh  Komite Nasional Revisi DOEN,
sehingga ada obat yang dihilangkan karena sudah obsolet dan penambahan karena perkembangan
i l mu  baru.   Hal   i ni   membut uhkan  t ransparansi   proses  eval uasi   yang  memanf aat kan
bukti ilmiah dan mempertimbangkan formulasi obat untuk anak.
DOEN dievaluasi setiap 3 (tiga)  tahun  sekali, revisi  terakhir  dilakukan pada tahun  2005. Revisi DOEN
tahun  ini  dilaksanakan oleh Komite Nasional DOEN yang  disyahkan dengan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan.
Diharapkan  dengan  berlakunya  DOEN  tahun  2008  ini,  amanat  Kebijakan  Obat  Nasional  dapat
diterapkan secara lebih  baik.
Kepada semua pihak yang telah memberikan   kontribusi dalam pelaksanaan revisi dan penyusunan
DOEN 2008 diucapkan banyak terimakasih.
Jakarta,    Agustus  2008
Direktur Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Dra. Kustantinah, Apt. MAppSc.
NIP . 140 100 965
DAFT AR ISI
Halaman
Kata Sambutan i
Daftar Isi ii
Keputusan Menteri Kesehatan RI tentang Daftar Obat Esensial
Nasional 2008
iii
Bab   I.  PENDAHULUAN  1
Bab II.   Daftar Obat Esensial Nasional 2008 21
Bab III.   Daftar Obat T erbatas u ntuk Puskesmas 2008 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I
Daftar obat DOEN 2005 yang mengalami perubahan
81
Lampiran 2
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 239/MENKES/SK/III/2008
tanggal 5 Maret 2008 tentang Pembentukan Komite Nasional
Revisi dan Penyusunan DOEN (KomNas Revisi DOEN) 2008
91
Lampiran 3
Peserta Pembahasan T eknis dan Rapat Konsultasi DOEN 2008 97
Lampiran 4
Formulir Pernyataan Kesediaan 101
Lampiran 5
Formulir Pernyataan Konflik Kepentingan 103
Lampiran 6
Format Kajian 105
Indeks   107
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
i
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
ii
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR  791/MENKES/SK/VIII/2008
TENTANG
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2008
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa  dalam  rangka  meningkatkan mutu pelayanan  kesehatan  dan  untuk
menjamin  ketersediaan  obat  yang  lebih  merata  dan  terjangkau  oleh
masyarakat perlu disusun Daftar Obat Esensial Nasional;
b. bahwa  Daftar  Obat  Esensial  Nasional  yang  ditetapkan  dalam  Keputusan
Menteri  Kesehatan  Nomor  497/Menkes/SK/VII/2006  perlu  disempurnakan
dan disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang  obat  dan  kedokteran,  pola  penyakit,  serta  program  kesehatan;
c. bahwa  berdasarkan  pertimbangan  sebagaimana  huruf  a  dan  b,  perlu
ditetapkan  kembali  Daftar  Obat  Esensial  Nasional  dengan  Keputusan
 Menteri Kesehatan.
Mengingat : 1. Undang-Undang  Nomor  23  T ahun  1992  tentang  Kesehatan  (Lembaran
Negara T ahun 1992 Nomor 100,  T ambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
2. Undang-Undang  Nomor  29  T ahun  2004  tentang  Praktik  Kedokteran
(Lembaran  Negara T ahun  2004  Nomor  1 16,  T ambahan  Lembaran  Negara
Nomor 4431);
3. Undang-Undang  Nomor  32  T ahun  2004  tentang  Pemerintahan  Daerah
(Lembaran  Negara T ahun  2004  Nomor 125,  T ambahan  Lembaran  Negara
Nomor 4437) ebagaimana diubah terakhir  dengan Undang-Undang Nomor
32  T ahun  2004  tentang  Pemerintahan  Daerah  (Lembaran  Negara  T ahun
2008  Nomor   59,   Tambahan  Lembar an  Negar a  Nomor   4844) ;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 T ahun 1996 T enaga Kesehatan (Lembaran
Negara T ahun 1996 Nomor 49, T ambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 T ahun 1998 tentang  Pengamanan Sediaan
Farmasi  dan  Alat  Keehatan  (Lembaran  Negara  T ahun  1998  Nomor  138,
T ambahan Lembaran Negara Nomor 3781);
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 T ahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan  antara  Pemerintah,  Pemerintahan  Daerah  Propinsi,  dan
Pemerintah  Daerah  Kabupaten/Kota  (Lembaran  Negara  T ahun  2007
Nomor 82, T ambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
7. Peraturan  Preiden  Nomor  9  T ahun  2005  tentang  Kedudukan,  Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi dan T ata Kerja Kementerian Negara Republik
Indonesia;
8. Peraturan  Presiden  Nomor  10  T ahun  2005  tentang  Unit  Organisasi  dan
Tugas Eselon I Kementerian Negara;
9. Peraturan  Menteri  Kesehatan  Nomor  085/Menkes/Per/I/1989  tentang
Kewajiban  Menuliskan  Resep  dan/atau  Menggunakan  Obat  Generik  di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah;
10. Peraturan  Menteri  Kesehatan  Nomor  1575/Menkes/Per/XI/2005  tentang
Organisasi  dan  T ata  Kerja  Departemen  Kesehatan;  sebagaimana  telah
d i u b a h   d e n g a n   P e r a t u r a n   M e n t e r i   K e s e h a t a n   N o m o r
1295/Menkes/Per/XII/2007;
1 1. Keputusan  Menteri  Kesehatan  Nomor  189/Menkes/SK/III/2006  tentang
Kebijakan Obat Nasional;
12. Keputusan  Menteri  Kesehatan  Nomor  239/Menkes/SK/III/2008  tentang
Pembentukan  Komite  Nasional  Revisi  dan  Penyusunan  Daftar  Obat
Esensial Nasional (KomNas Revisi DOEN) 2008.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENT ANG DAFTAR OBAT ESENSIAL
NASIONAL 2008.
Kedua : Daftar  Obat  Esensial  Nasional  2008  sebagaimana  dimakud  Diktum  Kesatu
s e b a g a i m a n a   t e r c a n t u m   d a l a m   L a m p i r a n   K e p u t u s a n   i n i
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
iii
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
iv
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Ketiga : Daftar  Obat  Esensial  Nasional  (DOEN)  merupakan  daftar  obat  terpilih  yang
paling dibutuhkan dan yang harus tersedia di Unit Pelayanan Kesehatan sesuai
dengan fungsi dan tingkatnya.
Keempat : Penerapan  DOEN  dimaksudkan  untuk  meningkatkan  ketepatan,  keamanan,
kerasionalan penggunaan dan pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan
daya guna dan hasil guna biaya yang tersedia  sebagai salah satu langkah  untuk
memperluas,  memeratakan,  dan  meningkatkan  mutu  pelayanan  kesehatan
kepada masyarakat.
Kelima : Penerapan DOEN harus dilaksanakan secara konsisten dan terus  menerus di
semua unit pelayanan kesehatan.
Keenam : Dengan  ditetapkannya  Keputusan  ini,  maka  Keputusan  Menteri  Kesehatan
Nomor  497/Menkes/SK/VII/2006  tentang  Daftar  Obat  Esensial  Nasional  2005
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Ketujuh : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Agustus 2008
MENTERI KESEHATAN,
Dr. dr . SITI F ADILAH SUPARI, SP . JP(K)
I
LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHA T AN
NOMOR : 791/MENKES/SK/VIII/2008
T ANGGAL : 21  AGUSTUS 2008
DAFT AR OBA T ESENSIAL  NASIONAL  (DOEN)
2008
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
v
BAB I
PENDAHULUAN
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
1
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep  Obat Esensial  di  Indonesia  mulai diperkenalkan  dengan  dikeluarkannya   Daftar  Obat Esensial
Nasional  (DOEN)  yang  pertama  tahun  1980,  dan  dengan  terbitnya  Kebijakan  Obat Nasional  pada
tahun  1983.  DOEN  direvisi  secara  berkala  setiap  3-4  tahun.   DOEN  yang  terbit  sekarang  ini  merupakan
revisi  tahun  2008.   Komitmen  pemerintah  melakukan  revisi  berkala  merupakan  prestasi  tersendiri.
Pada  tahun  2007,  Organisasi  Kesehatan  Dunia  -  World  Health  Organization  (WHO)  telah
melaksanakan program Good Governance on Medicines (GGM) tahap pertama di Indonesia dengan
melakukan survey tentang  proses transparansi  5 (lima)  fungsi  kefarmasian. Salah satunya    adalah
proses seleksi DOEN, yang    dari segi proses transparansi  dinilai kurang memadai. Dari pertemuan
th
peringatan  30   Essential Medicine List  WHO di  Srilanka  (2007),  diberikan  tekanan  kembali  pentingnya
transparansi proses seleksi baik dari tim ahli yang melakukan revisi, proses revisi, dan metoda revisi
yang  harus    semakin  mengandalkan evidence based medicine  (EBM),  dan pentingnya pernyataan
conflicting  of  interest  dari  para  anggota  tim  ahli.
Mengingat beberapa  hal  di  atas,  maka revisi  pada  tahun  2008,  telah  dirintis  kearah  perbaikan  tersebut.
Oleh karenanya  proses  revisi  kali  ini  agak  berbeda  dengan  proses  revisi  sebelumnya,  dalam  beberapa
hal  antara  lain  :
1. Pemilihan tim  ahli melalui seleksi cukup ketat, termasuk  penilaian terhadap  kemungkinan konflik
kepentingan.
2. Sejak awal pembahasan telah  menyertakan para pengelola program yang  menggunakan obat di
lingkungan    Departemen Kesehatan    (bukan hanya dalam rapat pleno). Upaya ini  diharapkan
merupakan  proses  pembelajaran  kembali  kepada  internal  Departemen  Kesehatan  untuk
memahami  kembali   konsep  obat  esensial.
3. Selain  pendapat  dan  pengalaman  para  ahli  dalam  tim  revisi,  pemanfaatan  data  EBM  sangat
diutamakan.
4. Seluruh  proses  pembahasan,  memberikan  perhatian  sangat  besar  pada  obat  untuk  anak,
termasuk  bentuk sediaan. Seperti diketahui WHO telah  pula menerbitkan daftar obat esensial
untuk  anak,  dan  dokumen  ini  menjadi  salah  satu  acuan.  Keberpihakan  kepada  kepentingan
anak,  juga  ditunjukkan  dengan  dokter  spesialis  anak  dalam  tim  ahli  yang    berjumlah  paling
banyak,   yaitu  4  (empat)  orang.
5. Revisi bersifat  menyeluruh dalam  arti  mengkaji seluruh  obat  dalam  DOEN termasuk  catatan-catatan  yang  sudah  tidak  sesuai  lagi.  Revisi  sebelumnya  lebih  banyak  hanya  mengevaluasi
obat yang diusulkan untuk ditambahkan ke dalam DOEN.
6. Bentuk  transparansi  juga  ditunjukkan  dengan  adanya  penjelasan  tentang  beberapa  alasan
mengapa  suatu  obat  perlu  dikeluarkan  dan  ditambahkan  dari  DOEN  2005,  ataupun  adanya
perubahan bentuk sediaan.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
2
A. Obat Esensial Nasional
Obat  esensial  adalah  obat  terpilih  yang  paling  dibutuhkan  untuk  pelayanan  kesehatan,  mencakup
upaya  diagnosis,  profilaksis,  terapi  dan  rehabilitasi,  yang  diupayakan  tersedia  pada  unit
pelayanan  kesehatan  sesuai  dengan  fungsi  dan  tingkatnya.
1. Kriteria  Obat  Esensial  Nasional
a. Kriteria  Pemilihan  Obat  Esensial
Pemilihan  obat  esensial  didasarkan  atas  kriteria  berikut  :
(1). Memiliki  rasio  manfaat-resiko  (benefit-risk  ratio)  yang  paling  menguntungkan
penderita.
(2). Mutu  terjamin,  termasuk  stabilitas  dan  bioavailabilitas.
(3). Praktis  dalam  penyimpanan  dan  pengangkutan.
(4). Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan tenaga,
sarana  dan  fasilitas  kesehatan.
(5). Menguntungkan  dalam  hal  kepatuhan  dan  penerimaan  oleh  penderita.
(6). Memiliki  rasio  manfaat-biaya  (benefit-cost  ratio)  yang  tertinggi  berdasarkan  biaya
langsung  dan  tidak  langsung.
(7). Bila terdapat  lebih  dari  satu  pilihan  yang  memiliki efek  terapi  yang  serupa,  pilihan
dijatuhkan  pada  :
- Obat  yang  sifatnya  paling  banyak  diketahui  berdasarkan  data  ilmiah;
- Obat  dengan  sifat  farmakokinetik  yang  diketahui  paling  menguntungkan;
- Obat  yang  stabilitasnya  lebih  baik;
- Mudah  diperoleh;
- Obat  yang  telah  dikenal.
(8). Obat  jadi  kombinasi  tetap,  harus  memenuhi  kriteria  berikut  :
- Obat  hanya  bermanfaat  bagi  penderita  dalam  bentuk  kombinasi  tetap;
- Kombinasi tetap  harus menunjukkan khasiat  dan keamanan  yang  lebih  tinggi
daripada  masing-masing  komponen;
- Perbandingan  dosis  komponen  kombinasi  tetap  merupakan  perbandingan
yang  tepat  untuk  sebagian  besar  penderita  yang  memerlukan  kombinasi
tersebut;
- Kombinasi  tetap  harus  meningkatkan  rasio  manfaat-biaya  (benefit-cost
ratio);
- Untuk antibiotika kombinasi  tetap  harus dapat mencegah atau mengurangi
terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya.
b. Kriteria  Penambahan  dan  Pengurangan
1. Dalam  hal  penambahan  obat  baru  perlu  dipertimbangkan  untuk  menghapus
obat  dengan  indikasi  yang  sama  yang  tidak  lagi  merupakan  pilihan,  kecuali
ada alasan kuat untuk mempertahankannya.
2. Obat  program  diusulkan  oleh  pengelola  program  dan  akan  dinilai  sesuai
kriteria umum DOEN.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
3
3. Dalam  pelaksanaan  revisi,  seluruh  obat  yang  ada  dalam  DOEN  edisi
sebelumnya  dikaji  oleh  Komite  Nasional  Revisi  dan  Penyusunan  (KomNas)
DOEN,  hal  ini  memungkinkan  untuk  mengeluarkan  obat-obat  yang  dianggap
sudah tidak efektif lagi atau sudah ada pengganti yang lebih baik.
c. Petunjuk  Tingkat  Pembuktian  Dan  Rekomendasi
Tingkat pembuktian dan rekomendasi diambil dari US Agency for Health Care Policy
and   Research,  sebagai  berikut  :
TINGKA T  PEMBUKTIAN  (ST A TEMENTS  OF  EVIDENCE)
Ia Fakta  diperoleh  dari  meta  analisis  uji  klinik  acak  dengan  kontrol.
Ib Fakta  diperoleh  dari  sekurang-kurangnya  satu  uji  klinik  acak  dengan  kontrol.
IIa Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya  satu  studi  dengan kontrol,  tanpa  acak,
yang  dirancang  dengan  baik.
IIb Fakta diperoleh  dari  sekurang-kurangnya  satu  studi  quasi-eksperimental  jenis
lain  yang  dirancang  dengan  baik.
III Fakta diperoleh dari studi deskriptif yang dirancang dengan baik, seperti studi
komparatif,  studi  korelasi,  dan  studi  kasus.
IV Fakta yang diperoleh dari laporan  atau opini Komite  Ahli dan /  atau pengalaman
klinik  dari  pakar  yang  disegani.
2. Penerapan  Konsep  Obat  Esensial
Obat esensial adalah obat paling mendasar yang dibutuhkan oleh pelayanan kesehatan.
Jika  dalam  pelayanan  kesehatan  diperlukan  obat  di  luar  DOEN,  dapat  disusun  dalam
Formularium  (RS)  atau  Daftar  obat  terbatas  lain  (Daftar  Obat  PKD,  DPHO   Askes).
Penerapan  Konsep  Obat  Esensial  dilakukan  melalui  Daftar  Obat  Esensial  Nasional,
Pedoman  Pengobatan,  Formularium  Rumah  Sakit,  Daftar  obat  terbatas  lain  dan
Informatorium  Obat Nasional  Indonesia  yang  merupakan komponen  saling  terkait  untuk
mencapai  peningkatan  ketersediaan  dan  suplai  obat  serta  kerasionalan  penggunaan  obat.
a. Daftar  Obat  Esensial  Nasional
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar berisikan obat terpilih  yang
paling  dibutuhkan  dan  diupayakan  tersedia  di  unit  pelayanan  kesehatan  sesuai
dengan  fungsi  dan  tingkatnya.  DOEN  merupakan  standar  nasional  minimal  untuk
pelayanan  kesehatan.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
4
Penerapan  DOEN  dimaksudkan  untuk  meningkatkan  ketepatan,  keamanan,
kerasionalan penggunaan dan pengelolaan obat yang sekaligus meningkatkan daya
guna  dan  hasil  guna  biaya  yang  tersedia  sebagai  salah  satu  langkah  untuk
memperluas,  memeratakan  dan  meningkatkan  mutu  pelayanan  kesehatan  kepada
masyarakat.  Penerapan  DOEN  harus  dilaksanakan  secara  konsisten  dan  terus
menerus  di  semua  unit  pelayanan  kesehatan.
Bentuk sediaan, kekuatan sediaan dan besar kemasan yang tercantum  dalam DOEN
adalah  mengikat.  Besar  kemasan  untuk  masing-masing  unit  pelayanan  kesehatan
didasarkan  pada  efisiensi  pengadaan  dan  distribusinya  dikaitkan  dengan
penggunaan.
b. Pedoman  Pengobatan
Pedoman  Pengobatan  disusun  secara  sistematik  untuk  membantu  dokter  dalam
menegakkan diagnosis dan pengobatan yang optimal untuk suatu penyakit tertentu.
Pedoman Pengobatan disusun untuk setiap tingkat  unit pelayanan kesehatan, seperti
Pedoman Pengobatan Dasar di  Puskesmas dan  Pedoman Diagnosis dan T erapi  di
Rumah Sakit. Pedoman Pengobatan memuat informasi  penyakit, terutama  penyakit
yang umum terjadi dan keluhan-keluhannya serta informasi tentang obatnya meliputi
kekuatan,  dosis  dan  lama  pengobatan.
c.  Formularium  Rumah  Sakit
Formularium  Rumah  Sakit  merupakan  daftar  obat  yang  disepakati  beserta
infomasinya  yang  harus  diterapkan  di  Rumah  Sakit.  Formularium  Rumah  Sakit
disusun  oleh  Panitia  Farmasi  dan  T erapi  (PFT)  /  Komite  Farmasi  dan  T erapi  (KFT)
Rumah  Sakit  berdasarkan  DOEN  dan  disempurnakan  dengan  mempertimbangkan
obat  lain  yang  terbukti  secara  ilmiah  dibutuhkan  untuk  pelayanan  di  Rumah  Sakit
tersebut.  Penyusunan  Formularium  Rumah  Sakit  juga  mengacu  pada  pedoman
pengobatan  yang  berlaku.  Penerapan  Formularium  Rumah  Sakit  harus  selalu
dipantau.  Hasil  pemantauan  dipakai  untuk  pelaksanaan  evaluasi  dan  revisi  agar
sesuai  dengan   perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  kedokteran.
d.  Formularium  Spesialistik
Formularium Spesialistik merupakan suatu buku yang berisi informasi lengkap obat-obat yang paling dibutuhkan oleh dokter spesialis bidang tertentu, untuk pengelolaan
pasien  dengan  indikasi  penyakit  tertentu.
Formularium Spesialistik disusun untuk meningkatkan ketaatan para dokter spesialis
Rumah  Sakit  terhadap  Formularium  Rumah  Sakit  yang  selama  ini  masih  sangat
rendah.  Bidang  spesialisasi  tertentu  bisa  saja  mempunyai  banyak  subspesialisasi,
misalnya bidang spesialisasi Ilmu  Kebidanan dan Penyakit Kandungan, merupakan
bidang  spesialisasi  yang  mempunyai banyak  subspesialisasi,  sehingga  dapat  disusun
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
5
daftar  obat  esensial  khusus  untuk  ilmu  Kebidanan  dan  Penyakit  Kandungan.
Penyusunan  Formularium  Spesialistik  melibatkan  baik  asosiasi  profesi  dokter
spesialis  terkait  maupun masing-masing subspesialisasinya.  Dengan keikutsertaan
serta peran aktif para spesialis diharapkan para spesialis tersebut  merasa memiliki
sehingga  penggunaan  obat  rasional  dapat  diterapkan  dengan  baik.
e. Informatorium  Obat  Nasional  Indonesia
Informatorium  Obat  Nasional  Indonesia  berisi  informasi  obat  yang  beredar  dan
disajikan secara ringkas dan sangat relevan dengan kebutuhan dokter, apoteker dan
tenaga  kesehatan  lainnya.  Informatorium  Obat Nasional  Indonesia  diterbitkan  oleh
Departemen  Kesehatan  untuk  menjamin  obyektivitas,  kelengkapan  dan  tidak
menyesatkan. Informasi  obat  yang  disajikan  meliputi indikasi,  efek  samping,  dosis,
cara  penggunaan  dan  informasi  lain  yang  penting  bagi  penderita.  Pengembangan
Informatorium Obat Nasional Indonesia dilakukan berdasarkan bukti yang didukung
secara  ilmiah  yang  berkaitan  dengan  kemanfaaatan  dan  penggunaan  obat.
3. Pengelolaan  dan  Penggunaan  Obat
Untuk  meningkatkan penggunaan  obat  yang  rasional,  penggunaan  obat  esensial  pada  unit
pelayanan kesehatan selain harus disesuaikan dengan pedoman pengobatan yang telah
ditetapkan,  juga  sangat  berkaitan  dengan  pengelolaan  obat.
Pengelolaan obat yang efektif diperlukan untuk menjamin ketersediaan obat dengan jenis
dan  jumlah  yang  tepat  dan  memenuhi  standar  mutu.  Aspek  yang  penting  dalam
pengelolaan  obat  meliputi  antara  lain  :
- Pembatasan  jumlah  dan  macam  obat  berdasarkan  Daftar  Obat  Esensial
menggunakan  nama  generik,  dengan  perencanaan  yang  tepat.
- Pengadaan  dalam  jumlah  besar  (bulk  purchasing).
- Pembelian  yang  transparan  dan  kompetitif.
- Sistem  audit  dan  pelaporan  dari  kinerja  pengelolaan.
Penerapan  Peraturan  Pemerintah  Nomor  38  tahun  2007  tentang  Pembagian  Urusan
Pemerintahan  antara  Pemerintah,  Pemerintahan  Daerah Propinsi,  dan  Pemerintah  
Daerah Kabupaten/Kota membawa implikasi  terhadap  organisasi kesehatan di propinsi,
kabupaten  maupun  kota.  Demikian  pula  halnya  dengan  organisasi  pengelolaan  obat,
masing-masing  daerah  kabupaten  /  kota  mempunyai  struktur  organisasi  dan  kebijakan
sendiri  dalam  pengelolaan  obat.  Dimana  hal  ini  membuka  berbagai  peluang  terjadi
perbedaan  yang  sangat  mendasar  di  masing-masing  Kabupaten/Kota  dalam
melaksanakan  pengelolaan  obat.
Siklus distribusi obat dimulai pada saat produk obat keluar dari pabrik atau distributor, dan
berakhir pada saat laporan konsumsi obat diserahkan kepada unit pengadaan. Distribusi
obat  yang  efektif  harus  memiliki  desain  sistem  dan  manajemen  yang  baik  dengan  cara
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
6
antara  lain:  menjaga  suplai  obat  tetap  konstan,  mempertahankan  mutu  obat  yang  baik
selama  proses  distribusi,  meminimalkan  obat  yang  tidak  terpakai  karena  rusak  atau
kadaluarsa  dengan  perencanaan  yang  tepat  sesuai  kebutuhan  masing-masing  daerah,
memiliki  catatan  penyimpanan  yang  akurat,  rasionalisasi  depo  obat  dan  pemberian
informasi untuk memperkirakan kebutuhan obat.
Dengan  adanya  desentralisasi  diharapkan  kabupaten/kota  maupun  provinsi  dapat
mencukupi  kebutuhan  obatnya  masing-masing.  Pemerintah  pusat  dalam  hal  ini
Departemen  Kesehatan  hanya  memback-up  manakala kabupaten/kota  maupun provinsi
tidak  dapat memenuhi kebutuhannya. DOEN    merupakan dasar untuk perencanaan dan
pengadaan  obat   baik  di  daerah  (kabupaten  /  kota  /  provinsi)  dan  tingkat  pusat.
Untuk pengelolaan dan penggunaan obat khusus (spesialistik) dalam mengatasi keadaan
tertentu,  pemerintah  c.q.  Direktorat  Jenderal  Bina  Kefarmasian  dan  Alat  Kesehatan,
Departemen  Kesehatan  RI  dapat  memasukannya  melalui  jalur  khusus  (special  acces
s c h e m e )   s e s u a i   d e n g a n     K e p u t u s a n   M e n t e r i   K e s e h a t a n   N o m o r   :
1379.A/Menkes/SK/XI/2002.
4. Komunikasi,  Informasi  dan  Edukasi  (KIE)
KIE  mengenai obat  esensial  merupakan suatu  prasyarat  untuk  mendorong penggunaan
obat  dan  penulisan  resep  yang  rasional  oleh  tenaga  kesehatan.
KIE  kepada  tenaga  kesehatan  dan  masyarakat dalam  rangka  peningkatan  penggunaan
obat yang rasional perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara terus-menerus  melalui jalur
berikut:
a. Instansi  Pemerintah  /  Swasta
b. Organisasi  Profesi  yang  terkait
c. Kurikulum  pendidikan  tenaga  kesehatan
d. Jalur  lain  yang  memungkinkan
Setiap obat yang tercantum  dalam DOEN harus disertai dengan informasi  yang akurat dan
obyektif  sehingga  dapat  dimengerti  oleh  tenaga  kesehatan.  Informasi  tersebut  meliputi
indikasi,  kontraindikasi,  dosis,  cara  penggunaan,  peringatan  perhatian,  efek  samping,
interaksi  obat  dan  bentuk  sediaan.
5. Penelitian  dan  Pengembangan
Penelitian  dan  pengembangan  dilakukan  untuk  menunjang  proses  penyusunan  dan
penyempurnaan  DOEN.  Penel i tian  dan  pengembangan  tersebut  di laksanakan
sejalan  dengan  perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  kesehatan  dalam
bidang  kedokteran,  farmasi,  epidemiologi,  dan  pendidikan.  Hasil  penelitian  dan
p e n g e mb a n g a n   d i g u n a k a n   s e b a g a i   ma s u k a n   d a l a m  p r o s e s   r e v i s i   d a n
penyempurnaan DOEN secara berkala.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
7
6. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan  dan  evaluasi  dilakukan  untuk  menunjang  keberhasilan  penerapan
DOEN  mel al ui   mekani sme  pemantauan  dan  eval uasi   kel uaran  dan  dampak
penerapan  DOEN  yang  sekaligus  dapat  mengidentifikasi  permasalahan  potensial
dan strategi penanggulangan yang efektif.
Hal  ini  dapat  dicapai  melalui  koordinasi,  supervisi,  pemantauan  dan  evaluasi
penerapan  DOEN  oleh  Departemen  Kesehatan.  Pemantauan  dan  evaluasi  tersebut
dilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.
7. Revisi DOEN
DOEN  perlu  direvisi  dan  disempurnakan  secara  berkala.  Revisi  tidak  hanya  untuk
menyesuaikan  dengan  kemajuan  ilmu  pengetahuan,  tetapi  juga  untuk  kepraktisan
dalam  penggunaan  dan  penyerahan  yang  disesuaikan  dengan  tenaga  kesehatan  dan
sarana pelayanan kesehatan yang ada.
Penyempurnaan  DOEN  dilakukan  secara  terus  menerus  dengan  usulan  materi  dari
unit  pelayanan  kesehatan,  pendidikan,  dan  penelitian  kesehatan,  baik  pemerintah
maupun  swasta,  disampaikan  kepada  Direktorat  Jenderal  Bina  Kefarmasian  dan
Kesehatan,  Departemen  Kesehatan  Republik  Indonesia.  Revisi  DOEN  dilaksanaka
secara periodik setiap 3 (tiga) tahun.
8. Jaga Mutu
Jaga  mutu  obat  menyeluruh  yang  meliputi  tahap  pengembangan  produk,  Cara
Pembuatan  Obat  yang  Baik  (CPOB),  monitoring  mutu  obat  pada  rantai  distribusi  dan
penggunaannya,  merupakan  elemen  penting  dalam  penerapan  konsep  obat  esensial.
9. Resistensi  Antibiotik
Resistensi  antibiotik  makin  meningkat  terutama  pada  antibiotik  esensial  lini  pertama,
yang  relatif  murah  harganya.  Keadaan  ini  dinilai  sangat  membahayakan,  karena  pada
akhirnya    dunia  kesehatan  akan  kehilangan  antibiotik  yang  masih  peka  dan  potensial
untuk  memerangi  penyakit-penyakit  infeksi  yang  baru  muncul  (emerging)  maupun
muncul  kembali  (reemerging).  Penyebabnya  karena  penggunaan  antibiotik  yang  tidak
rasional,  baik  oleh  tenaga  kesehatan  maupun  penderita.
Untuk  mengatasi  masalah  resistensi  antibiotik  diperlukan  upaya-upaya  :
a. Menyelenggarakan  surveilans  pola  resistensi  mikroba  sehingga  diperoleh  pola
resisten  bakteri   terhadap  antibiotik.
b. Menyelenggarakan  surveilans  pola  penggunaan  antibiotik.
Penyelenggara surveilans pola penggunaan antibiotik adalah institusi penelitian dan
rumah sakit, Puskesmas, Dinas Kesehatan serta institusi kesehatan, pendidikan dan
penelitian  lain.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
8
c. Mengendalikan  penggunaan  antibiotik  oleh  petugas  kesehatan  dengan  cara
memberlakukan kebijakan penulisan resep antibiotik secara bertahap sesuai dengan
keadaan penderita dan penyakit yang dideritanya, dengan pilihan mulai dari antibiotik
lini  pertama,  kedua,  ketiga  dan  antibiotik  yang  sangat  dibatasi  penggunaannya.
d. Menyelenggarakan  komunikasi,  informasi  dan  edukasi  kepada  semua  pihak  yang
menggunakan antibiotik baik petugas kesehatan maupun penderita atau masyarakat
luas  tentang  cara  menggunakan  antibiotik  secara  rasional  dan  bahaya  yang
ditimbulkan  akibat  penggunaan  antibiotik  yang  tidak  rasional.
10. Obat  Sumbangan
Sumbangan  atau  donasi  obat  dari  suatu  negara,  lembaga  swasta  internasional  atau
lembaga  donor  internasional  dapat  menunjang pelayanan  kesehatan  masyarakat suatu
negara  yang  membutuhkan.  Dalam  pelaksanaannya,  donasi  obat  harus  memenuhi
persyaratan seperti yang tercantum  dalam Pedoman WHO untuk Sumbangan Obat  (WHO
Guidelines  for  Drug  Donation  1999).  Pelayanan  kesehatan  yang  digunakan  harus
memenuhi  pedoman/standar  yang  berlaku.  Pedoman  tersebut  mencakup  ketentuan-ketentuan  tentang  pemilihan  obat,  mutu obat  dan  masa berlaku  obat,  pengemasan  dan
pemberian  label,  informasi  dan  pengelolaan.
Empat  prinsip  utama  obat  donasi  adalah  :
a. Donasi  obat  harus  memberikan  manfaat  maksimal  bagi  negara  penerima.
b. Memahami  kebutuhan  dan  menghormati  otoritas  negara  penerima.
c. Tidak  menggunakan  standar  ganda  bagi  mutu  obat  yang  didonasikan.
d.   Adanya  komunikasi  yang  efektif  antara  negara  donor  dan  penerima.
Obat sumbangan yang diterima sebaiknya sesuai dengan DOEN. Agar penyediaan obat
dan perbekalan kesehatan dapat membantu pelaksanaan kesehatan, maka jenis  obat dan
perbekalan  kesehatan  harus  sesuai  dengan  pola  penyakit  di  Indonesia.
Untuk  obat  yang  belum  terdaftar  di  Indonesia  maka pemasukan  obat  bantuan  harus  melalui
mekanisme memasukannya melalui jalur  khusus (special acces scheme) sesuai dengan
peraturan  yang  berlaku.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
9
B.  Terminologi
1. Isi dan Format DOEN
a. DOEN Rumah Sakit sama  dengan DOEN untuk seluruh  unit pelayanan kesehatan
b. Satu jenis  obat dapat dipergunakan dalam beberapa bentuk sediaan dan satu bentuk
sediaan dapat terdiri dari beberapa jenis kekuatan.
c. Dalam DOEN, obat dikelompokkan berdasarkan kelas, subkelas dan kadang-kadang
sub-subkelas  terapi.  Dalam  setiap  subkelas  atau  sub-subkelas  terapi  obat  disusun
berdasarkan abjad nama obat.
2. Tata Nama
a. Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope Indonesia  edisi terakhir .  Jika tidak
ada  dalam  Farmakope  Indonesia  maka  digunakan  International  Non-proprietary
Names (INN) nama generik yang diterbitkan WHO.
b. Obat yang sudah lazim  digunakan dan tidak  mempunyai nama INN  (generik)  ditulis
dengan nama lazim, misalnya : garam oralit.
c. Obat  kombinasi  yang  tidak  mempunyai  nama  INN  (generik)  diberi  nama  yang
disepakati  sebagai  nama  generik  untuk  kombinasi  dan  dituliskan  masing-masing
komponen zat berkhasiatnya disertai kekuatan masing-masing komponen.
d. Untuk  beberapa  hal  yang  dianggap  perlu  nama  sinonim,  dituliskan  diantara  tanda
kurung.
3. Pengertian dan Singkatan
a. Pengertian
(1) Bentuk sediaan
Bentuk  sediaan  adalah  bentuk  obat  sesuai  proses  pembuatan  obat  tersebut
dalam  bentuk  seperti  yang  akan  digunakan,  misalnya :  tablet  salut  enterik,  injeksi
intravena dan sebagainya.
(2) Kekuatan sediaan
Kekuatan sediaan adalah kadar zat berkhasiat dalam sediaan obat jadi.  Untuk
kekuatan sediaan dalam bentuk garam atau esternya, maka garam atau ester
tersebut  dicantumkan dalam tanda  kurung, misalnya: etambutol tablet  250 mg
(hidroklorida).  Sedangkan  untuk  kekuatan  kandungan  zat  berkhasiatnya  saja,
maka nama  garam  atau  ester  yang  ditulis  dalam  tanda  kurung  akan  didahului
dengan kata sebagai, misalnya: klorokuin tablet 150 mg (sebagai fosfat).
(3) Kemasan
Kemasan  adalah  wadah  terkecil  yang  berhubungan  langsung  dengan  obat.
.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
10
(4) Besar  kemasan
Besar kemasan  adalah  jumlah  satuan  sediaan  atau  kemasan  terkecil  dalam  satu
kemasan  standar,  misalnya  kotak  100  vial.
b. Lain-lain
(1) Penulisan informasi pada kolom restriksi dimaksudkan untuk obat-obat dengan
pemakaian  sebagai  berikut  :
(a). diperlukan  pemantauan  terhadap  kemungkinan  timbulnya  efek  samping
(b). pembatasan  indikasi
(c). terbatas  untuk  kasus-kasus  tertentu
(d). diperlukan  monitoring  ketat  atau  pertimbangan  medis
(e). diperlukan  perhatian  terhadap  sifat/cara  kerja  obat
(f). diperlukan  cara  atau  perlakuan  khusus
(g). diperlukan  fasilitas  tertentu
(h). dikombinasikan  dengan  obat  lain
(i). di  daerah-daerah  tertentu  (daerah  endemis)
(j). pemakaian  sesuai  program  dibidang  kesehatan.
(2) Penulisan  istilah  teknis  atau  kata-kata  bahasa  asing  digunakan  huruf  miring.
(3) Daftar obat nasional merupakan daftar obat yang digunakan untuk   rumah  sakit.
(4) Pemaparan  DOEN  untuk  Puskesmas  dalam  kertas  berwarna  merah.
c. Singkatan
amp : ampul
btl : botol
bls : blister
ih : inhalasi
inj : injeksi
inj  dlm  minyak : injeksi  dalam  minyak
inj  i.a. : injeksi  intraarteri
inj  infiltr : injeksi  infiltrasi
inj  i.k. : injeksi  intrakutan
inj  i.m. : injeksi  intramuskular
inj  i.v . : injeksi  intravena
inj  p.v . : injeksi  paravertebral
inj  s.k. :  injeksi  subkutan
kapl : kaplet
kaps : kapsul
ktk : kotak
ktg : kantong
lar :  larutan
lar  rektal : larutan  rektal
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
1 1
lar  infus : larutan  infus
OAT : obat  antituberkulosis
serb : serbuk
serb  aktif :  serbuk  aktif
serb  inj  : serbuk  injeksi
serb  inj  i.v . : serbuk  injeksi  intravena
serb  kering : serbuk  kering
sir :  sirup
sir  kering : sirup  kering
sup : supositoria
susp : suspensi
tab  : tablet
tab  kunyah : tablet  kunyah
tab  salut : tablet  salut
tab  salut  enterik : tablet  salut  enterik
tab  scored  : tablet  dengan  tanda  belah
tab  sublingual : tablet  sublingual
tab  vagina : tablet  vaginal
tts : tetes
tts  mata : tetes  mata
tts  telinga : tetes  telinga
C.  Proses  Pembaharuan  Revisi
Pembahasan bukan hanya dari usulan yang masuk, tetapi mengkaji seluruh obat dalam DOEN
2005.  Hal  ini  dilakukan  mengingat  perkembangan  ilmu  kedokteran  yang  belum  tertampung
di  dalamnya.  Hal ini  terlihat  dari  berbagai  pembatasan  yang  berlaku  10  (sepuluh)  tahun  yang  lalu,
sekarang  ini  sudah  bukan  lagi  pembatasan,  contohnya  penggunaan  obat  kanker.
Tim  ahli dan konsultan bekerja bersama dalam pembahasan yang dibagi dalam beberapa kali
pembahasan berdasarkan kelas terapi. Konsultan terutama yang bertanggung jawab atas data
EBM,  telah  bekerja  sesuai  dengan  kompetensi.  Selain  informasi  dari  konsultan  dan  tim  ahli,
sekretariat  mendukung dengan  informasi  dari  Cochrane  review  dan  WHO Library.  Dari  proses  ini,
meski informasi  EBM  belum  sepenuhnya  berlaku,  namun  pembahasan  tidak  lagi  hanya  berdasar
pembuktian  tingkat  ke-4,  pendapat  ahli  semata. 
Pemahaman   konsep  DOEN, mulai disosialisasikan  kembali.  Rupanya pemahaman  konsep  obat
esensial mulai luntur  dan penjelasan tentang  hal ini  sangat dihargai. Beberapa perumpamaan
muncul untuk mempermudah pengertian atau konsep obat esensial. Obat esensial adalah lantai
bukan langit-langit,  diterjemahkan dari :  Essential Medicine is  a floor  not a ceiling  (WHO  TRS
946). Obat esensial adalah kebutuhan minimal dalam pelayanan kesehatan. Suatu obat adalah
esensial  jika  anda  tidak  dapat  berbuat  tanpa  obat  tersebut  (Y ou  can't  do  without  it).  Dengan
pemahaman  ini,  persoalan  yang    muncul  kemudian  yaitu  masalah  perbedaan  persepsi  dan
pengertian obat program. Perbedaan persepsi obat esensial dan obat program akan berakibat
pada proses pengadaan obat, baik dari program dan maupun oleh Pelayanan Kesehatan Dasar
(PKD). Untuk mengatasi hal ini telah disepakati, akan dilakukan sosialisasi dan perlu kebijakan
khusus  dari  Departemen  Kesehatan  terkait  dengan  obat  esensial  dan  obat  program.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
12
Dalam proses  revisi,  sejak  awal  telah  direncanakan  akan  memberikan perhatian  pada  obat  untuk
anak.  Kebijakan  ini  bukan  dimaksudkan  semata-mata  agar  selaras  dengan  kebijakan  global,
namun Indonesia yang konsisten memperjuangkan penurunan angka kematian bayi dan anak,
membutuhkan  penekanan  hal  ini.  Keterlibatan  4  orang  dokter  spesialis  anak,  memberikan
kontribusi cukup untuk hal ini. Demikian pula keterlibatan staf Direktorat Bina Kesehatan Anak,
dan  direktorat  lain,  sangat  intensif.  Penambahan  beberapa  obat  untuk  anak  dengan  bentuk
sediaan  khusus  anak,  seperti  karbamazepin  disediakan  dalam  bentuk  sirop.
Pada  pembahasan  terakhir  yaitu  Rapat  Pleno  untuk  pengesahan,  telah  disepakati  78  obat
dihapus dari DOEN 2005 dan 48 ditambah ke dalam DOEN 2008. Perubahan formulasi (bentuk
sediaan, kekuatan dan kemasan) terjadi   pada   21 obat. T erdapat 33 obat yang diberi catatan
perlu diadakan oleh pemerintah melalui cara-cara yang sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
Sehingga  jumlah  total  obat  yang  ada  dalam  DOEN  2008  adalah  323  item  obat.
1. Proses  revisi
Proses  revisi  dimulai  dengan  mengirimkan  surat  kepada  institusi  pelayanan  kesehatan
(rumah  sakit  tipe  A,  B,  C,  puskesmas)  pemerintah  maupun  beberapa  swasta  terpilih,
pemegang  program  pengobatan  di  lingkungan  Departemen  Kesehatan  dan  organisasi
profesi. Setelah 3 bulan pengiriman, dari sejumlah 1 14 instansi  yang diberikan surat, 25
instansi  memberikan jawaban.  Dari  jawaban  tersebut  3  memberikan jawaban  tidak  ada
usulan, 22    jawaban  untuk menambahkan, dan tidak  ada usulan untuk menghapus obat
dari  DOEN.  Meskipun  dalam  surat  permintaan  sudah  diberitahukan  bahwa  pengusulan
harus  memberikan  data  pendukung  dan  kegunaan,  namun  hanya  10    usulan  yang
memberikan data  pendukung.  Selain  usulan  dari  instansi,  tim  ahli  dan  konsultan,  dapat
memberikan  usulan  dengan  data  pendukung.
T ata cara   ini merupakan acuan dalam pelaksanaan revisi DOEN pada tahun 2008 yang
sangat  diperlukan  dalam  terwujudnya  proses  transparansi  dan  akuntabiltias.  Acuan  ini
berisi  kepanitiaan,  penetapan  kriteria    proses  rekruitmen  anggota  tim  ahli  revisi  DOEN,
tugas  dan  kewajiban  anggota  tim  ahli  revisi  DOEN,  proses  revisi,  jenis  dan
penyelenggaraan  rapat  pembahasan  dan  cara  penyebarluasan  DOEN.
2. Kepanitiaan
a. Organisasi
(1). Struktur organisasi berbentuk Komite Nasional Daftar Obat Esensial (KomNas
DOEN),  terdiri  dari  :
(a). Tim  ahli
(b). Konsultan
(c). Pengelola  Program  dan
(d). Sekretariat Pelaksana
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
13
(2). Keanggotaan  KomNas  DOEN  bersifat  tetap  sampai  terbentuk  komite  pada
revisi DOEN berikutnya. KomNas DOEN   disahkan melalui SK Menkes dengan
mencantumkan tugas-tugasnya.
(3). Nama anggota tim ahli dan konsultan yang terpilih disusun sesuai abjad ditulis
tanpa  gelar,  hanya  dibedakan  dokter,  dokter  umum,  dokter  spesialis  atau
apoteker.
(4). Tidak  semua  kelas  terapi  membutuhkan  ahli  yang  harus  tercantum  dalam
KomNas DOEN.
(5). Jika  diperlukan,  dapat  diundang  seorang  ahli  di  bidangnya  untuk    menjadi
narasumber yang  memberikan pandangannya dalam proses revisi  tetapi  tidak
termasuk  dalam  tim  ahli  dan  konsultan  serta  tidak  ikut  serta  dalam
pengambilan keputusan.
(6). Tugas tim ahli dan konsultan tercantum dalam SK sebagai berikut :
(a). Tim  ahli  bertugas  melakukan  evaluasi  obat  dalam  DOEN  2005  dan
menilai usulan  obat  yang  akan  dimasukkan  dan/atau  dikeluarkan  dari/ke
dalam DOEN 2008.
(b). Konsultan bertugas memberikan masukan teknis  /  ilmiah  yang diperlukan
tim ahli.
(c). Ti m  ahl i   dan  konsul t an  bersama-sama  member i kan  dukungan
teknis / ilmiah kepada Departemen Kesehatan melalui Direktorat Jenderal
Bina  Kefarmasian  dan  Alat  Kesehatan  dalam  penerapan  DOEN  secara
nasional  serta  membantu  Direktorat  Bina  Penggunaan  Obat  Rasional
dalam penerapan kebijakan DOEN.
(7). Pengelola  program  adalah  wakil  dari  direktorat  di  lingkungan  Departemen
Kesehatan yang mempunyai program pengobatan / pengadaan obat.
(8). Pelaksana  adalah  Direktorat  Bina  Penggunaan  Obat  Rasional,  Direktorat
Jenderal  Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan.
b. Proses pemilihan anggota Tim  Ahli dan Konsultan
(1).  Persyaratan anggota Tim  Ahli dan Konsultan :
(a). Memiliki integritas dan standar profesional tinggi.
(b). Anggota  tim  ahli  dan  konsultan  adalah  klinikus  dari  berbagai  bidang
spesialisasi,  farmakologi  (klinik),  dokter  gigi,  apoteker,  dokter  umum  /
puskesmas.
(c). Demi  memperoleh  tim  ahli  yang  profesional  dan  tidak  berpihak,  maka
y a n g   b e r s a n g k u t a n   s u p a y a   t i d a k   mewa k i l i   a s o s i a s i   p r o f e s i ,
departemen/bagian  di  rumah  sakit,  atau  jabatan  lain  yang  potensial
menimbulkan konflik.
(d). Menyatakan kesediaan secara tertulis.
(e). Bersedia menandatangani formulir  berkaitan dengan konflik kepentingan.
Namun,  orang  yang  memi l i ki   konfl i k  kepenti ngan  masi h  dapat
dipertimbangkan oleh tim menjadi anggota tim ahli, bila dinilai oleh panitia
dapat menjaga integritasnya.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
14
(2).  Proses  rekrutmen  anggota  Tim  Ahli  dan  Konsulta
(a). Sekretariat    menyampaikan  permintaan  kesediaan  tertulis  dari  yang
bersangkutan  disertai  permohonan  ijin  kepada  atasan,  yang  dilakukan  1
(satu)  bulan  sebelum  rapat  perdana  revisi  DOEN.
(b). Yang bersangkutan menyatakan kesediaan tertulis  1 (satu)  minggu setelah
mendapat  surat  permintaan  tersebut  diatas,  yang  disertai  pernyataan
tentang  konflik  kepentingannya.
(c). Surat  permintaan  kesediaan  berisi  :
 Uraian  tugas  tim  ahli.
 Jadwal  pembahasan  materi  yang  harus  dihadiri  yang  bersangkutan.
3.  Cara  revisi  DOEN
a. Pengusulan
Proses revisi diawali dengan   pengiriman   surat permintaan   usulan tertulis   kepada
unit  pelayanan  kesehatan    (RS  Pendidikan,    RS  Khusus,    RS  Propinsi,    RS  TNI-POLRI,       RS Swasta terpilih, RS Kabupaten terpilih, Puskesmas Rawat Inap), Dinas
Kesehatan  Propinsi  yang  mewakili,  puskesmas  dan  pengelola  program  (direktorat
terkait di lingkungan Depkes). Surat permintaan dikirim oleh pelaksana 3 (tiga) bulan
sebelum  rapat  perdana.
b. Kompilasi  usulan
Pelaksana  melakukan  kompilasi  usulan  yang  masuk  dan  dikelompokkan  sesuai
dengan  kelas  terapi.  Dilakukan  dalam  waktu  1  (satu)    bulan  setelah  tanggal  batas
usulan  masuk.
c. Materi  revisi
Materi revisi adalah matriks yang menyandingkan DOEN WHO edisi terakhir , DOEN
terdahulu  dan usulan hasil kompilasi. Materi revisi    akan diserahkan kepada tim  ahli 1
(satu)  minggu  sebelum  rapat  pembahasan  teknis.
d. Kriteria  pembahasan
Usulan  yang  akan  dibahas  hanyalah  usulan  yang  disertai  alasan  dan  bukti  ilmiah
(evidence)  yang  lengkap.
e. Cara  pembahasan  materi  revisi
(1).  Revisi  dapat  berupa  semua   atau  salah  satu  proses  berikut
(a). Hanya  mengkaji  usulan  yang  masuk.  Menolak  dan  menerima  usulan
(b). Mengkaji  seluruh  DOEN  dan  usulan  yang  masuk.  Menghapus  dan
menambahkan  obat  esensial  baik  dari  usulan  atau  dari  anggota  tim  ahli  dan
konsultan.
(2).  Jenis  rapat  pembahasan
(a). Rapat  Perdana  berisi  tentang  :
 Penjelasan  tentang  pengertian  obat  esensial  (batasan,  kriteria,  jumlah
obat  esensial  yang  ideal  dalam  DOEN  dan  lain-lain).
 Implementasi  DOEN (kaitan  dengan  obat  program,  acuan  pengadaan
obat  PKD,  DPHO-ASKES  dan  lain-lain).
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
15
 T ata cara revisi DOEN.
 T ata  cara  pembahasan  teknis  (penyiapan  draft  revisi  DOEN)  dan
pleno.
 Peserta  rapat  :  tim  ahli,  konsultan,  pengelola  program,  pelaksana
kegiatan revisi DOEN.
(b). Rapat-rapat pembahasan teknis 
 Merupakan rapat-rapat pembahasan materi revisi.
 Membahas  usulan  penambahan/pengurangan  obat  esensial  dari
unit  pelayanan  kesehatan  (kompilasi  usulan  dari  berbagai  institusi
pelayanan kesehatan dan DOEN 2005 disediakan oleh pelaksana).
 Mencermati  secara  khusus  obat  yang  diusulkan  di  luar  daftar  obat
esensial  WHO yang harus dipertimbangkan secara seksama.
 Usulan  memasukkan  suplemen  makanan  ke  dalam  DOEN  tidak
akan dipertimbangkan.
 Apabila  tim  ahli  tidak  dapat  mengambil  keputusan  pada  suatu
masalah, maka dapat mengundang narasumber di luar tim ahli.
 Peserta rapat :
o Tim ahli
o Konsultan
o Pengelola program Departemen Kesehatan terkait dan
o Narasumber terkait.
 Hasil rapat pembahasan teknis adalah draft revisi DOEN.
(c). Rapat Pleno
 Berfungsi untuk    menyepakati, mengesahkan dan mensosialisasikan
draft revisi DOEN.
 Pimpinan sidang adalah ketua tim ahli.
 Pengesahan draft DOEN menjadi DOEN revisi  baru, dilakukan oleh
Dirjen  Bina  Kefarmasian  dan    Alat  Kesehatan    Departemen
Kesehatan   atau  yang  mewakili.
 Hasil  pengesahan  rapat  pleno  tidak  dapat  diubah  selain  revisi
redaksional.
 Peserta rapat  pleno selain  mereka yang  berfungsi sebagai  pengambil
keputusan di institusi masing-masing juga diharapkan berperan aktif
dalam  penyebarluasan  DOEN.
 Peserta  rapat  pleno  adalah
o Peserta  rapat  perdana
o Peserta  rapat  pembahasan  teknis
o Komite  medik  RS  pendidikan,  Rumah  Sakit  TNI-POLRI,  RS
Swasta  terpilih  dan  rumah  sakit  lain  yang  memberi  usulan  revisi
o Fakultas  Kedokteran
o Fakultas  Farmasi
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
16
o Sekolah Tinggi Keperawatan
o Dinas Kesehatan Propinsi yang memberikan usulan revisi
o Organisasi profesi (IBI, IDI, PPNI, ISFI, Ikatan ahli/spesialis)
o Industri farmasi (BUMN dan GP Farmasi)
4. Penjelasan Perubahan Obat
Perubahan obat  dalam  DOEN 2008  baik  nama  generik  atau  formulasinya,  berdasarkan
kelas terapi adalah sebagai berikut :
1. Analgesik, Antipiretik, Antiinflamasi Nonsteroid, Antipirai
1.1. Analgesik Narkotik
Sufentanil  inj  dalam  bentuk  sitrat  50  mcg/ml,  dikeluarkan  dari  daftar,  karena
kelangkaan ketersediaan di pasaran.
1.2. Analgesik Non Narkotik
Metampiron inj  i.m.  250 mg/ml dikeluarkan dengan alasan keamanan, dimana
bentuk  injeksi  dapat  menyebabkan  syok  anafilaktik.  Sementara  itu  usulan
menambahkan  ketoprofen  sup  100  mg  dan  parasetamol  sup  120  mg,
240  mg  dapat  diterima,  mengingat  ketoprofen  sup  digunakan  untuk  pasien
pasca  operasi  yang  belum  bisa  menerima  pemberian  obat  secara  oral  dan
tidak  mengiritasi  lambung.  Sedangkan  parasetamol  sup  dibutuhkan  untuk
kasus  kejang  demam,  pasca  operasi  pada  anak,  sesuai  dengan  tatalaksana
kesehatan  pada  anak.  Ketersediaan  dan  pengadaan  parasetamol  sup
dibatasi hanya sampai tingkat rumah sakit kabupaten.
1.3. Antipirai
Kolkhisin  tab  500  mcg,  sejak  awal  sudah  tercantum  dalam  DOEN.  Namun
dengan  munculnya  banyak  obat  NSAID,  dinilai  efikasinya  tidak  jauh  berbeda
dengan  NSAID  yang  lain,  sedangkan  keamanannya  justru  lebih  rendah
dibanding  NSAID. Maka kolkhisin  dikeluarkan  dari  DOEN. WHO Model List  2007
pun tidak mencantumkan kolkhisin lagi.
2. Anestetik
2.1. Anestetik Lokal
Diusulkan lidokain  injeksi  5% + glukosa 7,5 %, amp 2 ml, untuk masuk dalam
DOEN,  khususnya  untuk  anestesi  spinal,  terutama  di  daerah  yang  sukar
mendapatkan  bupivakain.  Selain  itu,  efek  toksik  terhadap  jantung  lebih  kecil.
Lidokain  inj  1%  (HCl)  +  epinefrin  1  :  200.000  kemasan  20  dan  30  ml
dikeluarkan  dari  DOEN,  karena  kemasan  dinilai  terlalu  besar,  sehingga  akan
mempermudah kontaminasi jika digunakan berulang.
2.2. Anestetik Umum Dan Oksigen
Usulan  isofluran  cairan  ih  lar .  3  -  3,5  %,  btl  250  ml  diterima  dalam  DOEN
karena  memiliki  kelebihan  terhadap  jantung  dan  digunakan  untuk  keadaan
pasien  tertentu.  Selain  itu  midazolam  inj  i.v .  1  mg/ml    dan  inj  i.v .  5  mg/ml,
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
17
merupakan  obat  terpilih  pada  pasien  sangat  gawat,  sebagai  sedativa  dan
hipnotika, pra anestesi. Sementara itu enfluran cairan ih, btl 250 ml dikeluarkan
dari  daftar    dengan  alasan  kurang  menguntungkan  jika  dibanding  dengan
penggunaan  isofluran  dan  halotan.  Sedangkan  thiopental  serb  inj  i.v .  1000
mg/amp,  mengingat  ketersediaan  di  pasaran,  dikeluarkan  dari  daftar.
5.     Antiepilepsi  -  Antikonvulsi
Usulan penambahan bentuk sirop dan tablet kunyah sediaan untuk pasien anak diterima.
Sehingga dalam  DOEN ini  tercantum  fenitoin  sirup  50  mg/5 ml, karbamazepin  100  mg/5 ml,
btl 120 ml, tab kunyah 100 mg. Fenobarbital tab 50 mg ditambahkan dalam DOEN karena
sangat  diperlukan.
6.     Antiinfeksi
Dalam  beberapa  kali  revisi,  selalu  masuk  usulan  untuk  memasukkan  sefalosporin,      
namun  baru  pada  revisi    kali  ini  KomNas  DOEN,  memberi  tempat  kepada  sefazolin,      
dengan  pembatasan  khusus  penggunaan  yaitu  pada  profilaksis  bedah  inj  1  g/vial.
Sefazolin  merupakan  obat  terpilih  sebagai  profilaksis  bedah  untuk  mencegah            
terjadinya  infeksi  luka  operasi.  Hal  yang  sama  terjadi  pada  seftriakson  inj  1  g/vial,              
yang  merupakan  obat  pilihan  untuk  meningitis  dan  digunakan  untuk  demam  tifoid              
berat  yang  resisten  dengan  kloramfenikol.  Penundaan  masuknya  antimikroba  
sefalosporin  ini,  lebih  disebabkan  terjadinya  perkembangan  resistensi  antimikroba          
yang  sangat  pesat,   khususnya  di  RS.
Tim  ahli  sepakat  untuk  menerima  usulan  penambahan  vankomisin  inj  500  mg,  untuk
mengatasi infeksi  MRSA  (methicilin  resistant  S.  aureus),  suatu  infeksi  nosokomial  yang
serius.   Amfoterisin*)    inj.  i.v .,  vial  50  mg diusulkan  dan    diterima  masuk dalam  DOEN,
karena merupakan satu-satunya obat antifungi sistemik, terutama  untuk mengatasi infeksi
jamur  di  paru-paru.  Dalam  daftar  diberi  tanda  *)  yang  berarti  ”membutuhkan  keahlian
khusus dalam penggunaannya”.
Untuk  kelompok  antiamuba  ditambahkan    diloksanid  furoat  tab  500  mg,  mengingat
perlunya  pengobatan  kista  yang  tidak  menunjukkan  gejala.  Dalam  hal  antimalaria
ditambahkan  artesunat  inj  i.v/i.m  60  mg/ml    yang  efikasinya  dinilai  ebih  baik  dibanding
artemether inj,  meskipun dari segi pemakaian artemether lebih  praktis terutama  untuk di
Puskesmas.  Pada  kelompok  antivirus  protease  inhibitor  ditambahkan    tablet  lopinavir
karena  sangat  dibutuhkan  untuk  HIV/AIDS,  walau  harganya  mahal.  Dalam  hal  obat
ant i t uber kul osi s,   sel ai n  di sedi akan  beber apa  obat   dal am  bent uk  t unggal ,
dicantumkan beberapa kombinasi untuk kepentingan program. Namun, dalam hal   bentuk
sediaan  diserahkan  kepada  kebutuhan  program,  apakah  berbentuk  FDC  (fixed  dose
combination)    atau  kombipak.  Sediaan  tunggal  masih  dipertahankan  untuk  digunakan
dalam  pelayanan  kesehatan  yang  belum  melaksanakan program  direct  observed  treatment
shortcourse  (DOTS).
8.     Antineoplastik,  Immunosupresan  dan  Terapi  Paliatif
Klormetin  dan  levamisol  dikeluarkan  dari  DOEN,  karena  tidak  lagi  digunakan  sebagai
antikanker  mengingat  efikasi  dan  keamanannya.  Oleh  tim  ahli  diusulkan  dan  diterima
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
18
penambahan daunorubisin HCl serbuk inj  50 mg, klorambusil tablet  2 mg dan melfalan tab  
2 mg. Daunorubisin merupakan pengobatan utama pada Leukemia Limfositik Akut yang
banyak ditemukan pada anak-anak. Klorambusil harganya murah , terdaftar di Indonesia
dan  sesuai  dengan  WHO  Model  List.    Melfalan  merupakan  obat  murah  dan  sangat
diperlukan  dalam  pengobatan  multiple  myeloma.
14.   Obat  Gigi  Dan   Mulut
Dari kelas  terapi  ini  cukup  banyak  obat  yang  dinilai  sudah  obsolet,  bahkan  penggunaannya
sudah tidak  diajarkan lagi  di Fakultas Kedokteran Gigi, seperti preparat sulfa cones  dan
pasta  iodoform.  Ada  pula  yang  menimbulkan  masalah  pencemaran  lingkungan,  seperti
penggunaan  amalgam,  oleh  karena  itu  disepakati  bahwa  amalgam  diganti  dengan
komposit.
17.   Obat  Kardiovaskuler
Pada  kelas  terapi  ini  dilakukan  beberapa  perubahan  tempat  subkelas  terapi  atau
dikeluarkan karena tidak  lagi  diproduksi dan tidak  tersedia  di pasaran seperti prokainamid,
reserpin, kuinidin. Pada subkelas terapi antiaritmia ditambahkan amiodaron dan digoksin.
Dalam  subkelas  antihipertensi  ditambahkan  injeksi  natrium  nitroprusid,  yang  efikasinya
sangat  baik  untuk  pembedahan  dengan  teknik  hipotensi  dan  septik  syok.
18.   Obat  Topikal
Dari kelas terapi ini banyak obat yang dilkeluarkan terutama karena sudah obsolet antara
lain    gentian  violet,  salep  levertran.  Beberapa  cairan  seperti  lotio  kummerfeldi,  jika
diperlukan,  dapat  dimasukkan  dalam  formularium  rumah  sakit.
T ambahan baru yang  diterima dalam DOEN adalah permetrin sebagai  antiskabies  yang
kurang toksik  bagi anak, menggantikan gameksan. Penambahan lain  adalah liquor  veilli
yaitu  obat  sederhana  yang  efektif  mengatasi  dermatitis  basah.
20.   Larutan  Elektrolit  dan  Nutrisi
Garam oralit  kemasan  1000  ml dikeluarkan  dari  DOEN,    karena  kemasan  terlalu  besar,
kurang  efisien  dalam  penyimpanan  dan  tidak  lagi  menjamin kesegaran  larutan.  Dengan
demikian  hanya  tersedia  kemasan  200  ml.
Dalam hal cairan nutrisi parenteral   yaitu larutan  nutrisi IV , semua dikeluarkan dari DOEN.
KomNas  DOEN,  terutama  tim  ahli  dan  konsultan,  sangat  menyadari  pentingnya  sediaan  ini,
akan tetapi komposisi sediaan yang ada di pasaran bervariasi,   dengan kebutuhan yang
mungkin berbeda. Untuk itu diusulkan agar kebutuhan akan sediaan ini ditampung dalam
formularium  rumah  sakit.
Untuk kepentingan anak dan neonatus dalam kelas terapi ini ditambahkan larutan nutrisi :
glukosa  4%  +  NaCl  0,18%  infus,  dan  natrium  bikarbonat  inj  1,4  %  isotonik.
23. Psikofarmaka
Alprazolam  dikeluarkan  karena  dinilai  tidak  esensial  dan  cenderung  menimbulkan
over  used  dan  ketergantungan.  Dalam  subkelas  terapi  antidepresi  dan  antimania,
diusulkan  penambahan  fluoksetin,  sertralin  dan  paroksetin.  Fluoksetin  kap/tab  10  mg
dan kap/tab 20 mg, diterima untuk pilihan golongan SSRI.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
19
Pada subkelas terapi antipsikosis diusulkan penambahan metilfenidat rasemik (dl) dalam
bentuk  regular  release  dan  extended  release,  untuk  mengatasi  Attention  Deficit
Hyperactive  Disorder  (ADHD).  Meski  bukti  (evidence)  belum  sepenuhnya  mendukung,
namun selama ini  merupakan obat terpilih  untuk ADHD. Penambahan klozapin diterima,
karena merupakan obat terpilih untuk yang sudah resisten terhadap antipsikotik lain. Obat
ini  efektif namun perlu diwaspadai terjadinya  agranulositosis. Pengukuran kadar leukosit
secara  berkala  sebaiknya   dilakukan.
28.    Obat  Telinga,  Hidung  dan  Tenggorokan.
Perubahan bermakna terjadi juga pada obat   tetes telinga, hidung dan tenggorokan, yaitu
pertimbangan  para  ahli  bahwa  pengobatan  infeksi  telinga  tidak  perlu  menggunakan
antibiotik  maupun kortikosteroid.  Selain itu  sediaan  antibiotik  dalam  bentuk  tetes  hidung
atau  telinga  tidak  tercantum  dalam   WHO Model  List  .
D. Penyerbarluasan DOEN 2008
Dalam  rangka  penerapan  konsep  obat  esensial,  maka  DOEN  2008  harus  disebarluaskan  ke
sarana pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia.  Penyebarluasan dapat berupa pencetakan
buku  yang  dikirimkan  ke  sarana  pelayanan  kesehatan  atau  dipublikasikan  dalam  media
elektronik.
BAB II
DAFT AR OBA T ESENSIAL  NASIONAL  2008
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
21
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
BAB II
DAFT AR OBA T ESENSIAL  NASIONAL  2008
1.  ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI
1.1 ANALGESIK NARKOTIK
fentanil inj i.m./i.v . 0,05 mg/ml (sebagai
sitrat), ktk 5 amp @ 2 ml
Penggunaan perlu diperketat
kodein tab 10 mg, btl 250 tab
morfin inj i.m./s.k./i.v . 10 mg/ml
(HCl/sulfat),                                
ktk 10 amp @ 1 ml
tab 10 mg (HCl/sulfat),           
petidin inj i.m./s.k./i.v . lambat 50 mg/ml
(HCl), ktk 10 amp @ 2 ml
sufentanil inj 5 mcg/ml (sebagai sitrat),               
ktk 5 vial @ 10 ml
1.2  ANALGESIK NON-NARKOTIK
asam asetilsalisilat (asetosal) tab 100 mg, ktk 10 bls @10 tab
tab 500 mg, ktk 10 bls @10 tab
fenilbutason tab salut 200 mg,                           
btl 100/1000 tab
Pemakaian  dibatasi  untuk
k e a d a a n   a k u t ,   s e s u d a h
makan  dan  hanya  untuk  1
mi nggu,   kemudi an  dapat
dilanjutkan  dengan AINS lain
yang lebih aman.
ibuprofen tab 200 mg, btl 100 tab
tab 400 mg, btl 100 tab
ketoprofen sup 100 mg Digunakan untuk pasien 
pasca operasi
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
22
Kh u s u s   u n t u k   a n a l g e s i a
spinal.
Kh u s u s   u n t u k   a n a l g e s i a
spinal.
- Me mp e r c e p a t   e k s k r e s i
asam  urat  di  ginjal,  terjadi
p a d a   6 5 %   p e n d e r i t a .
- Dosis  2  X  ½  tablet  dengan
banyak minum.
- Tidak  diberikan  sewaktu
serangan akut.
- M e n g h a m b a t   p r o d u k s i
asam  urat  (35%  penderita)
- Tidak  diberikan  sewaktu
serangan akut
Pemakaian  supaya  dibatasi
u n t u k   m e n g u r a n g i   e f e k
s a mp i n g   a g r a n u l o s i t o s i s .
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
metampiron  tab 500 mg, btl 1000 tab
natrium diklofenak  tab 25 mg, ktk 10 str @ 10 tab
tab 50 mg, ktk 10 str @ 10 tab
parasetamol  tab 100 mg, btl 1000 tab
tab 500 mg, btl 1000 tab
sir 120 mg/5 ml, btl 60 ml
sup 120 mg
sup 240 mg
1.3. ANTIPIRAI
alopurinol  tab 100 mg, btl 100/1000 tab
probenesid  tab 500 mg, btl 100/1000 tab
2.  ANESTETIK
2.1  ANESTETIK LOKAL
bupivakain  inj p.v . 0,50% (HCl),
ktk 5 vial  @ 20 ml
inj 0,5% (HCl) +  glukosa 7,5%,               
ktk 5 amp @ 4 ml
etil klorida  semprot, btl 100 ml  Kemasan harus kedap udara.
lidokain inj infiltr 1% (HCl),                                     
ktk 100 amp @ 2 ml
inj p.v . 2% (HCl),                         
ktk 100 amp @ 2ml                
jeli 2%, tube 10 g
semprot 4%, btl 50 ml
inj 5% + glukosa 7,5 %,
amp 2 ml
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
23
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
2.2  ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN
halotan  cairan ih, btl 50/250 ml
isofluran  cairan ih, btl 250 ml
ketamin  inj i.v . 10 mg/ml ( sebagai HCl),                       
ktk 10 vial @ 20 ml
inj i.v . 50 mg/ml ( sebagai HCl),  
ktk 10 vial @ 20 ml
midazolam  inj i.v . 1 mg/ml
inj i.v . 5 mg/ml
Untuk penggunaan khusus
nitrogen oksida  ih, gas dalam tabung
oksigen  ih, gas dalam tabung
propofol  inj 10%, ktk 5 amp @ 20 ml
tiopental  serb inj i.v . 500 mg/amp        
(garam Na) (untuk dilarutkan
dlm 20 ml air injeksi),
ktk 25 amp
2.3  PROSEDUR PRE OPERA TIF , OBA T untuk
atropin  inj 1 mg/ml (sulfat),                     
ktk 50 amp @ 1 ml
diazepam  tab 5 mg, btl 1000 tab
inj 5 mg/ml, ktk 100 amp @ 2 ml
morfin   inj i.m./s.k./i.v . 10 mg/ml
(HCl/sulfat),                               
ktk 10 amp @ 1 ml
3.  ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS
deksametason  inj 5 mg/ml (sebagai natrium
fosfat), ktk 100 amp @ 1 ml
difenhidramin  inj i.m. 10 mg/ml (HCl),               
ktk 100 amp @ 1 ml
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
24
D a l a m   l a b e l   p e r l u
d i c a n t u mk a n   p e r i n g a t a n
“ h a n y a   s e b a g a i   a n t i d o t ”
(dosis besar).
- T erpilih  untuk  anafilaksis
- Dosis 0,3 mg - 0,5 mg, bisa
diulang
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
epinefrin (adrenalin)  inj s.k./i.m. 0,1% (sebagai
HCl/bitartrat),                      
ktk 100 amp @ 1 ml
klorfeniramin  tab 4 mg (maleat), btl 1000 ta b
inj 5 mg/ml (maleat), 
ktk 100 amp @ 1 ml
4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN
4.1  KHUSUS
atropin  inj i.m./i.v ./s.k 1 mg/ml (sulfat),
ktk 10 amp @ 2 ml
deferoksamin  serb inj 500 mg/ml (mesilat),           
ktk 10 vial @ 10 ml
kalsium folinat              
(leukovorin, Ca)
tab 1 mg, btl 100 tab
tab 15 mg, btl 10 tab
inj 3 mg/ml, ktk 10 amp @ 1 ml
kalsium glukonat  inj 100 mg/ml,              
ktk 24 amp @10ml
metil tionin klorida                     
(biru metilen)
inj i.v . 10  mg/ml (sebagai
dihidrat), ktk 10 amp @ 10 ml
nalokson inj 0,02 mg/ml (HCl),                        
ktk 10 amp @ 2 ml
inj 0,4 mg/ml (HCl),            
ktk 5 amp @ 2 ml
natrium bikarbonat  tab 500 mg, btl 1000 tab
natrium  tiosulfat  inj i.v . 25%, ktk 10 amp @10 ml
protamin sulfat  inj i.m. 10 mg/ml,                             
ktk 10 vial @ 5 ml
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
25
4.2  UMUM
apomorfin  inj s.k. 5 mg/ml (HCl),                   
ktk 10 amp @ 1 ml
karbon aktif  serb aktif, ktg 0,5 kg
magnesium sulfat  serb, ktg 30 g
5. ANTIEPILEPSI –  ANTIKONVULSI
diazepam  inj i.m./i.v . 5 mg/ml,                                 
ktk 100 amp @ 2 ml
lar rektal 4 mg/ml, tube 2,5 ml
fenitoin  kaps 30 mg (garam Na),                          
btl 250 kaps
kaps 100 mg (garam Na),                                      
btl 250 kaps
inj 50 mg/ml (garam Na),                
ktk 10 amp @ 2 ml
sir 50 mg/5 ml, btl 120 ml
fenobarbital  tab 30 mg, btl 1000 tab
tab 50 mg, btl 1000 tab
tab 100 mg, btl 1000 tab
inj i.m 50 mg/ml,                                                 
ktk 100 amp @ 2 ml
inj i.v . 50 mg/ml ( sebagai garam
Na),  ktk 100 amp @ 2 ml
karbamazepin  tab 200 mg, btl 100/1000 tab
tab kunyah 100 mg
sir 100 mg/5 ml, btl 120 ml
magnesium sulfat  inj i.v . 20%, amp 25 ml
inj i.v . 40%, amp 25 ml
valproat  tab 250 mg (garam Na),
btl 50 tab
tab 500 mg (garam Na),
btl 50 tab
sir 250 mg/5 ml (garam Na),        
btl 120 ml
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
27
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
ampisilin   serb inj i.m./i.v . 250 mg/vial
(sebagai  garam Na),
ktk 10 vial
Digunakan  pada  profilaksis
b e d a h   u n t u k   me n c e g a h
terjadinya  infeki  luka  operasi
serb inj i.m./i.v . 500 mg/vial
(sebagai  garam Na),
ktk 10 vial
benzatin benzilpenisilin inj i.m. 1,2 juta  UI/ml,                  
ktk 25 vial @ 4 ml    
inj i.m. 2,4 juta  UI/ml,                              
ktk 25 vial @ 10 ml
benzil penisilin kristal inj i.m./i.v . 10 juta U I/vial,            
ktk 25 vial
dikloksasilin kaps 250 mg (sebagai  garam
Na),  ktk 25 str @ 4 kaps
tab scored 500 mg (sebagai
garam Na)        
sir 62,5 mg/5 ml (sebagai
garam Na),  btl 60 ml
serb inj i.m./i .v . 500 mg/vial
(sebagai  garam Na)  (untuk
dilarutkan dalam 5 ml  air
injeksi ), ktk 20 vial
fenoksimetil penisilin  
(penisilin V)
tab 500 mg (sebagai  garam K),         
btl 1000 tab
tab 250 mg (sebagai  garam K),
ktk 10 str @ 10 tab
sir kering 250 mg/5 ml          
(sebagai  garam K), btl 60 ml
prokain benzilpenisilin serb inj i.m. 3 juta  UI/vial,            
ktk 100 vial
serb inj i.m. 1 juta  UI/vial,            
ktk 100 vial
sefazolin serb inj 1 g / vial, ktk 2 vial
seftriakson serb inj 1 g / vial, ktk 2 vial
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
26
- H a n y a   u n t u k   d a e r a h
Sulawesi T engah.
- K h u s u s   d i   K a l i ma n t a n
Selatan  untuk  pengobatan
Fasciolopsis buski.
Di sedi akan  untuk  daerah-daerah  endemi s  fi l ari asi s.
U n t u k   s t r o n g i l o i d e s .
Do s i s   u n t u k   a n a k   :   2 0
mg/kgBB
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
6.  ANTIINFEKSI
6.1   ANTELMINTIK
6.1.1   Antelmintik Intestinal
albendazol tab 400 mg,  ktk 5 str @ 6 tab
mebendazol tab 100 mg, btl 100 tab
sir 100 mg/5 ml, btl 30 ml
pirantel tab scored 250 mg (  sebagai
pamoat),  btl 250 tab scored
susp 125 mg/5 ml (sebagai
pamoat),  btl 30 ml
prazikuantel tab scored 300 mg,                      
btl 100/1000 tab scored
6.1.2   Antifilaria
dietilkarbamazin tab scored 100 mg (sitrat),
btl 1000 tab
-6.1.3   Antisistosoma
prazikuantel tab 600 mg, btl 100 tab
.
6.2   ANTIBAKTERI
6.2.1  Beta laktam
amoksisilin trihidrat tab scored 500 mg,             
ktk 10 str @ 10 tab scored            
sir kering 125 mg/5 ml, btl 60 ml
ampisilin serb inj i.m./i.v . 250 mg/vial
(sebagai  garam Na),
ktk 10 vial
serb  inj i.m./i.v . 500 mg/vial
(sebagai  garam Na),
ktk 10 vial
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
28
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Per l u  per t i mbangan  yang
baik,  hanya  untuk  kondisi
darurat
6.2.2  Antibakteri Lain
6.2.2.1  T etrasiklin 
doksisiklin  kaps 100 mg(sebagai hiklat/HCl),             
ktk 10 str @ 10 kaps
oksitetrasiklin  inj i.v . 250 mg/3 ml (HCl),             
ktk 10 amp @ 3 ml
inj i.v . 50 mg/ml (HCl),                 
ktk 10 vial @ 10 ml
tetrasiklin kaps 250 mg (HCl),                         
btl 1000 kaps
kaps 500 mg (HCl),                          
ktk 10 str @ 10 kaps
6.2.2.2  Kloramfenikol
kloramfenikol  kaps 250 mg, btl 1000 kaps
susp 125 mg/5 ml (sebagai
palmitat), btl 60 ml
serb inj i.v . 100 mg/ml            
(sebagai Na suksinat),             
ktk 10 vial @ 10 ml
6.2.2.3  Sulfa-Trimetoprim
kotrimoksazol DOEN I
(dewasa) kombinasi :
sulfametoksazol 400 mg
trimetoprim           80 mg
tab, ktk 10 str @ 10 tab
kotrimoksazol DOEN II
(pediatrik) kombinasi :
sulfametoksazol 100 mg
trimetoprim           20 mg
tab, btl 100 tab
kotrimoksazol DOEN III
kombinasi :
sulfametoksazol 80 mg/ml
trimetoprim         16 mg/ml
inj i.v ., ktk 5 amp @ 5 ml,              
ktk 5 vial @ 10 ml
.
sulfadiazin  tab 500 mg, btl 100 tab
Dapat digunakan pada pasien
dengan gagal ginjal
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
29
Tidak  sebagai  pilihan  utama
untuk  infeksi  kuman  gram
positif.
Li f e  savi ng  pada  i nf eksi
MRSA
Pemakai an  khusus  unt uk
colitis ulcerativa.
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
trimetoprim  tab scored 200 mg,                           
btl 100 tab scored
6.2.2.4  Makrolid
eritromisin kaps 250 mg (sebagai stearat),
btl 100 kaps
sir 200 mg/5 ml (sebagai etil
suksinat), btl 60 ml
klindamisin  inj 150 mg/ml (sebagai fosfat),              
ktk 100 amp @ 2 ml
Khusus untuk infeksi tulang.
6.2.2.5  Aminoglikosida
gentamisin  inj 10 mg/ml (sebagai sulfat),             
ktk 100 amp @ 2 ml
inj 40 mg/ml (sebagai sulfat),             
ktk 10 amp @ 2 ml
6.2.2.6  Kuinolon
siprofloksasin  tab scored 500 mg (sebagai HCl),
ktk 10 bls @ 10 tab scored
vankomisin  serb inj 500 mg/vial, ktk 1 vial
6.2.2.7  Penggunaan Khusus
metronidazol tab 250 mg, btl 100/1000 tab
tab 500 mg, btl 100/1000 tab
sup 500 mg, ktk 6 sup
lar infus 5 mg/ml, btl 100 ml
sulfasalazin  tab 500 mg, btl 500 tab
6.3  ANTIINFEKSI  KHUSUS
6.3.1  Antilepra
dapson  tab scored 100 mg,                          
btl 1000 tab scored
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
30
Penggunaan  terbatas  untuk
lepra dan tuberkulosis
Hanya  unt uk  t uberkul osi s
dan lepra.
B e n t u k   s e d i a a n   d a n
penggunaan  sesuai  dengan
program TB paru nasional.
B e n t u k   s e d i a a n   d a n
penggunaan  sesuai  dengan
program TB paru nasional.
B e n t u k   s e d i a a n   d a n
penggunaan  sesuai  dengan
program TB paru nasional.
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
klofazimin, micronized kaps dalam minyak 100 mg,               
btl 100 kaps
rifampisin  kaps 300 mg,                       
ktk 10 str @ 10 kaps
6.3.2  Antituberkulosis
etambutol   tab 250 mg (HCl), btl 100 tab
tab 500 mg (HCl), btl 100 tab
isoniazid  tab 100 mg, btl 1000 tab
tab 300 mg, btl 1000 tab
pirazinamid  tab 500 mg, btl  100 tab  Khusus untuk RSTP
(RS Tuberkulosa Paru).
rifampisin  tab scored 300 mg,                          
ktk 10 str @ 10 tab
tab 450 mg, ktk 10 str @ 10 tab
tab 600 mg, ktk 10 str @ 10 tab
streptomisin  serb inj 1000 mg/vial (sebagai
sulfat), ktk 100 vial
Kombinasi :
rifampisin
isoniazid
kapl 150 mg; 75 mg
tab 150 mg; 50 mg
Kombinasi :
rifampisin
isoniazid
etambutol
kapl 150 mg
tab 150 mg
tab 400 mg
Kombinasi :
rifampisin
isoniazid
pirazinamid
kapl 150 mg; 75 mg; 450 mg
tab 75 mg; 50 mg; 300 mg
tab 400 mg; 150 mg; 500 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
31
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Kombinasi :
rifampisin
isoniazid
pirazinamid
etambutol
kapl 150 mg; 450 mg
tab 75 mg; 300 mg
tab 400 mg; 500 mg
tab 275 mg; 250 mg; 500 mg
6.3.3  Antiseptik Saluran Kemih
kotrimoksazol DOEN I
(dewasa) kombinasi : 
sulfametoksazol 400 mg                        
trimetoprim           80 mg
tab, ktk 10 str @ 10 tab
metenamin mandelat
(heksamin mandelat)
tab salut enterik 500 mg,             
btl 100/1000 tab
nitrofurantoin  tab scored 100 mg,                          
btl 100 tab scored
trimetoprim  tab scored 200 mg,                           
btl 100 tab scored
6.4  ANTIFUNGI
6.4.1 Antifungi, sistemik
amfoterisin *)  inj. i.v ., vial 50 mg/10 ml,      
vial @ 10 ml
*) Penggunaan membutuhkan
keahlian khusus
griseofulvin, micronized  tab scored 250 mg,                      
btl 100 tab scored
ketokonazol  tab 200 mg, btl 100 tab
nistatin  tab salut 500.000 UI/tab                   
btl 100/1000 tab
susp 100.000 UI/ml, botol 12 ml
B e n t u k   s e d i a a n   d a n
penggunaan  sesuai  dengan
program TB paru nasional.
Indikasi  dibatasi  hanya  untuk
k a n d i d i a s i s   m u k o k u t a n   
kronis  yang  tidak  responsif
terhadap  nistatin  dan  obat-obat   l ai n,   i nfeksi   mi kosi s
s i s t e m i k   ( k a n d i d i a s i s ,
parakoksi   -   di oi domi kosi s
dan lain-lain).
Untuk  daerah-daerah  yang
terdapat  resistensi  terhadap
kl orokui n  yang  di tetapkan
o l e h   D i n a s   K e s e h a t a n
Kabupaten.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
32
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
6.4.2 Antifungi, topikal  
Antifungi DOEN             
kombinasi :                    
asam benzoat  6%          
asam salisilat   3%
salep, pot 30 g
mikonazol serb 2% (nitrat), ktg 20 g
krim 2% (nitrat), tube 10 g
natrium tiosulfat  cairan 25%, btl 30 ml
nistatin  tab vagina 100.000 UI/tab,
ktk 10 str @ 10 tab
6.5  ANTIPROTOZOA
6.5.1  Antiamuba dan Antigiardiasis
diloksanid  tab 500 mg (furoat)
metronidazol  tab 250 mg, btl 100 tab
tab 500 mg, btl 100 tab
6.5.2  Antimalaria  
6.5.2.1  Untuk Pencegahan
klorokuin  tab 150 mg (sebagai fosfat),                     
btl 1000 tab
6.5.2.2  Untuk Pengobatan
Antimalaria DOEN
kombinasi :
pirimetamin     25 mg      
    sulfadoksin    500 mg
tab, btl 500 tab
artemether  inj 80 mg/ml,                                      
ktk 6 amp @ 1 ml
artesunat  inj i.v ./i.m. 60 mg/ml     
ktk 8 vial @ 1 ml
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
33
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
kombinasi :                   
artesunat     tab 50 mg       
amodiakuin  tab 200 mg                   
ktk, 2 bls @ 12 tab (kombipak)
ktk, 3 bls @ 8 tab
klorokuin tab 150 mg (sebagai fosfat),
btl 1000 tab
sir 50 mg/5ml, btl 60 ml
kuinin tab 222 mg (bisulfat),
btl 1000 tab
inj i.v . 25% ( sebagai HCl),            
ktk 100 amp @ 2 ml
Hanya untuk malaria yang
gawat.
primakuin tab 15 mg (sebagai fosfat),
btl 1000 tab
6.6   ANTIVIRUS
6.6.1   Antiherpes
asiklovir tab scored 200 mg
tab scored 400 mg
6.6.2.  Antiretroviral
6.6.2.1.  Nucleoside Reverse T ranscriptase Inhibitor (NRTI)
lamivudin (3TC) tab 150 mg
stavudin tab 30 mg, btl 60 tab
tab 40 mg, btl 60 tab
zidovudin tab 300 mg, btl 60 tab
tab 100 mg, btl 100 tab
sir 50 mg/5 ml, btl 10 ml
lar infus i.v . 200 mg/10 ml
6.6.2.2   Non Nucleoside Reverse T ranscriptase Inhibitor (NNRTI)
efavirens tab 200 mg, btl 90 tab
tab 600 mg, btl 30 tab
nevirapin tab 200 mg, 6 bls @ 10 tab
6.6.2.3  Protease Inhibitor
lopinavir tab
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
34
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
7.  ANTIMIGREN
7.1  PROFILAKSIS
dihidroergotamin tab 2,5 mg (sebagai mesilat),         
ktk 10 str @ 10 tab
propranolol  tab scored 40 mg (HCl)
btl 100 tab scored
7.2  SERANGAN AKUT
ergotamin  tab 1 mg (tartrat), btl 100 tab
kombinasi :
ergotamin   1 mg
kafein             50 mg
tab, ktk 30/100 tab
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPI P ALIATIF
8.1  HORMON DAN ANTIHORMON
medroksi progesteron asetat  tab 250 mg, btl 50 tab
inj 200 mg/ml, ktk 1 vial 2,5 ml
tamoksifen  tab 20 mg (sebagai sitrat),
btl 30 tab
testosteron  kaps lunak 40 mg (undekanoat),                         
ktk 5 str @ 4 kaps lunak
8.2.   IMUNOSUPRESAN
azatioprin  tab 50 mg, btl 100 tab
siklosporin  kaps lunak 25 mg, btl 50 kaps
inj 50 mg/ml, ktk 10 amp @ 5 ml
8.3  SITOTOKSIK  
asparaginase  serb inj 10.000 UI/vial, ktk 1 vial
bleomisin  serb inj 15 mg/amp (sebagai
HCl),  ktk 1 amp
busulfan  tab salut 2 mg, btl 100 tab
dakarbazin  serb inj 100 mg/vial, ktk 1 vial
serb inj 20 mg/vial (HCI),
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
35
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
daktinomisin  inj i.v . 0,5 mg/vial,                         
ktk 1 vial 0,5 mg
daunorubisin
ktk 1 vial @ 4 ml
doksorubisin  serb inj i.v . 10 mg/vial (HCl),  
ktk 1 vial @ 5 ml
serb inj i.v . 50 mg/vial (HCl),      
ktk 1 vial @ 25 ml
etoposid   inj 20 mg/ml, ktk 10 amp @ 5 ml
kaps 100 mg, btl 10 kaps
fluorourasil  inj i.v . 50 mg/ml,                              
ktk 10 amp @ 5 ml
kalsium folinat  (leukovorin,
Ca)
tab 15 mg, btl 10 tab
inj 3 mg/ml, ktk 5 amp @ 1/10 ml
klorambusil  tab 2 mg
melfalan tab 2 mg  Harus disimpan pada suhu
2-8
o
C.
merkaptopurin  tab 50 mg, btl 25 tab
metotreksat  tab 2,5 mg (sebagai garam Na),
btl 100 tab
serb inj 50 mg/vial (sebagai
garam Na), ktk 1 vial
serb inj i.v ./i.m./i.t. 5 mg/vial 
(sebagai garam Na), ktk 1 vial
prokarbazin  kaps 50 mg (sebagai HCl),   
btl 100 kaps
siklofosfamid tab salut 50 mg, btl 28 tab
serb inj i.v . 200 mg/vial, ktk 1  vial
serb inj i.v . 500 mg/vial, ktk 1 vial
serb inj i.v . 1000 mg/vial,                 
ktk 1 vial
sisplatin  serb inj 10 mg/vial, ktk 10 vial
serb inj 50 mg/vial, ktk 100 vial
- Ti d a k   b o l e h   d i b e r i k a n
secara intratekal
- Harus  disimpan  pada  suhu
2-8°C
Sesuai  program  perawatan
paliatif rumah sakit
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
36
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
sitarabin serb inj i.m./i.v ./s.k 100 mg/vial,
ktk 5 vial
vinblastin serb inj 10 mg/vial (sulfat),              
ktk 1 vial
vinkristin
serb inj i.v . 1 mg/vial (sulfat),              
ktk 1 vial
8.4  TERAPI P ALIA TIF , OBA T untuk
morfin tab 10 mg (sulfat), btl 30 tab
9.  ANTIP ARKINSON
Antiparkinson DOEN
kombinasi :                          
benserazid   25 mg           
levodopa    100 mg
tab, btl 100 tab
triheksifenidil tab 2 mg (HCl), btl 250 tab
10.  DARAH, OBAT yang MEMPENGARUHI
10.1   ANTIANEMI
asam folat tab 1 mg, btl 1000 tab
tab 5 mg, btl 1000 tab
besi (II) sulfat 7 H20 tab salut 300 mg, btl 1000 tab
sir , btl 60 ml
tts, btl
- Dosis  untuk  bayi  baru  lahir
1 mg
- Dosis  untuk  bayi  prematur
0,5 mg
sianokobalamin                     
(vitamin B12)
inj 500 mcg/ml,                                   
ktk 100 amp @ 1 ml
10.2  KOAGULASI, OBA T yang MEMPENGARUHI
fitomenadion (vitamin K1) tab salut 10 mg, btl 1000 tab
inj 10 mg/ml, ktk 100 amp @ 1 ml
inj i.m 2 mg/ml, amp 1 ml
- P e m a k a i a n   t e r b a t a s
(kasus tertentu).
- Perlu  sarana  dan  keahlian
khusus.
- Variasi  kombinasi  sediaan
yang  beredar  di  pasaran
dapat digunakan
Har us  di pr oduksi   dengan
benar
Pemakaian  terbatas  (kasus
tertentu).
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
37
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
heparin, Na inj i.v ./s.k. 5000  UI/ml,                           
ktk 1 vial 5 ml
protamin sulfat   inj 10 mg/ml, ktk 10 vial @ 5 ml
warfarin  tab 2 mg (garam Na/K),
        btl 100 tab
11. PRODUK DARAH dan PENGGANTI PLASMA
11.1  PRODUK DARAH 
faktor VIII (konsentrat) serb inj 250 UI/vial +                       
pelarut 10 ml, ktk 1 vial
Untuk haemofilia A
faktor IX kompleks  serb inj 1000 UI/vial +  
pelarut 25 ml, ktk 1 vial
serb inj 500 UI/vial +                 
pelarut 10 ml, ktk 1 vial
Untuk haemofilia B
fraksi protein plasma
11.2  PENGGANTI PLASMA dan PLASMA  EKSP ANDER
hydroxy ethyl starch  lar infus 6%, btl 500 ml
lar infus 10%, btl 500 ml
Pengganti plasma DOEN   
kombinasi :                         
poligelin  (ekivalen   dengan
lar infus, btl 500 ml ---0,63 g nitrogen) 17,5 g
natrium klorida 4,25 g
kalium klorida 0,19 g
kalsium (terikat pada
polipeptida 0,125 g
air steril bebas pirogen
    sampai 500    ml
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
38
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
12.  DIAGNOSTIK
12.1  BAHAN KONTRAS RADIOLOGI
12.1.1  Angiografi
meglumin amidotrizoat inj 65%, ktk 1 vial 50 ml
12.1.2  Biligrafi
natrium iopodat  kaps 500 mg, btl 6 kaps
12.1.3  Histerosalpingografi
meglumin natrium
amidotrizoat
inj 76%, ktk 1 amp 20 ml
12.1.4  Mielografi
iofendilat  inj mengandung 30,5% iodium,            
ktk 1 amp 3 ml
ioheksol  inj 240 mg I/ml, ktk 1 vial 10 ml
inj 300 mg I/ml, ktk 1 vial 10 ml
inj 350 mg I/ml, ktk 1 vial 20 ml
iopamidol  inj 0,408 g/ml,                             
ktk 10 amp @ 10 ml
inj 0,612 g/ml,                                   
ktk 10 amp @ 20 ml
12.1.5  Saluran Cerna
Bahan kontras media DOEN                              
kombinasi :                   
natrium bikarbonat 1,25 g
simetikon              0,042 g
granul, ktg, dengan lar asam
sitrat anhidrat 10%
barium sulfat  serb, ktg 200 g
susp 2,2%, btl 250/450 ml
susp 55%, btl 2 l
susp 65%, btl 500 ml
meglumin natrium
amidotrizoat
lar 59,7%, btl 120 ml
- D i s i m p a n   d a l a m   b o t o l
d e n g a n   s u m b a t   k a c a , 
kedap  udar a,   t er l i ndung
dari cahaya.
- Untuk  diencerkan  sampai
3%.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
39
12.1.6  Urografi
iopamidol  inj 0,612 g/ml,                                  
ktk 10 amp @ 20 ml
inj 0,755 g/ml,                             
ktk 10 amp @ 20 ml
meglumin natrium
amidotrizoat
inj i.v . 76%, ktk 1 amp 20 ml
12.2  TES FUNGSI
12.2.1  Ginjal
natrium aminohipurat  inj i.v . 200 mg/ml,
ktk 1 amp 10 ml
12.2.2  Hati
natrium bromsulftalein  inj i.v . 5%, ktk 1 amp 3 ml
12.2.3  Lain-lain
fluoresein  tts mata 1% (garam Na), btl 5 ml
tts mata 2% (garam Na), btl 5 ml
inj 10%, ktk 1 amp 5 ml
inj 20%, ktk 1 amp 5 ml
12.3  TES KULIT
tuberkulin protein           
purified derivative
inj i.k. 1:10, ktk 1 vial 2 ml
13.  ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN
13.1  ANTISEPTIK
hidrogen peroksida  cairan konsentrat, btl 1000 ml
klorheksidin  lar 5,0% (glukonat), btl 2,5 l Untuk diencerkan
polikresulen (kondensasi
metakresol sulfonat &
metanal)
cairan, btl 10 ml / 50 ml
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
40
povidon iodida  lar 10%, btl 1000 ml
13.2  DISINFEKT AN
etanol 70%  lar , btl 100 ml /1000 ml
kalsium hipoklorit  serb, ktg 20 g
kresol tersaponifikasi 50%
(lisol)
cairan, btl 1000 ml
paraformaldehida  tab 1 g, btl 100 tab
lar 5%, btl 1000 ml
senyawa klor  serb (untuk lar 0,1%), btl 100 g
14.  GIGI dan MULUT , OBA T dan BAHAN untuk
14.1  GIGI dan MULUT , OBA T untuk
Anestetik lokal gigi DOEN
kombinasi :                     
lidokain HCl   2%               
epinefrin        1 : 80.000
inj, ktk 20/50/100 amp @ 2 ml
etil klorida  semprot 0,05-0,2 ml,  btl 100 ml
eugenol  cairan, btl 10 ml
fluor  tab 0,5 mg, btl 100 tab
kalsium hidroksida  pasta, ktk 2 tube
klorfenol kamfer mentol
(CHKM)
cairan, btl 10 ml
klorheksidin lar 0,2% (glukonat)
lidokain  inj 2% (HCl), ktk 100 amp @ 2 ml
pasta 5% (HCl), tube 10 g
semprot 15% (HCl), btl 60 ml
natrium hipoklorit  cairan konsentrat 5%, btl 10 ml  Untuk diencerkan.
nistatin  susp 100.000 UI/ml, btl 12 ml
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Program  samijaga  Ditjen
P2-PL.
Kemasan  harus  kedap
udara
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
41
glipizid
14.2  GIGI dan MULUT , BAHAN untuk
bahan tumpatan sementara lar dan serb, btl 100 g
glass ionomer ART
(Atraumatic Restorative
Treatment)
serb, btl 10 g
lar , btl 6 g (4,8 ml)
cocoa butter 5 g
gutta percha points  ktk 120 batang
komposit resin  set
pasta pengisi saluran akar  pasta, btl
spons gelatin  cubicles 1x1x1 cm, klg 50 butir
surgical ginggival pack  set
15.  DIURETIK
furosemida  tab 40 mg, btl 250 tab
inj i.v ./i.m. 10 mg/ml,                   
ktk 25 amp @ 2 ml
hidroklortiazid  tab 25 mg, btl 1000 tab
manitol  lar infus 20%, btl 500 ml
spironolakton tab 25 mg, ktk 10 str @ 10 tab
tab 100 mg, ktk 10 str @10 tab
16.  HORMON, OBA T ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPTIK
16.1  HORMON ANTIDIURETIK
desmopresin  semprot
vasopresin  inj i.m./s.k. 20 IU/ml,                    
ktk 10 amp @ 1 ml
16.2  ANTIDIABETES
16.2.1  Antidiabetes, Oral
glibenklamida  tab 2,5 mg, btl 100 tab
tab 5 mg, btl 100 tab
tab 5 mg, ktk 5 bls @ 20 tab
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Sesuai  dengan  Program  KB
Nasional  yang  dikoordinir
BKKBN.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
42
metformin  tab 500 mg, btl 100 tab
16.2.2  Antidiabetes, Parenteral
insulin intermediate  inj 100 UI/ml, ktk 1 vial 10 ml
insulin regular  inj 100 UI/ml, ktk 1 vial 10 ml
insulin regular : insulin
intermediate (30 : 70)
inj 100 UI/ml, ktk 1 vial 10 ml 
16.3  HORMON KELAMIN dan OBA T yang MEMPENGARUHI FERTILIT AS
16.3.1  Androgen
testosteron  inj dalam minyak 200 mg/ml
(enantat), ktk 1 vial 1 ml
16.3.2  Estrogen
estrogen terkonjugasi  tab 0,625 mg, ktk, str 28 tab
etinilestradiol  tab 0,05 mg, btl 100 tab
tab 0,5 mg, btl 100 tab
16.3.3  Progestogen
hidroksi progesteron  inj i.m. 125 mg/ml, ktk 1 amp 2 ml
noretisteron  tab 5 mg, btl 30 tab
16.3.4 Kontraseptik
16.3.4.1  Kontraseptik, Oral
kombinasi :
levonorgestrel    150 mcg
etinilestradiol       30 mcg
pil
16.3.4.2  Kontraseptik, Parenteral
medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
16.3.4.3  Kontraseptik,  AKDR (IUD)
copper T set / buah
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
T ablet  0,0625  mg  untuk
pediatrik
Dalam  pemakaian  harus
dilarutkan dulu.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
43
16.3.4.4  Kontraseptik, Implan
levonorgestrel     implan 2 rods (3-4 tahun)
16.4  HORMON TIROID dan ANTITIROID
larutan lugol  btl 30 ml
natrium tiroksin tab 0,1 mg, btl 50 tab
propiltiourasil  tab scored 100 mg, btl 1000 tab
16.5 KORTIKOSTEROID
deksametason  tab 0,5 mg, btl 1000 tab
inj 5 mg/ml (sebagai natrium
fosfat), ktk 100 amp @ 1 ml
hidrokortison    tab 10 mg,
serb inj 100 mg/vial (Na suksinat)                                                         
ktk 100 vial @ 2 ml
prednison  tab 5 mg, btl 1000 tab
17.  KARDIOV ASKULER, OBAT
17.1  ANTIANGINA
atenolol   tab 50 mg, ktk 10 str @ 10 tab
diltiazem HCl  tab 30 mg, ktk 10 str @ 10 tab
isosorbid dinitrat  tab sublingual 5 mg,btl 60 tab
nitrogliserin  tab sublingual 0,5 mg,                      
btl 100/1000 tab
17.2  ANTIARITMIA
amiodaron  tab 200 mg, ktk 30 tab
inj 150 mg/3 ml,                      
ktk 6 amp @ 3 ml
digoksin  tab 0,0625 mg; btl 100 tab
tab 0,25 mg; btl 100 tab
inj 0,25 mg/ml;ktk 1amp @ 2 ml
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
U n t u k   i n t r a k a r d i a l   a t a u
resusitasi
- Ti dak  bol eh  di gunakan
untuk wanita hamil.
- Dapat  timbul  efek  samping
batuk.
Digunakan  untuk  hipertensi
berat
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
44
disopiramida  kaps 100 mg (fosfat), btl 100 kaps
epinefrin (adrenalin)  inj 0,1% (sebagai bitartrat),             
ktk 100 amp @ 1 ml
lidokain  inj i.v . 2% (HCl),
ktk 100 amp @ 2 ml
propranolol  tab 10 mg (HCl), btl 100 tab    
inj i.v . 1 mg/ml (HCl),                    
ktk 10 amp @ 1ml
verapamil  tab 40 mg (HCl), btl 30 tab    
inj 2,5 mg/ml (HCl),                         
ktk 10 amp @ 2 ml
Untuk aritmia supraventrikuler.
17.3  ANTIHIPERTENSI
atenolol  tab 50 mg, btl 50 tab
hidroklorotiazida  tab 25 mg, btl 100 tab
kaptopril  tab scored 12,5 mg,                         
ktk 10 str @ 6 tab scored
tab scored 25 mg,               
ktk 10 str @ 6 / 10 tab scored
klonidin *)  inj i.m. 0,15 mg/ml ( HCl),              
ktk 1 amp 1 ml
lisinopril  tab 5 mg, ktk 3 str @ 10 tab
tab 10 mg, ktk 3 str @ 10 tab
tab 20 mg, ktk 3 str @ 10 tab
metildopa  tab salut 250 mg,                             
btl 100/1000 tab
Diberikan setiap 4 jam.
natrium nitroprusid *)  inj, vial
nifedipin   tab 10 mg
17.4  ANTIAGREGASI  PLA TELET
asam asetilsalisilat (asetosal)  tab 80 mg, ktk 10 bls @ 10 tab
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
S e b a g a i   l o n g   a c t i n g
vasopressor .
- P e m a k a i a n   t e r b a t a s
(kasus tertentu).
- Perlu  sarana  dan  keahlian
khusus.
Tabl et   0, 0625  mg  unt uk
pediatrik
- Ti dak   bol eh  di gunak an
untuk wanita hamil.
- Dapat  timbul  efek  samping
batuk.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
45
17.5  TROMBOLITIK
streptokinase  inj 750.000 UI/vial
inj 1,5 juta UI/vial
17.6  GAGAL JANTUNG, OBA T 
digoksin  tab 0,0625 mg, btl 100 tab
tab 0,25 mg, btl 100/100 tab
inj 0,25 mg/ml, ktk 1 amp 2 ml
furosemida  tab 40 mg, ktk 20 str @ 10 tab
inj i.v ./i.m. 10 mg/ml,                  
ktk 25 amp @ 2 ml
kaptopril  tab scored 12,5 mg,                         
ktk 10 str @10 tab scored
tab scored 25 mg,                             
ktk 10 str @ 10 tab scored
17.7  SYOK, OBA T untuk
17.7.1  Syok Kardiogenik
dobutamin inj 50 mg/ml; vial 5 ml
inj 25 mg/ml; amp 10 ml
dopamin  inj 40 mg/ml (HCl),                             
ktk 5 amp @ 5 ml
epinefrin (adrenalin)  inj i.v . 0,1 %  (sebagai  HCl/
bitartrat), ktk 100 amp @ 1 ml
17.7.2  Syok karena anestesi
efedrin  inj 50 mg/ml (HCl),                         
ktk 100 amp @ 1 ml
norepinefrin  inj 4 mg/ml; amp 2 ml
17.8  ANTIHIPERLIPIDEMIA
simvastatin  tab scored 10 mg,
     ktk 30 tab scored
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Untuk  keadaan  akut  dan
kronis.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
46
18.  KULIT , OBA T TOPIK AL untuk
18.1  ANTIAKNE
asam retinoat  krim 0,05%, tube 20 g
18.2  ANTIBAKTERI
Antibakteri DOEN           
kombinasi :                    
basitrasin          500 UI/g    
polimiksin B 10.000 UI/g
salep, tube 5 g
perak sulfadiazin  krim 1%, pot 500 g  Hanya untuk luka bakar yang
luas.
18.3  ANTIFUNGI
Antifungi DOEN             
kombinasi :                    
asam benzoat  6%          
asam salisilat   3%
salep, pot 30 g
mikonazol serb 2% (nitrat), ktg 20 g
krim 2% (nitrat), tube 10 g
natrium tiosulfat  cairan 25%, btl 30 ml
18.4  ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK
betametason  salep 0,1% (sebagai valerat),
tube 5 g
krim 0,1% (sebagai valerat),
tube 5 g
hidrokortison  krim 2,5% (asetat), tube 5 g
liquor veilli (solutio salicylic
acid 0,1 %)     kombinasi :
asam salisilat   0,1 %
boraks 0,5 %
gliserin 10 %
larutan  Dibuat segar
18.5  ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS
permetrin  krim 5 %, tube
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Perlu  pengawasan  khusus
karena :
- Harus  diaplikasikan  oleh
dokter
- 1-4  jam  setelah  pemakaian
harus  dibersihkan  supaya
t i d a k   a d a   o b a t   y a n g
tertinggal.
- Penggunaan  hanya  pada
penebal an  yang  hebat ,
k a r e n a   d a p a t
m e n i m b u l k a n   b a h a y a
akibat absorpsi.
- Tidak  boleh  digunakan  pada
wanita  hamil  karena  efek
teratogenik.
- Tidak  boleh  dipakai  sendiri
oleh pasien
- Tidak  boleh dibawa pulang.
Unt uk  l esi   hi per gr anul asi
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
47
Salep 2-4 , kombinasi :                   
asam salisilat     2 %       
belerang endap  4 %
salep, pot 30 g
18.6  KAUSTIK  
perak nitrat                    lar 20%, btl 10 ml
18.7  KERA TOLITIK dan KERATOPLASTIK
asam salisilat  salep   2%, pot  30 g
salep   5%, pot  30 g
salep 10%, pot  30 g
coal tar  lar 5 %, btl 100 ml
podofilin  tingtur 25 %, btl 30 ml
urea  krim 10 %, tube 40 g
18.8  LAIN-LAIN
bedak salisil  serb 2%, ktk 100 g
liquor carbonis detergens  susp 2%, btl 30 ml
susp 5%, btl 30 ml
liquor faberi  liquor
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Diminum  sedikit  demi  sedikit
2-3  teguk  untuk  menghindari
muntah
- Sebelum  digunakan  tablet
dilarutkan dalam air
- Disimpan  dalam  wadah
kedap udara.
- P e m a k a i a n   t e r b a t a s
(kasus tertentu).
- Perlu  sarana  dan  keahlian
khusus.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
48
19.  LARUT AN DIALISIS PERITONEAL
dialisa peritoneal DOEN  lar infus, 24 btl @ 1000 ml
hemodialisa DOEN  lar , btl 1 galon
20.  LARUT AN ELEKTROLIT , NUTRISI dan LAIN -LAIN
20.1  ORAL
Garam oralit   
kombinasi :                   
natrium klorida      0,52 g  
kalium klorida        0,30 g  
trinatrium sitrat
dihidrat              0,58 g 
glukosa anhidrat    2,70 g
serb, 100 ktg,                                        
tiap ktg untuk 200 ml air
kalium klorida  tab siap larut 300 mg,                  
tube kedap 10 tab
natrium bikarbonat  tab 500 mg, btl 1000 tab
20.2  P ARENTERAL 
cairan intralipid  lar infus 10%, btl 100/500 ml           
lar infus 20%, btl 100/500 ml 
darrow glukosa ana         
(DG ana)
lar infus, btl 500 ml
darrow glukosa half strength lar infus, btl
dekstrose  lar infus 5 %, btl 500 ml
glukosa  lar infus   5%, btl 500 ml
lar infus 10%, btl 500 ml
lar infus 40%, btl   25 ml
kalium klorida  inj i.v . 1 mek/ml, ktk 1 amp 10 ml
kalsium glukonat  inj i.v . 10%, ktk 24 amp@10 ml
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
49
Larutan nutrisi DOEN
kombinasi :                     
glukosa                   5 %  
natrium klorida 0,225 %
lar infus, btl 500 ml   Untuk pra operatif pada anak.
Larutan nutrisi, kombinasi :                 
glukosa                   4 %  
natrium klorida   0,18 %
lar infus, btl 500 ml 
manitol  lar infus 20%, btl 500 ml
natrium bikarbonat inj i.v . 8,4%, btl 25 ml
inj 1,4% isotonik, btl
Perlu dilakukan pemeriksaan
gas darah.
natrium klorida   lar infus 0,9%, btl 500 ml
lar infus    3%, btl 500 ml
inj 15%, vial 50 ml
Perlu dilakukan pemeriksaan
kadar natrium.
ringer laktat   lar infus, btl 500 ml
20.3  LAIN – LAIN
air untuk injeksi   ktk, amp/vial @10 ml/20 ml
21.  MA TA, OBAT untuk
21.1.  ANESTETIK LOKAL
bupivakain  inj 0,5% (HCl),                  
ktk 5 amp @ 20 ml
tetrakain  tts mata 0,5% (HCl), btl 5 ml
21.2  ANTIMIKROBA
amfoterisin  salep mata 3%, tube 3,5 g
gentamisin  salep mata 0,3%, tube 3,5 g
tts mata 0,3%, btl 5 ml
idoksuridin   tts mata 0,1%, btl 5 ml
salep mata 0,5%, tube 4 g
oksitetrasiklin  salep mata 1% (HCl), tube 3,5g
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
50
sulfasetamida  tts mata 15% (natrium), btl 5 ml
21.3  ANTIINFLAMASI
betametason   tts mata 1 mg/ml (natrium),       
    btl 5 ml
21.4  MIDRIA TIK
atropin   tts mata 0,5% (sulfat), btl 5 ml
tts mata 1% (sulfat), btl 5 ml
homatropin  tts mata 2% (sebagai HBr),
btl 15 ml
21.5  MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA
asetazolamida  tab 250 mg, btl 100 tab
serb inj i.m/i.v . 500 mg/vial
(sebagai garam Na), 
ktk 10 vial + 10 amp air
untuk injeksi @ 5 ml
pilokarpin   tts mata 2% (HCl/nitrat), btl 5 ml
tts mata 4% (HCl/nitrat), btl 5 ml
timolol  tts mata 0,25% (maleat), btl 5 ml
tts mata 0,5% (maleat), btl 5 ml
21.6  LAIN-LAIN
kombinasi :  
hidroksipropil        
metilselulosa        5 mg
dekstran (70)          1 mg
gliserin                    2 mg 
benzalkonium 
klorida 0,01% b/v
lar 2%, btl 5 ml
natrium kromoglikat  tts mata 2%, btl 15 ml
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Unt uk  kasus  dr y  eyes
syndrome
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
51
22.  OKSITOSIK dan RELAKSAN UTERUS
22.1  OKSITOSIK
metilergometrin  tab salut 0,125 mg (maleat),              
btl 100 tab
inj 0,200 mg/ml,                                  
ktk 100 amp @ 1 ml
oksitosin  inj 10 UI/ml, ktk 100 amp @ 1 ml
22.2  RELAKSAN UTERUS
magnesium sulfat  inj 20%, ktk 10 vial @ 20 ml
inj 40%, ktk 10 vial @ 20 ml
23.  PSIKOFARMAKA
23.1  ANTIANSIET AS dan ANTIINSOMNIA
diazepam  tab 2 mg, btl 1000 tab
tab 5 mg, btl 1000 tab
inj i.m. 5 mg/ml,                     
ktk 100 amp @ 2 ml
23.2  ANTIDEPRESI dan ANTIMANIA
amitriptilin   tab salut 25 mg (HCl),                      
ktk 10 bls @ 10 tab
fluoksetin   kap/tab 10 mg, ktk 30 tab
kap/tab 20 mg, ktk 30 tab
litium karbonat  tab 200 mg, ktk 10 str @ 10 tab
23.3  ANTIOBSESI KOMPULSI
klomipramin  tab 25 mg (HCl), btl 1000 tab
23.4  ANTIPSIKOSIS
flufenazin  tab 2,5 mg (HCl), btl 100 tab
inj i.m.25 mg/ml (dekanoat),               
ktk 10 vial @ 1 ml
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
B i l a   m e m u n g k i n k a n
dilakukan  monitoring  kadar
obat. Safety windows 0,8-1,2
mmol ek/l
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
52
haloperidol  tab 0,5 mg, btl 100/1000 tab
tab 1,5 mg, btl 100/1000 tab
tab 2 mg, ktk 100 tab
tab 5 mg, btl 100/1000 tab
tts 2 mg/ml, btl 15 ml/100 ml
inj i.m. 2 mg/ml (HCl)                    
ktk 5 amp @ 1 ml
inj i.m. 5 mg/ml (HCl)                          
ktk 5 amp @ 1 ml
inj 50 mg/ml (sebagai dekanoat)                       
ktk 5 amp @ 1 ml (long
acting)
Sebagai alternatif
klorpromazin.
klorpromazin  tab salut 25 mg (HCl),                       
btl 1000 tab
tab salut 100 mg (HCl),                      
btl 1000 tab
inj i.m. 25 mg/ml (HCl),                       
ktk 100 amp @ 1 ml
klozapin *)  tab 25 mg, ktk 50 tab
tab 50 mg, ktk 50 tab
risperidon tab 1 mg, ktk 5 str @ 10 tab
tab 2 mg, ktk 5 str @ 10 tab
23. 5. ADHD,  OBA T untuk
(dl) metilfenidat *) tab regular release 10 mg,      
ktk 30 tab
tab extended release 20 mg,
ktk 30 tab
24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBA T KOLINESTERASE
24.1  PENGHAMBAT NEUROMUSKULER
atrakurium inj 25 mg / 2,5 ml, amp 2,5 ml
rokuronium  inj i.v 10 mg/ml; vial 5 ml
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
- Sebaiknya  dilakukan  cek
l eukosi t   secar a  ber kal a
(hati-hati agranulositosis)
- Merupakan  obat  terpi l i h
dalam pengobatan psikosis
y a n g   s u d a h   r e s i s t e n
terhadap antipsikotik lain
Perlu  keahlian  khusus  dalam
penggunaannya.
- P e m a k a i a n   t e r b a t a s
(kasus tertentu).
- Perlu  sarana  dan  keahlian
khusus.
* )   Me r u p a k a n   a l t e r n a t i f
kedua  setelah  piridostigmin
Penggunaan  ½  -   1  j am
s e b e l u m   m a k a n   u n t u k
me n d a p a t k a n   e f e k t i v i t a s
yang lebih baik
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
53
suksinilkolin  serb inj i.v ./i.m. 100 mg/vial           
(klorida), ktk 10 vial
24.2  MIASTENIA GRA VIS, OBA T untuk
neostigmin *)  inj 0,5 mg/ml (metilsulfat),                
ktk 50 amp @ 1 ml
piridostigmin  tab 60 mg (bromida),                          
ktk 10 str/bls @ 10 tab
25.  SALURAN CERNA, OBA T , untuk
25.1  ANT ASIDA dan  ANTIULKUS
Antasida DOEN I              
kombinasi :                    
aluminium                          
        hidroksida 200 mg        
magnesium                 
hidroksida 200 mg
tab kunyah, btl 1000 tab
Antasida DOEN II            
kombinasi :                    
aluminium               
hidroksida 200 mg/5 ml   
magnesium
hidroksida 200 mg/5 ml
susp, btl 60 ml
ranitidin  tab 150 mg, ktk 3 str @ 10 tab
25.2  ANTIEMETIK
dimenhidrinat  tab 50 mg, btl 1000 tab
klorpromazin  tab salut 25 mg (HCl),
btl 1000 tab
inj i.m. 25 mg/ml (HCl),                     
ktk 100 amp @ 1 ml
inj i.m 5 mg/ml (HCl),                         
ktk 100 amp @ 2 ml
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
54
metoklopramid  tab 10 mg (sebagai HCl), 
btl 100 tab
inj 5 mg/ml (sebagai HCl),   
ktk 10 amp @ 2 ml
sir 5 mg/5 ml, btl 50 ml
tts 0,1 mg/tts, btl 10 ml
25.3  ANTIHEMOROID
Antihemoroid DOEN     
kombinasi :                            
bismut subgalat  150 mg 
heksaklorofen     2,5  mg
lidokain                10  mg   
seng oksida        120 mg     
sup                 ad  2   g
sup, ktk 100 sup
25.4  ANTISP ASMODIK
atropin  tab 1 mg (sulfat), klg 100 tab
inj i.m./i.v . /s.k. 0,25 mg/ml
(sulfat), ktk 100 amp @ 1 ml
inj i.m./i.v ./s.k. 1 mg/ml (sulfat),           
ktk 50 amp @ 1 ml
ekstrak beladon  tab 10 mg, btl 100/1000 tab
25.5  DIARE, OBA T untuk
Garam  oralit   
kombinasi :
natrium klorida 0,52 g
kalium klorida 0,30  g  
trinatrium sitrat             
         dihidrat   0,58 g     
glukosa anhidrat 2,70  g
serb, 100 ktg,                                       
tiap ktg untuk 200 ml air
25.6  KA T ARTIK
bisakodil sup   5 mg, ktk 6 sup
sup 10 mg, ktk 6 sup
gliserin                                                                                                                                                                                                                                           cairan, btl 100 ml
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Diminum  sedikit  demi  sedikit
2-3  teguk  untuk  menghindari
muntah
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
55
25.7  ANTIINFLAMASI, OBA T untuk
sulfasalazin  tab 500 mg, ktk 10 str @ 10 tab
26.  SALURAN NAP AS, OBAT untuk
26.1  ANTIASMA
aminofilin  tab scored 200 mg,                             
btl 1000 tab scored
inj 24 mg/ml,                                        
ktk 100 amp @ 10 ml
budesonid  aerosol 100 mcg/puff,                        
kanister 15 ml
aerosol 200 mcg/puff,                        
kanister 15 ml
deksametason  tab 0,5 mg, btl 1000 tab
inj i.v . 5 mg/ml ( sebagai natrium
fosfat), ktk 100 amp @ 1 ml
efedrin  tab 25 mg (HCl), btl 1000 tab
epinefrin (adrenalin)  inj 0,1 % (sebagai HCl/bitartrat),          
ktk 100 amp @ 1 ml
salbutamol  tab 2 mg (sebagai sulfat),
btl 100/1000 tab
tab 4 mg (sebagai sulfat),
btl 100/1000 tab
lar ih 0,5 % , 10 ml
ih/aerosol 100 mcg/dosis                            
(sebagai sulfat),           
tabung 200/400 dosis
inj 50 mcg/ml (sebagai sulfat),               
ktk 100 amp @ 1 ml
lar respirator untuk nebulizer               
2,5 mg/2,5ml NaCl,                    
ktk 4x5 nebules
26.2  ANTITUSIF
dekstrometorfan  tab 15 mg (HBr), btl 1000 tab
sir 10 mg/5 ml (HBr), btl 60 ml
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
I n h a l a s i   u n t u k   s e r a n g a n
i n t e r m i t t e n   d a n   u n t u k
serangan akut pertama.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
56
kodein  tab 10 mg (HCl/fosfat),
btl 250 tab
26.3  EKSPEKTORAN
gliseril guaiakolat  sir 25 mg/5 ml, btl 60 ml
tab 100 mg, btl 1000 tab
obat batuk hitam (OBH)  cairan, btl 200 ml
cairan konsentrat, btl 1000 ml
27.  SISTEM IMUN, OBA T yang MEMPENGARUHI
27.1  SERUM dan IMUNOGLOBULIN
human tetanus imunoglobulin inj i.m. 500 UI, vial Disimpan pada suhu 2-8º C.
serum anti bisa ular 
A.B.U. I (khusus ular dari
luar Papua)                                           
A.B.U.II (khusus ular dari
Papua)
inj i.m./i.v ., ktk 10 vial @ 5 ml   -  Khusus daerah tertentu .
-  Disimpan pada suhu 2-8° C.
serum antidifteri (A.D.S)  inj i.m. 10.000 UI/vial,                     
ktk 10 vial @ 5 ml
inj i.m. 20.000 UI/vial,                 
ktk 10 vial @ 10 ml
Disimpan pada suhu 2-8° C.
serum antirabies  inj i.m. 100 UI/ml,                         
ktk 10 vial @ 20 ml
-  D i g u n a k a n   u n t u k
pengobatan  post-exposure
di daerah rabies.
-  Disimpan pada suhu 2-8º C.
serum antitetanus (A.T .S)   Untuk pencegahan :
inj i.m. 1500 UI/amp.                   
ktk 10 amp @ 1 ml
Untuk pengobatan :
inj i.m./i.v . 10.000 U I/amp,               
ktk 10 amp @ 2 ml.
inj i.m./i.v 20.000 UI/vial,           
ktk 10 vial @ 4 ml
Disimpan pada suhu 2-8º C.
serum imunoglobulin  inj i.m., ktk 10 vial @ 10 ml Disimpan pada suhu 2-8º C.
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
57
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
27.2  V AKSIN
vaksin B.C.G.  inj i.k., ktk 5 amp @ 2 ml
inj i.k., ktk 5 amp @ 4 ml
Harus  disimpan  pada  suhu
dibawah   5º C
vaksin campak  inj s.k,
ktk 10 vial (10 dosis) @ 5 ml
Disimpan pada suhu 2-8º C.
vaksin hepatitis B rekombinan  inj 20 mcg/ml, ktk 1 vial 0,5; 1 ml Disimpan pada suhu 2-8º C.
vaksin jerap difteri
tetanus(DT)
inj i.m., ktk 10 vial @ 5 ml Disimpan pada suhu 2-8º C
vaksin jerap difteri  tetanus
pertusis (DTP)
inj i.m., ktk 10 vial @ 5 ml  Disimpan pada suhu 2-8º C
vaksin jerap tetanus (tetanus
adsorbed toxoid)
inj i.m., ktk 1 vial 5 ml Disimpan pada suhu 2-8º C
vaksin polio  tts, ktk vial 10/20 dosis Disimpan pada suhu -20º C.
vaksin rabies, untuk manusia  serb inj s.k./i.k.,                                                            
ktk 7 vial @ 1 dosis +        
7 amp pelarut @ 2 ml
Booster :                                       
ktk 5 amp @ 1 dosis +       
5 amp pelarut @ 4 ml
-  Disimpan pada suhu 2-8º C.
-  D i g u n a k a n   u n t u k
pengobatan  pre-exposure
d a n   p o s t - e x p o s u r e   d i
daerah rabies.
28.  TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN, OBA T untuk
hidrogen peroksida  cairan konsentrat, btl 1000 ml -  D i s i m p a n   d a l a m   b o t o l
d e n g a n   s u m b a t   k a c a ,
kedap  udara,   t erl i ndung
dari cahaya.
-  Unt uk  di encerkan  sampai
3%.
karbogliserin  tts telinga 10 %, btl 5 ml
lidokain  cairan semprot 4% (HCl), 
btl 50 ml
oksimetazolin  tts hidung 0,025% (HCl),
btl 15 ml
tts hidung 0,050 % (HCl),
btl 10 ml
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
58
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
29.  VIT AMIN dan MINERAL
asam askorbat (vitamin C)  tab 50 mg, btl 1000 tab
ergokalsiferol (vitamin D3)  kaps 50.000 UI, btl 100 kaps
susp 10.000 UI/ml, btl 60 ml
Pemakaian terapeutik pada
hipokalsemia
iodium kaps lunak 200 mg,                         
btl 1500 kaps lunak
kalsium glukonat  inj 100 mg/ml,                                                                    
ktk 24 amp @ 10 ml
kalsium laktat (kalk)  tab 500 mg, btl 1000  tab
nikotinamid  tab 100 mg
piridoksin (vitamin B6)  tab 10 mg (HCl), btl 1000 tab
tab 25 mg (HCl), btl 1000 tab
retinol (vitamin  A)  tab 5000 IU, botol 1000 tab
kaps lunak 50.000 UI,         
btl 50  kaps lunak
kaps lunak 100.000 UI, 
btl 50  kaps lunak
kaps lunak 200.000 UI (sebagai
palmitat), btl 50 kaps lunak
tiamin (vitamin B1)  tab 50 mg (HCl), btl 1000  tab
vitamin B kompleks  tab, btl 1000 tab
BAB III
DAFT AR OBA T  TERBA T AS
UNTUK PUSKESMAS 2008
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
59
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
BAB III
DAFT AR OBA T  TERBA T AS
UNTUK PUSKESMAS 2008
1.  ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID, ANTIPIRAI
1.1  ANALGESIK NARKOTIK
petidin inj i.m/s.k/i.v lambat 50 mg/ml
(HCl), ktk 10 amp @ 2 ml
1.2  ANALGESIK NON-NARKOTIK
asam asetilsalisilat
(asetosal)
tab 100 mg, ktk 10 bls @10 tab
tab 500 mg, ktk 10 bls @10 tab
ibuprofen  tab 200 mg, btl 100 tab
tab 400 mg, btl 100 tab
metampiron  tab 500 mg, btl 1000 tab
natrium diklofenak  tab 25 mg, ktk 10 str @ 10 tab
tab 50 mg, ktk 10 str @ 10 tab
parasetamol  tab 100 mg, btl 1000 tab
tab 500 mg, btl 1000 tab
sir 120 mg/5 ml, btl 60 ml
1.3. ANTIPIRAI
alopurinol  tab 100 mg, btl 100/1000 tab
probenesid  tab 500 mg, btl 100/1000 tab
- M e n g h a m b a t   p r o d u k s i
asam urat (35% penderita)
- Ti dak  di ber i kan  sewakt u
serangan akut
- M e m p e r c e p a t   e k s k r e s i
asam  urat  di  ginjal  terjadi
pada 65% penderita
- Dosis  2  X  ½  tablet  dengan
banyak minum.
- Ti dak  di ber i kan  sewakt u
serangan akut.
Pemakaian  supaya  dibatasi
untuk  mengurangi efek  samping
agranulositosis.
P e m a k a i a n   h a n y a   d i
Puskesmas Perawatan
Kemasan harus  kedap  udara.
P e m a k a i a n   h a n y a   d i
Puskesmas Perawatan
P e m a k a i a n   h a n y a   d i
Puskesmas Perawatan
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
2.  ANESTETIK
2.1  ANESTETIK LOKAL
etil klorida  semprot, btl 100 ml
lidokain inj infiltr 1% (HCl),                                     
ktk 100 amp @ 2 ml
inj p.v 2% (HCl),                         
ktk 100 amp @ 2ml                
jeli 2%, tube 10 g
semprot 4%, btl 50 ml
2.2  ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN
ketamin  inj i.v 10 mg/ml (sebagai HCl), 
ktk 10 vial @ 20 ml
inj i.v 50 mg/ml (sebagai HCl),
ktk 10 vial @ 20 ml
oksigen  ih, gas dalam tabung
tiopental  serb inj i.v 500 mg/amp        
(garam Na) (untuk dilarutkan
dalam 20 ml air injeksi), 
ktk 25 amp
2.3  PROSEDUR PRE OPERA TIF , OBA T untuk 
atropin  inj 1 mg/ml (sulfat),                     
ktk 50 amp @ 1 ml
diazepam  tab 5 mg, btl 1000 tab
inj 5 mg/ml, ktk 100 amp @ 2 ml
morfin   inj i.m/s.k/i.v 10 mg/ml
(HCl/sulfat), ktk 10 amp @ 1 ml
3.  ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFILAKSIS 
deksametason  inj 5 mg/ml (sebagai natrium
fosfat), ktk 100 amp @ 1 ml
difenhidramin  inj i.m 10 mg/ml (HCl),                              
ktk 100 amp @ 1 ml
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
60
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
61
- T erpilih  untuk  anafilaksis
- Dosis  0,3  mg  -  0,5  mg,
bisa diulang
- D a l a m   l a b e l   p e r l u
di cant umkan  per i ngat an
“hanya  sebagai  antidot”
(dosis besar).
- P e m a k a i a n   h a n y a   d i
Puskesmas Perawatan
Khusus terapi lanjutan pasien
yang  di r uj uk  kembal i   ke
Puskesmas.
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
epinefrin (adrenalin)  inj s.k/i.m 0,1% (sebagai HCl/
bitartrat), ktk 100 amp @ 1 ml
klorfeniramin  tab 4 mg ( maleat), btl 1000 tab
inj 5 mg/ml (maleat), 
ktk 100 amp @ 1 ml
4. ANTIDOT dan OBAT LAIN untuk KERACUNAN
4.1  KHUSUS
atropin  inj i.m/i.v/s.k 1 mg/ml (sulfat),
ktk 10 amp @ 2 ml
kalsium folinat              
(leukovorin, Ca)
tab 1 mg, btl 100 tab
natrium bikarbonat  tab 500 mg, btl 1000 tab
natrium  tiosulfat  inj i.v 25%, ktk 10 amp @10 ml
4.2  UMUM
karbon aktif  serb aktif, ktg 0,5 kg
magnesium sulfat  serb, ktg 30 g
5. ANTIEPILEPSI –  ANTIKONVULSI
diazepam  inj i.m/i.v 5 mg/ml,                                 
ktk 100 amp @ 2 ml
lar rektal 4 mg/ml, tube 2,5 ml
fenitoin  kaps 30 mg (garam Na),                          
btl 250 kaps
kaps 100 mg (garam Na),     
btl 250 kaps
inj 50 mg/ml (garam Na),                
ktk 10 amp @ 2 ml
Di s e d i a k a n   u n t u k   d a e r a h -daerah endemis filariasis.
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
fenobarbital  tab 30 mg, btl 1000 tab
tab 50 mg, btl 1000 tab
tab 100 mg, btl 1000 tab
inj i.m 50 mg/ml,                                                 
ktk 100 amp @ 2 ml
inj i.v 50 mg/ml (sebagai garam
Na),  ktk 100 amp @ 2 ml
6.  ANTIINFEKSI
6.1  ANTELMINTIK
6.1.1  Antelmintik Intestinal
mebendazol  tab 100 mg, btl 100 tab
sir 100 mg/5 ml, btl 30 ml
pirantel tab scored 250 mg (sebagai
pamoat),  btl 250 tab scored
susp 125 mg/5 ml (sebagai
pamoat), btl 30 ml
6.1.2  Antifilaria
dietilkarbamazin  tab scored 100 mg (sitrat),
btl 1000 tab
-d
6.2  ANTIBAKTERI
6.2.1  Beta laktam
amoksisilin trihidrat  tab scored 500 mg,               
ktk 10 str @ 10 tab scored              
sir kering 125 mg/5 ml, btl 60 ml
ampisilin  serb inj i.m/i.v 250 mg/vial
(sebagai garam Na),
ktk 10 vial
serb inj i.m/i.v 500 mg/vial
(sebagai garam Na),
ktk 10 vial
benzatin benzilpenisilin inj i.m 1,2 juta UI/ml,                    
ktk 25 vial @ 4 ml          
inj i.m 2,4 juta UI/ml,                           
ktk 25 vial @ 10 ml
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
62
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
benzilpenisilin kristal  inj i.m/i.v 10 juta UI/vial,             
ktk 25 vial
fenoksimetil penisilin    
(penisilin V)
tab 500 mg (sebagai garam K),          
btl 1000 tab
tab 250 mg (sebagai garam K),
ktk 10 str @ 10 tab
sir kering 250 mg/5 ml (sebagai
garam K), btl 60 ml
Tidak untuk infeksi berat
prokain benzilpenisilin serb inj i.m 3 juta UI/vial,               
ktk 100 vial
serb inj i.m 1 juta UI/vial,             
ktk 100 vial
6.2.2  Antibakteri Lain
6.2.2.1  T etrasiklin   
oksitetrasiklin  inj i.v 250 mg/3 ml (HCl),             
ktk 10 amp @ 3 ml
inj i.v 50 mg/ml (HCl),                 
ktk 10 vial @ 10 ml
tetrasiklin kaps 250 mg (HCl),                         
btl 1000 kaps
kaps 500 mg (HCl),  
ktk 10 str @ 10 kaps
6.2.2.2  Kloramfenikol
kloramfenikol  kaps 250 mg, btl 1000 kaps
susp 125 mg/5 ml (sebagai
palmitat), btl 60 ml
6.2.2.3  Sulfa-Trimetoprim
kotrimoksazol DOEN I
(dewasa) kombinasi :
sulfametoksazol 400 mg
trimetoprim           80 mg
tab, ktk 10 str @ 10 tab
kotrimoksazol DOEN II
(pediatrik) kombinasi :
sulfametoksazol 100 mg
trimetoprim           20 mg
tab, btl 100 tab
Hanya  untuk  tuberkulosis  dan
lepra.
Dengan  k emas an  k hus us
B e n t u k   s e d i a a n   d a n
penggunaan  sesuai  dengan
program TB paru nasional.
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
sulfadiazin  tab 500 mg, btl 100 tab
trimetoprim  tab scored 200 mg,         
btl 100 tab scored
6.2.2.4  Makrolid
eritromisin kaps 250 mg (sebagai stearat),          
btl 100 kaps
sir 200 mg/5 ml (sebagai etil
suksinat), btl 60 ml
6.2.2.7  Penggunaan Khusus
metronidazol tab 250 mg, btl 100/1000 tab
tab 500 mg, btl 100/1000 tab
6.3  ANTIINFEKSI  KHUSUS
6.3.1  Antilepra
dapson  tab scored 100 mg,                          
btl 1000 tab scored
klofazimin, micronized kaps dalam minyak 100 mg,               
btl 100 kaps
6.3.2  Antituberkulosis
etambutol   tab 250 mg (HCl), btl 100 tab
tab 500 mg (HCl), btl 100 tab
isoniazid  tab 100 mg, btl 1000 tab
tab 300 mg, btl 1000 tab
pirazinamid  tab 500 mg, btl  100 tab 
rifampisin  tab scored 300 mg,                          
ktk 10 str @ 10 tab
tab 450 mg, ktk 10 str @ 10 tab
tab 600 mg, ktk 10 str @ 10 tab
streptomisin  serb inj 1000 mg/vial (sebagai
sulfat),  ktk 100 vial
kombinasi :
rifampisin
isoniazid
kapl 150 mg; 75 mg
tab 150 mg; 50 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
63
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
64
B e n t u k   s e d i a a n   d a n
penggunaan  sesuai  dengan
program TB paru nasional.
B e n t u k   s e d i a a n   d a n
penggunaan  sesuai  dengan
program TB paru nasional.
B e n t u k   s e d i a a n   d a n
penggunaan  sesuai  dengan
program TB paru nasional.
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
kombinasi :
rifampisin
isoniazid
etambutol
kapl 150 mg
tab 150 mg
tab 400 mg
kombinasi :
rifampisin
isoniazid
pirazinamid
kapl 150 mg; 75 mg; 450 mg
tab 75 mg; 50 mg; 300 mg
tab 400 mg; 150 mg; 500 mg
kombinasi :
rifampisin
isoniazid
pirazinamid
etambutol
kapl 150 mg; 450 mg
tab 75 mg; 300 mg
tab 400 mg; 500 mg
tab 275 mg; 250 mg; 500 mg
6.3.3   Antiseptik Saluran Kemih
kotrimoksazol DOEN I
(dewasa) kombinasi : 
sulfametoksazol 400 mg            
trimetoprim 80 mg
tab, ktk 10 str @ 10 tab
nitrofurantoin tab scored 100 mg,                       
btl 100 tab scored
trimetoprim tab scored 200 mg,                          
btl 100 tab scored
6.4   ANTIFUNGI
6.4.1 Antif ungi, Sistemik 
griseofulvin, micronized tab scored 250 mg,                    
btl 100 tab scored
nistatin tab salut 500.000 UI/tab,
btl 100/1000 tab
susp 100.000 UI/ml, btl 12 ml
6.4.2 Antifungi, Topikal
Antifungi DOEN
kombinasi :                   
asam benzoat  6%        
asam salisilat   3%
salep, pot 30 g
Unt uk  daer ah- daer ah  yang
terdapat  resistensi  terhadap
k l or ok ui n  y ang  di t et apk an
o l e h   D i n a s   K e s e h a t a n
Kabupaten.
- Hanya  untuk  malaria  yang
gawat.
- P e m a k a i a n   h a n y a   d i
Puskesmas Perawatan
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
nistatin   tab vagina 100.000 UI/tab,
ktk 10 str @ 10 tab
6.5  ANTIPROTOZOA
6.5.1  Antiamuba dan Antigiardiasis
metronidazol   tab 250 mg, btl 100 tab
tab 500 mg, btl 100 tab
6.5.2  Antimalaria   
6.5.2.1  Untuk Pencegahan
klorokuin   tab 150 mg (sebagai fosfat),
btl 1000 tab
6.5.2.2  Untuk Pengobatan
Antimalaria DOEN
kombinasi :
pirimetamin     25 mg      
sulfadoksin    500 mg
tab, btl 500 tab
artemether   inj 80 mg/ml, ktk 6 amp @ 1 ml
artesunat   inj i.v/i.m 60 mg/ml,
ktk 8 vial @ 1 ml
kombinasi :
artesunat tab  50 mg         
amodiakuin  tab 200 mg      
ktk, 2 bls @ 12 tab (kombipak)
ktk, 3 bls @ 8 tab
klorokuin tab 150 mg (sebagai fosfat),
btl 1000 tab
sir 50 mg/5ml, btl 60 ml
kuinin   tab 222 mg (bisulfat), btl 1000 tab
inj i.v 25% (sebagai HCl),          
ktk 100 amp @ 2 ml
primakuin tab 15 mg (sebagai fosfat),
btl 1000 tab
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
65
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
66
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
7.  ANTIMIGREN
7.1  PROFILAKSIS
dihidroergotamin tab 2,5 mg (sebagai mesilat),         
ktk 10 str @ 10 tab
7.2  SERANGAN AKUT
ergotamin  tab 1 mg (tartrat), btl 100 tab
kombinasi :
ergotamin           1 mg
kafein               50 mg
tab, ktk 30/100 tab
9.  ANTIPARKINSON  
Antiparkinson DOEN
kombinasi :                           
benserazid   25 mg             
levodopa    100 mg
tab, btl 100 tab
triheksifenidil  tab 2 mg (HCl), btl 250 tab
10.  DARAH, OBA T yang MEMPENGARUHI
10.1  ANTIANEMI
asam folat  tab 1 mg, btl 1000 tab
tab 5 mg, btl 1000 tab
besi (II) sulfat 7 H20  tab salut 300 mg, btl 1000 tab
sir, btl 60 ml
tts, btl
sianokobalamin            
(vitamin B12)
inj 500 mcg/ml,                                    
ktk 100 amp @ 1 ml
10.2  KOAGULASI, OBA T yang MEMPENGARUHI 
fitomenadion (vitamin K1)  tab salut 10 mg, btl 1000 tab
inj 10 mg/ml, ktk 100 amp @ 1 ml
inj i.m 2 mg/ml, amp 1 ml
D i a g n o s t i k   p a r k i n s o n i s m
harus dipastikan dulu.
D i a g n o s t i k   p a r k i n s o n i s m
harus dipastikan dulu.
- Dosis  untuk  bayi  baru  lahir
1 mg
- Dosis  untuk  bayi  prematur
0,5 mg
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
12.  DIAGNOSTIK
12.2  TES FUNGSI
12.2.3  Lain-lain
fluoresein  tts mata 1% (garam Na), btl 5 ml
tts mata 2% (garam Na), btl 5 ml
inj 10%, ktk 1 amp 5 ml
inj 20%, ktk 1 amp 5 ml
12.3  TES KULIT
tuberkulin protein           
purified derivative
inj i.k 1:10, ktk 1 vial 2 ml
13.  DISINFEKT AN dan ANTISEPTIK
13.1  ANTISEPTIK
hidrogen peroksida cairan konsentrat, btl 1000 ml
povidon iodida  lar 10%, btl 1000 ml
13.2  DISINFEKT AN 
etanol 70%  lar , btl 100 ml /1000 ml
kalsium hipoklorit  serb, ktg 20 g
kresol tersaponifikasi 50%
(lisol)
cairan, btl 1000 ml
paraformaldehida  tab 1 g, btl 100 tab
lar 5%, btl 1000 ml
- D i s i m p a n   d a l a m   b o t o l
d e n g a n   s u m b a t   k a c a ,
k edap  udar a,   t er l i ndung
dari cahaya
- Untuk  diencerkan  sampai
3%.
P r o g r a m  s a mi j a g a   D i t j e n
P2-PL.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
67
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
68
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
14.  GIGI dan MULUT , OBA T dan BAHAN untuk
14.1  GIGI dan MULUT , OBA T untuk 
Anestetik lokal gigi DOEN
kombinasi :                     
lidokain HCl   2%               
epinefrin        1 : 80.000
inj, ktk 20/50/100 amp @ 2 ml
etil klorida  semprot 0,05-0,2 ml, btl 100 ml
eugenol  cairan, btl 10 ml
fluor  tab 0,5 mg, btl 100 tab Untuk puskesmas daerah
tertentu
kalsium hidroksida  pasta, ktk 2 tube
klorfenol kamfer mentol
(CHKM)
cairan, btl 10 ml
lidokain  inj 2% (HCl), ktk 100 amp @ 2 ml
pasta 5% (HCl), tube 10 g
semprot 15% (HCl), btl 60 ml
nistatin  susp 100.000 UI/ml, btl 12 ml
14.2  GIGI dan MULUT , BAHAN untuk
bahan tumpatan
sementara
lar dan serb, btl 100 g
glass ionomer ART
(Atraumatic Restorative
Treatment)
serb, btl 10 g
lar , btl 6 g (4,8 ml)
cocoa butter 5 g
gutta percha points  ktk 120 batang
komposit resin  set
pasta pengisi saluran akar  pasta, btl
spons gelatin  cubicles 1x1x1 cm, klg 50 butir
Kemasan  harus  kedap
udara
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
15.  DIURETIK
furosemida  tab 40 mg, btl 250 tab
inj i.v/i.m 10 mg/ml,                   
ktk 25 amp @ 2 ml
16.  HORMON, OBA T ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPTIK
16.2  ANTIDIABETES
16.2.1  Antidiabetes, Oral
glibenklamida  tab 2,5 mg, btl 100 tab
tab 5 mg, btl 100 tab
metformin  tab 500 mg, btl 100 tab
16.3  HORMON KELAMIN dan OBA T yang MEMPENGARUHI FERTILIT AS
16.3.4  Kontraseptik
16.3.4.1  Kontraseptik, Oral
kombinasi :
levonorgestrel  150 mcg
etinil estradiol    30 mcg
pil
16.3.4.2  Kontraseptik, Parenteral
medroksi progesteron
asetat
inj depo 150 mg
16.3.4.3  Kontraseptik,  AKDR (IUD)
copper T set / buah
16.4  HORMON TIROID dan ANTITIROID
larutan lugol  btl 30 ml
propiltiourasil  tab scored 100 mg, btl 1000 tab
Sesuai  dengan  Program  KB
N a s i o n a l   y a n g   d i k o o r d i n i r
BKKBN.
Pemakaian  harus  dilarutkan
dulu.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
69
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
70
Ta b l e t   0 , 0 6 2 5   m g   u n t u k
pediatrik
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
16.5 KORTIKOSTEROID
deksametason  tab 0,5 mg, btl 1000 tab
inj 5 mg/ml (sebagai natrium
fosfat), ktk 100 amp @ 1 ml
hidrokortison    tab 10 mg,
serb inj 100 mg/vial(Na suksinat)                                                         
ktk 100 vial @ 2 ml
prednison  tab 5 mg, btl 1000 tab  Sebagai alternatif
deksametason.
17.  KARDIOV ASKULER, OBAT
17.1  ANTIANGINA
atenolol   tab 50 mg, ktk 10 str @ 10 tab
isosorbid dinitrat  tab sublingual 5 mg,btl 60 tab
17.2  ANTIARITMIA
propranolol  tab 10 mg (HCl), btl 100 tab    
inj i.v 1 mg/ml (HCl),                    
ktk 10 amp @ 1ml
17.3  ANTIHIPERTENSI
hidroklorotiazida  tab 25 mg, btl 100 tab
kaptopril  tab scored 12,5 mg,                         
ktk 10 str @ 6 tab scored
tab scored 25 mg,                             
ktk 10 str @ 6 tab/10 tab
scored
17.4  ANTIAGREGASI  PLA TELET
asam asetilsalisilat
(asetosal)
tab 80 mg, ktk 10 bls @ 10 tab
17.6  GAGAL JANTUNG, OBA T
digoksin  tab 0,0625 mg, btl 100 tab
tab 0,25 mg, btl 100/100 tab
inj 0,25 mg/ml, ktk 1 amp 2 ml
- T i d a k   b o l e h   d i g u n a k a n
untuk wanita hamil.
- Dapat  timbul  efek  samping
batuk.
Un t u k   k e a d a a n   a k u t   d a n
kronis.
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
furosemida  tab 40 mg, ktk 20 str @ 10 tab
inj i.v/i.m 10 mg/ml,                   
ktk 25 amp @ 2 ml
kaptopril  tab scored 12,5 mg,                         
ktk 10 str @10 tab scored
tab scored 25 mg,                      
ktk 10 str @ 10 tab scored
17.7  SYOK, OBA T untuk
17.7.1  Syok Kardiogenik
epinefrin (adrenalin)  inj i.v 0,1 % (sebagai HCl/
bitartrat), ktk 100 amp @ 1 ml
17.8  ANTIHIPERLIPIDEMIA
simvastatin  tab scored 10 mg, ktk 30 tab
18.  KULIT , OBA T TOPIKAL untuk
18.2  ANTIBAKTERI
Antibakteri DOEN           
kombinasi :                    
basitrasin          500 UI/g    
polimiksin B 10.000 UI/g
salep, tube 5 g
18.3   ANTIFUNGI
Antifungi DOEN             
kombinasi :                    
asam benzoat  6%          
asam salisilat   3%
salep, pot 30 g
natrium tiosulfat  cairan 25%, btl 30 ml
18.4  ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK
betametason  salep 0,1% (sebagai valerat),
tube 5 g
krim 0,1% (sebagai valerat),
tube 5 g
hidrokortison  krim 2,5% (asetat), tube 5 g
- T i d a k   b o l e h   d i g u n a k a n
untuk wanita hamil.
- Dapat  timbul  efek  samping
batuk.
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
71
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
72
Per l u  pengawasan  khusus
karena :
- Har us  di apl i kasi kan  ol eh
dokter
- 1-4  jam  setelah  pemakaian
harus  dibersihkan  supaya
t i d a k   a d a   o b a t   y a n g
tertinggal.
- Penggunaan  hanya  pada
p e n e b a l a n   y a n g   h e b a t ,
karena  dapat  menimbulkan
b a h a y a   a k i b a t   a b s o r b s i .
- Tidak  boleh  digunakan  pada
wanita  hamil  karena  efek
teratogenik.
- Tidak  boleh  dipakai  sendiri
oleh pasien
- Tidak  boleh  dibawa  pulang.
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
18.5  ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS
Salep 2-4, kombinasi :                   
asam salisilat      2 %       
belerang endap 4 %
salep, pot 30 g
18.6  KAUSTIK  
perak nitrat                    lar 20%, btl 10 ml  Untuk lesi hipergranulasi
18.7  KERA TOLITIK dan KERATOPLASTIK
asam salisilat  salep   2%, pot  30 g
salep   5%, pot  30 g
salep 10%, pot  30 g
coal tar  lar 5 %, btl 100 ml
podofilin  tingtur 25 %, btl 30 ml
18.8  LAIN-LAIN
bedak salisil  serb 2%, ktk 100 g
liquor carbonis detergens  susp 2%, btl 30 ml
susp 5%, btl 30 ml
liquor faberi  liquor .
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
20.  LARUT AN ELEKTROLIT , NUTRISI dan LAIN -LAIN
20.1  ORAL
Garam oralit                 
kombinasi :               
natrium klorida    0,52 g
kalium klorida      0,30 g  
trinatrium sitrat
dihidrat             0,58g    
glukosa anhidrat  2,70 g
serb, 100 ktg,                                        
tiap ktg untuk 200 ml air
natrium bikarbonat  tab 500 mg, btl 1000 tab
20.2  P ARENTERAL
glukosa  lar infus   5%, btl 500 ml
lar infus 10%, btl 500 ml
lar infus 40%, btl   25 ml
natrium klorida   lar infus 0,9%, btl 500 ml
lar infus    3%, btl 500 ml
inj 15%, vial 50 ml
ringer laktat   lar infus, btl 500 ml
20.3  LAIN – LAIN
air untuk injeksi   ktk, amp/vial @10 ml/20 ml
21.  MA TA, OBAT untuk
21.1  ANESTETIK LOKAL
tetrakain  tts mata 0,5% (HCl), btl 5 ml
21.2   ANTIMIKROBA
oksitetrasiklin  salep mata 1% (HCl), tube 3,5g
sulfasetamida  tts mata 15% (natrium), btl 5 ml
21.4  MIDRIA TIK
atropin   tts mata 0,5% (sulfat), btl 5 ml
tts mata 1% (sulfat), btl 5 ml
- P e r l u   d i l a k u k a n
p e m e r i k s a a n   k a d a r
natrium
- P e m a k a i a n   h a n y a   d i
Pu s k e s ma s   Pe r a wa t a n
Diminum  sedikit  demi  sedikit
2-3  teguk  untuk  menghindari
muntah
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
73
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
74
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
21.5  MIOTIK DAN  ANTIGLAUKOMA
pilokarpin   tts mata 2% (HCl/nitrat), btl 5 ml
tts mata 4% (HCl/nitrat), btl 5 ml
22.  OKSITOSIK dan RELAKSAN UTERUS
22.1  OKSITOSIK
metilergometrin  tab salut 0,125 mg (maleat),              
btl 100 tab
inj 0,200 mg/ml,                                  
ktk 100 amp @ 1 ml
oksitosin  inj 10 UI/ml, ktk 100 amp @ 1 ml
23.  PSIKOFARMAKA
23.1  ANTIANSIET AS dan ANTIINSOMNIA
diazepam  tab 2 mg, btl 1000 tab
tab 5 mg, btl 1000 tab
inj i.m 5 mg/ml,                           
ktk 100 amp @ 2 ml
23.2  ANTIDEPRESI dan ANTIMANIA
amitriptilin   tab salut 25 mg (HCl),                      
ktk 10 bls @ 10 tab
23.3  ANTIOBSESI KOMPULSI
klomipramin  tab 25 mg (HCl), btl 1000 tab
23.4  ANTIPSIKOSIS
haloperidol  tab 0,5 mg, btl 100/1000 tab
tab 1,5 mg, btl 100/1000 tab
tab 2 mg, ktk 100 tab
tab 5 mg, btl 100/1000 tab
tts 2 mg/ml, btl 15 ml/100 ml
inj i.m 2 mg/ml (HCl),
ktk 5 amp @ 1 ml
inj i.m 5 mg/ml (HCl),
ktk 5 amp @ 1 ml
inj 50 mg/ml (sebagai dekanoat),     
ktk 5 amp @ 1 ml (long acting)
-   S e b a g a i   a l t e r n a t i f
klorpromazin.
-   Puskesmas  yang  terintegrasi
dengan kesehatan jiwa.
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
klorpromazin  tab salut 25 mg (HCl),                       
btl 1000 tab
tab salut 100 mg (HCl),                   
btl 1000 tab
inj i.m 25 mg/ml (HCl),                       
ktk 100 amp @ 1 ml
25.  SALURAN CERNA, OBA T , untuk
25.1  ANT ASIDA dan  ANTIULKUS
Antasida DOEN I              
kombinasi :                    
aluminium                          
  hidroksida 200 mg        
magnesium                 
hidroksida 200 mg
tab kunyah, btl 1000 tab
Antasida DOEN II            
kombinasi :                    
aluminium               
        hidroksida 200 mg/5 ml   
magnesium
hidroksida 200 mg/5 ml
susp, btl 60 ml
25.2  ANTIEMETIK
dimenhidrinat  tab 50 mg, btl 1000 tab
klorpromazin  tab salut 25 mg (HCl),                        
btl 1000 tab
inj i.m 25 mg/ml (HCl),                     
ktk 100 amp @ 1 ml
inj i.m 5 mg/ml (HCl),                         
ktk 100 amp @ 2 ml
25.3  ANTIHEMOROID
Antihemoroid DOEN     
kombinasi :                            
bismut subgalat  150 mg 
heksaklorofen      2,5 mg 
lidokain                 10   mg   
seng oksida        120  mg     
sup               ad   2    g
sup, ktk 100 sup
P e n g g u n a a n   ½ - 1   j a m
s e b e l u m   m a k a n   u n t u k
me n d a p a t k a n   e f e k t i v i t a s
yang lebih baik
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
75
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
76
Diminum  sedikit  demi  sedikit
2-3  teguk  untuk  menghindari
muntah
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
25.4  ANTISP ASMODIK
atropin  tab 1 mg (sulfat), klg 100 tab
inj i.m/i.v/s.k 0,25 mg/ml (sulfat),                                    
ktk 100 amp @ 1 ml
inj i.m/i.v/s.k 1 mg/ml (sulfat),           
ktk 50 amp @ 1 ml
ekstrak beladon  tab 10 mg, btl 100/1000 tab
25.5  DIARE, OBA T untuk
Garam oralit                 
kombinasi :                   
natrium klorida    0,52 g   
kalium klorida      0,30 g  
trinatrium sitrat    
dihidrat             0,58g    
glukosa anhidrat  2,70 g
serb, 100 ktg,                                       
tiap ktg untuk 200 ml air  i
25.6  KA T ARTIK
gliserin  cairan, btl 100 ml
26.  SALURAN NAP AS, OBAT untuk
26.1  ANTIASMA
deksametason  tab 0,5 mg, btl 1000 tab
inj i.v 5 mg/ml (sebagai natrium
fostat), ktk 100 amp @ 1 ml
efedrin  tab 25 mg (HCl), btl 1000 tab
epinefrin (adrenalin)  inj 0,1 % (sebagai HCl/bitartrat),                           
ktk 100 amp @ 1 ml
salbutamol  tab 2 mg (sebagai sulfat),
btl 100/1000 tab
tab 4 mg (sebagai sulfat),        
btl 100/1000 tab
26.2  ANTITUSIF
dekstrometorfan  tab 15 mg (HBr), btl 1000 tab
sir 10 mg/5 ml (HBr), btl 60 ml
Harus disimpan pada suhu
dibawah 5° C.
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
kodein  tab 10 mg, btl 250 tab
26.3  EKSPEKTORAN
gliseril guaiakolat  sir 25 mg/5 ml, btl 60 ml
tab 100 mg, btl 1000 tab
obat batuk hitam (OBH)  cairan, btl 200 ml
cairan konsentrat, btl 1000 ml
27.  SISTEM IMUN, OBAT yang MEMPENGARUHI
27.1  SERUM dan IMUNOGLOBULIN
serum anti bisa ular          
A.B.U. I (khusus ular
dari luar Papua)                                           
A.B.U.II (khusus ular
dari Papua)
inj i.m./i.v , ktk 10 vial @ 5 ml   -  Khusus daerah tertentu .
-  Disimpan pada suhu 2-8° C.
serum antidifteri (A.D.S)  inj i.m 10.000 UI/vial,                     
ktk 10 vial @ 5 ml
inj i.m 20.000 UI/vial,                 
ktk 10 vial @ 10 ml
Disimpan pada suhu 2-8° C.
serum antirabies  inj i.m 100 UI/ml,                         
  ktk 10 vial @ 20 ml
-  Digunakan untuk pengobat -an  post-exposure di daerah
rabies.
-  Disimpan pada suhu 2-8º C.
serum antitetanus (A.T .S)   Untuk pencegahan :
inj i.m 1500 UI/amp.                   
ktk 10 amp @ 1 ml
Untuk pengobatan :
inj i.m./i.v 10.000 UI/amp,               
ktk 10 amp @ 2 ml.
inj i.m./i.v 20.000 UI/vial,           
ktkl 10 vial @ 4 ml
- Disimpan pada suhu 2-8º C
27.2  V AKSIN
vaksin B.C.G.  inj i.k, ktk 5 amp @ 2 ml
inj i.k, ktk 5 amp @ 4 ml
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
77
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
78
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
vaksin campak  inj s.k,
ktk 10 vial (10 dosis) @ 5 ml
Disimpan pada suhu 2-8º C
vaksin hepatitis B
rekombinan
inj 20 mcg/ml, ktk 1 vial 0,5; 1 ml Disimpan pada suhu 2-8º C
vaksin jerap difteri tetanus
(DT)
inj i.m, ktk 10 vial @ 5 ml Disimpan pada suhu 2-8º C
vaksin jerap difteri  tetanus
pertusis (DTP)
inj i.m, ktk 10 vial @ 5 ml  Disimpan pada suhu 2-8º C
vaksin jerap tetanus
(tetanus adsorbed
toxoid)
inj i.m, ktk 1 vial 5 ml Disimpan pada suhu 2-8º C
vaksin polio  tts, ktk vial 10/20 dosis  Disimpan pada suhu -20º C
vaksin rabies, untuk
manusia
serb inj s.k./i.k,                                                            
ktk 7 vial @ 1 dosis +        
7 amp pelarut @ 2 ml
Booster :                                       
ktk 5 amp @ 1 dosis +       
5 amp pelarut @ 4 ml
-  Disimpan pada suhu 2-8º C
-  D i g u n a k a n   u n t u k
pengobatan  pre-exposure
d a n   p r e - e x p o s u r e   d i
daerah rabies.
28.  TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN, OBA T untuk
karbogliserin  tts telinga 10 %, btl 5 ml
29.  VIT AMIN dan MINERAL
asam askorbat (vitamin C)  tab 50 mg, btl 1000 tab
kalsium laktat (kalk)  tab 500 mg, btl 1000  tab
piridoksin (vitamin B6)  tab 10 mg (HCl), btl 1000 tab
tab 25 mg (HCl), btl 1000 tab
retinol (vitamin  A)  tab 5.000 UI, btl 1000 tab
kaps lunak 50.000 UI,                  
btl 50  kaps lunak
kaps lunak 100.000 UI,                
btl 50  kaps lunak
kaps lunak 200.000 UI (sebagai
palmitat), btl 50 kaps lunak
KELAS TERAPI,
NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan,
Kekuatan, dan Kemasan)
RESTRIKSI
tiamin (vitamin B1)  tab 50 mg (HCl) , btl 1000  tab
vitamin B kompleks  tab, btl 1000 tab
MENTERI KESEHAT AN
Dr.dr . SITI F ADILAH SUP ARI, Sp.JP(K)
I
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
79
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
80
LAMPIRAN  I
DAFT AR OBA T  DOEN 2005   DALAM
Y ANG MENGALAMI PERUBAHAN
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
81
DAFT AR OBA T  DOEN 2005   DALAM
Y ANG MENGALAMI PERUBAHAN
NO  NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan, Kekuatan
Sediaan, Kemasan)
PENAMBAHAN (+),
PENGURANGAN ( - ),
PERUBAHAN
FORMULASI
1 alprazolam tab 0,25 mg,                    
ktk 10 str @ 10 tab
tab 0,5 mg,                       
ktk 10 str @ 10 tab

2   amalgam perak serb 65 - 75%, btl 1 oz    −
3   amfoterisin*) inj. i.v ., vial 50 mg    +
4   amilorid tab 5 mg (HCl), btl 100 tab −
5   amiodaron tab  200 mg, ktk 30 tab
inj 150 mg/3 ml,                     
ktk 6 amp @ 3 ml
+
6   artesunat inj i.v/i.m 60 mg/ml,                 
ktk 8 vial @ 1 ml
+
7   asam triklorasetat                 kristal, ktg   −
8   asetazolamida   tab 250 mg, btl 100 tab
serb inj i.m/i.v . 500 mg/vial
(sebagai garam Na),         
ktk 10 vial + 10 amp air
untuk injeksi @ 5 ml
Pindah sub   kelas terapi
9   atrakurium inj 25 mg/2,5 ml, amp 2,5 ml    +
10   benzilpenisilin salep mata 1000 UI/g, tube 5 g    −
1 1   benzoil peroksida                        jeli 2,5%, tube 5 g
jeli 5%, tube 5 g

12   besi (II) sulfat 7H2O tts, btl 60 ml                            +
13   betametason  tts mata 1mg/ml (natrium),   
btl 5 ml
+
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
82
14 bupivakain inj infiltr 0,25% (HCl),        
ktk 5 vial 20 ml

15   campuran insulin regular :
intermediate   (30 : 70)
inj 100 UI/ml,  ktk 1 vial 10 ml    +
16   copper T   set / buah +
17   daunorubisin serb inj 50 mg (HCl)   +
18   dekstran 70 lar infus 6%, btl 500 ml    −
19   dekstrose lar infus 5 %, btl 500 ml    +
20   desmopresin   semprot   Per ubahan  bent uk
sediaan
21   dietilkarbamazin   tab scored 100 mg (sitrat),
btl 1000 tab
Perubahan  kekuatan
sediaan
22   digoksin tab 0,0625 mg, btl 100 tab
tab  0,25 mg, btl 100 tab
inj 0,25 mg/ml,                  
ktk 1 amp   @   2 ml
+
23   diloksanid tab 500 mg (furoat)   +
24   dinatrium edetat tts mata 0,35%, btl 5 ml    −
25   dobutamin inj 50 mg/ml; vial 5 ml
inj 25 mg/ml; vial 10 ml
+
26   edrofonium inj i.v . 10 mg/ml (klorida) ,     
ktk 10 vial @ 10 ml

28   efavirens   tab 200 mg, btl 90 tab
tab 600 mg, btl 30 tab
Perubahan sub kelas
t erapi   dan  bent uk
sediaan
29   enfluran   cairan ih, btl 250 ml   −
30 etakridin (rivanol) lar 0,1 %, btl 300 ml
serb, btl 100 g

NO  NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan, Kekuatan
Sediaan, Kemasan)
PENAMBAHAN (+),
PENGURANGAN ( - ),
PERUBAHAN
FORMULASI
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
83
NO  NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan, Kekuatan
Sediaan, Kemasan)
PENAMBAHAN (+),
PENGURANGAN ( - ),
PERUBAHAN
FORMULASI
31   etil ester dari oleum
papaveris teriodisasi
(oleum iodatum)
inj i.a./i.v . 1 ml       
mengandung 0,96 ml          
(setara dengan 0,48 g
iodium), ktk 1 amp 10 ml

32   etoksuksimid kaps 250 mg,                       
btl 100/1000 kaps
sir 250 mg/5 ml, btl 60 ml

33   etonogestrel                          implan 1 rods (3 th)   −
34   fenitoin sirup 50 mg/5 ml    +
35   fenobarbital tab 50 mg +
36   fenol cair btl 10 ml    −
37   fentanil   inj i.m./i.v . 0,05 mg/ml (sitrat),
ktk 5 amp @ 2 ml
Perubahan  bentuk
kemasan
39   fitomenadion (vitamin K1) inj. i.m. 2mg/ml, amp 1 ml         +
40   fluoksetin kap/tab 10 mg, ktk 30 tab
kap/tab 20 mg, ktk 30 tab
+
41   fraksi protein plasma (termasuk
fibrinogen)
bentuk sediaan dan
k e k u a t a n   t i d a k
dicantumkan
42   framisetin kasa steril 1% (sulfat),         
ktk 10 lbr

43   gameksan krim 1%, btl 30 ml    −
44   Garam Oralit I serb, 100 ktg, tiap ktg untuk
1000 ml air

45 gentian violet lar 1%, btl 10 ml −
46
Cl),           
haloperidol inj i.m. 2 mg/ml (HCl),                 
ktk 5 amp @ 1 ml
inj i.m. 5 mg/ml (H
ktk 5 amp @ 1 ml
Perubahan  bentuk
garam
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
84
NO  NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan, Kekuatan
Sediaan, Kemasan)
PENAMBAHAN (+),
PENGURANGAN ( -  ),
PERUBAHAN
FORMULASI
47 hidroklortiazid tab 25 mg, btl 1000 tab +
48   hidrokortison tab 10 mg    +
49   hidrokortison krim 1% (asetat),  tube 5 g −
50   hidrokortison asetat tts mata 1%, btl 5 ml    −
51   human tetanus
imunoglobulin
inj i.m 500 UI, vial    +
52   insulin intermediate inj 40 UI/ml, ktk 1 vial 10 ml    −
53   insulin regular inj 40 UI/ml, ktk 1 vial 10 ml    −
54   iodium inj 480 mg/ml, ktk 1 amp 10 ml −
55   isofluran cairan ih, btl 250 ml    +
56   isoprenalin inj 1mg/ml (HCl),                
ktk 1 amp 2 ml

57   karbamazepin sirup 100 mg/5 ml,             
btl 120 ml 
tab 100 mg (kunyah)  
+
58   karbon aktif   serb aktif, ktg 0,5 kg Perubahan nama obat
59   ketoprofen sup 100 mg +
60   klomifen                                      tab 50 mg (sitrat), btl 10 tab   −
61   klomipramin tab 10 mg (HCl),   btl 250 tab           −
62   klorambusil tab 2 mg    +
63   kloramfenikol tts telinga 3 %, btl 5 ml    −
64   klorheksidin lar 1,5 % (glukonat), btl 2,5 l
lar 4,0 % (glukonat), btl 2,5 l

65 klorheksidin lar 0,2% (glukonat), btl 2,5 l +
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
85
NO  NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan, Kekuatan
Sediaan, Kemasan)
PENAMBAHAN (+),
PENGURANGAN ( - ),
PERUBAHAN
FORMULASI
66 klormetin serb inj 10 mg/vial (HCl),     
ktk 1 vial

67 klozapin *) tab 25 mg, ktk 50 tab
tab 50 mg, ktk 50 tab
+
68 kodein   tab 10 mg (fosfat),   btl  250 tab Perubahan  kekuatan
sediaan  dan  bentuk
kemasan
69 kolkhisin tab 500 mcg,                      
ktk 3 str @ 10 tab

70 kombinasi :
ergotamin   1 mg
kafein       50 mg
tab, ktk 30/100 tab +
71 kombinasi : 
ekst. apii herba       92 mg
kapsul −
72 komposit resin set +
73 kuinidin tab 200 mg (sulfat),             
btl 100/1000 tab

74 lar . nutrisi : glukosa 4% +
NaCl 0,18%
infus, btl 500 ml +
75 larutan nutrisi DOEN I infus, botol 500 ml −
76 larutan nutrisi DOEN II infus, botol 500 ml −
77   larutan nutrisi DOEN III infus, botol 500 ml    −
78   larutan nutrisi DOEN IV infus, botol 500 ml    −
79   larutan nutrisi DOEN V infus, botol 500 ml    −
80   levamisol tab 50 mg (HCl),                 
ktk 4 bls @ 9 tab

Daftar Obat Esensial Nasional 2008
86
NO  NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan, Kekuatan
Sediaan, Kemasan)
PENAMBAHAN (+),
PENGURANGAN ( - ),
PERUBAHAN
FORMULASI
81   levertran salep kulit 5%   −
82   levonorgestrel                              pil 75 mcg, 150 mcg   −
83   levonorgestrel                       implan 6 rods (5 th) −
84   lidokain inj 5% + glukosa 7,5 %,     
amp 2 ml
+
85   lidokain inj 1% (HCl) + epinefrin   1 : 
200.000, ktk 10 vial @ 30 ml
inj 2% (HCl) + epinefrin   1 : 
200.000, ktk 10 vial @ 20 ml

86   liquor faberi liquor ditambah mentol 0,1%
liquor ditambah mentol 0,5%

87   liquor veilli; 
kombinasi :                         
asam salisilat  0,1 %     
boraks            0,5 %     
gliserin            10 %
larutan      +
88   lisinopril tab 5 mg, ktk 3 str @ 10 tab
tab 10 mg, ktk 3 str @ 10 tab
tab 20 mg, ktk 3 str @ 10 tab

89   litium karbonat   tab  200 mg,   ktk 10 str @ 10 tab   Perubahan    kekuatan
sediaan
90   lopinavir tab    +
91   lotio kummerfeldi  cairan, kemasan sesuai
kebutuhan

92   manitol lar infus 20%, btl 500 ml   −
93   melfalan tab 2 mg   +
94   metampiron         inj i.m 250 mg/ml,                
ktk 25 vial @ 10 ml          
ktk 100 amp @ 2 ml

Daftar Obat Esensial Nasional 2008
87
NO  NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan, Kekuatan
Sediaan, Kemasan)
PENAMBAHAN (+),
PENGURANGAN ( - ),
PERUBAHAN
FORMULASI
95   (dl) metilfenidat *) tab regular release 10 mg
kaps extended release  20 mg
+
96   metil prednisolon                        tab 4 mg, btl 100 tab   −
97 lar 2 %, btl 5 ml   Perubahan sub kelas
terapi  dan  komposisi
obat  ditulis  lengkap.
98 metoklopramid sir 5 mg/5 ml, btl 50 ml
tts 0,1 mg/tts, btl 10 ml
+
99 midazolam inj i.v . 1 mg/ml 
inj i.v . 5 mg/ml
+
100 natrium bikarbonat inj 1,4 % isotonik +
101 natrium fusidat krim 20 mg/g, tube 5 g −
a    102 n trium nitroprusid inj, vial +
103 neomisin tab 500 mg, btl 100 kaps −
104 nikotinamid tab 100 mg +
105 norepinefrin inj 4 mg/ml, amp 2 ml +
106 Obat telinga DOEN  
kombinasi :
neomisin sulfat 500 mg
polimiksin B sulfat 
1 juta UI/100 ml
tts telinga, btl 5 ml −
107 pankuronium inj i.v . 2 mg/ml (bromida),                
ktk 10 amp @ 2 ml

108 parasetamol sup 120 mg
sup 240 mg
+
109 pasta devitalisasi (non arsen) pasta, btl −
metilselulosa, diubah menjadi
metilselulosa, kombinasi  :
hidroksipropil metilselulosa 5 mg
dekstran (70)
gliserin
benzalkonium klorida  0,01% b/v
1 mg
2 mg
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
88
NO  NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan, Kekuatan
Sediaan, Kemasan)
PENAMBAHAN (+),
PENGURANGAN ( - ),
PERUBAHAN
FORMULASI
1 10   pasta iodoform pasta    −
1 1 1   patent blue V inj s.k. 2,5%,  ktk 1 amp 2 ml    −
1 12   perak nitrat                                  lar 40%, btl 10 ml −
1 13   perfenazin tab 4 mg (HCl),                     
btl 100/1000 tab
tab 16 mg (HCl),                  
btl 100/1000 tab

1 14   permetrin krim 5%, tube    +
1 15   piridostigmin tab 10 mg (bromida),                         
ktk 10 str/bls @ 10 tab

1 16   polikresulen (kondensasi
metakresol sulfonat dan
metanal)
cairan, btl 10 ml / 50 ml
Pindah kelas terapi
1 17   prednisolon tts mata 0,5%, btl 5 ml
salep mata 1%,    tube 3,5 g

1 18   preparat sulfa cones, btl 100 butir −
1 19   prokainamida inj 100 mg/ml (HCl)   −
120   propanolol tab 40 mg    +
121   propiliodon inj dalam minyak 500-600
mg/ml, ktk 1 amp 20 ml

122   propiltiourasil   tab 100 mg, btl 1000 tab   Perubahan kekuatan
sediaan
123   propranolol tab 10 mg, ktk 100 tab
tab 40 mg, ktk 100 tab

124 reserpin tab 0,10 mg, btl 1000 tab
tab 0,25 mg, btl 1000 tab

Daftar Obat Esensial Nasional 2008
89
NO  NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan, Kekuatan
Sediaan, Kemasan)
PENAMBAHAN (+),
PENGURANGAN ( - ),
PERUBAHAN
FORMULASI
125   retinol (vitamin  A) tab 5000 UI, btl 50 tab
kaps lunak 100.000 UI, btl 50
kaps lunak
+
126   retinol (vitamin  A) inj 100.000 UI/ amp,             
ktk 100 amp 1 ml
(sebagai palmitat),                      
ktk 100 amp @ 2 ml

127   rokuronium inj i.v 10 mg/ml, vial 5 ml    +
128   sefazolin inj 1 gr , vial, ktk 2 vial    +
129   seftriakson inj 1 gr , vial, ktk 2 vial    +
130   semen seng fosfat serb dan cairan,                
set 30   g btl 1 set

131   sirop timi majemuk cairan, btl 100 ml    −
132   spons gelatin lembar 5 x 7 x 1 cm   −
133   stavudin    tab 30 mg, btl 60 tab
tab 40 mg, btl 60 tab
Perubahan  sub  kelas
t er api   dan  bent uk
sediaan
134   sufentanil inj 50 mcg/ml (sitrat),           
ktk 5 vial @ 5 ml

135   suksametonium serb inj iv/i.m 500 mg/vial
(klorida), ktk 10 vial

136   suksinil kolin   serb inj iv/i.m 500 mg/vial
(klorida), ktk 10 vial
Perubahan nama obat
137   sulpirid kap 50 mg, ktk 10 str @ 10 kap
tab 200 mg,  ktk 2 str @ 10 tab

138   tiamin (vitamin B1) inj 100  mg/ml,                  
ktk 100 amp 1 ml

inj dalam minyak 100.000  UI/amp                    
Perubahan  sub  kelas
t er api   dan  bent uk
sediaan
Perubahan  kekuatan
sediaan
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
90
NO  NAMA  GENERIK
FORMULASI
(Bentuk Sediaan, Kekuatan
Sediaan, Kemasan)
PENAMBAHAN (+),
PENGURANGAN ( - ),
PERUBAHAN
FORMULASI
139   tiopental serb inj i.v . 1000 mg/amp
(garam Na) (untuk dilarutkan
dalam 20 ml air injeksi),     
ktk 25 amp

140   tropikamida tts mata 1%, btl 5 ml    −
141   tuberkulin protein    purified
derivative
inj i.k. 1:10, ktk 1 vial 25 ml −
142   vaksin meningokokus
polisakarida A + C
serb inj, ktk 10 vial @ 10 dosis
+ 10 amp pelarut @ 5 ml

143
valproat
tab 250 mg (garam Na),  btl 50 tab
tab 500 mg (garam Na),  btl 50 tab    
sir 250 mg/5 ml (garam Na),
btl 120 ml
144   vankomisin serb inj. 500 mg/vial,             
ktk 1 vial
+
145   vekuronium serb inj 10 mg/vial (bromida),
ktk 20 vial

1
46 warfarin
147 zidovudin
ta b 2 mg (garam K),  btl 100 tab
tab 100 mg, btl 100 tab
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI KESEHAT AN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 239/MENKES/SK/III/2008
TENT ANG
PEMBENTUKAN KOMITE NASIONAL REVISI
DAN PENYUSUNAN
DAFT AR OBA T ESENSIAL  NASIONAL
(KOMNAS REVISI DOEN) 2008
KEPUTUSAN MENTERI  KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR  : 239/MENKES/SK/III/2008
TENTANG
PEMBENTUKAN KOMITE NASIONAL REVISI DAN PENYUSUNAN
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL (KOMNAS REVISI DOEN) 2008
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a.  bahwa  dalam  upaya  peningkatan  mutu  pelayanan  kesehatan,  ketersediaan
obat  esensial  yang  aman,  bermanfaat  serta  bermutu  dalam  jumlah  dan  jenis
yang  cukup  merupakan  tanggung  jawab  pemerintah  seperti  di  amanatkan
dalam  Kebijakan  Obat  Nasional   (KONAS);
b. bahwa sesuai  hal tersebut  pada huruf (a)  perlu didukung dengan pembinaan
penggunaan  obat  yang  rasional;
c. bahwa  sesuai  dengan  perkembangan  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi  dibidang
obat dan kedokteran, pola penyakit, program kesehatan serta perbaikan status
kesehatan  masyarakat  sebagai  hasil  dari  pembangunan  dibidang  kesehatan
Daftar  Obat  Esensial  Nasional  (DOEN)  perlu  direvisi;
d. bahwa dalam rangka revisi Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) 2008, perlu
dibentuk  Komite  Nasional  Revisi  dan  Penyusunan  DOEN  2008  dengan
Keputusan  Menteri  Kesehatan.
Mengingat : 1.  Undang-Undang Nomor 23 T ahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
T ahun  1992  Nomor  100,  tambahan  Lembaran  Negara  Nomor  4431);
2. Peraturan  Pemerintah  No.  72  tahun  1998  tentang  Pengamanan  Sediaan
Farmasi dan  Alat Kesehatan (Lembaran  Negara T ahun  1998  No.138, tambahan
Lembaran  Negara  RI  No.  3781);
3. Peraturan  Pemerintah  Nomor  38  T ahun  2007  tentang  Pembagian  Urusan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun  2007 Nomor 82, tambahan  Lembaran Negara Republik Indonesia  Nomor
4737);
4. Peraturan  Presiden  Republik  Indonesia  Nomor  9  T ahun  2005  tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan T ata Kerja Kementerian
Negara  RI;
5. Peraturan  Presiden  RI  Nomor  10  T ahun  2005  tentang  Unit  Organisasi  dan  Tugas
Eselon  I  Kementerian  Negara  RI;
6. Peraturan  Menteri  Kesehtan  RI  Nomor  :  1575/Menkes/Per/  XI/2005  tentang
Organisasi  dan  T ata  Kerja  Departemen  Kesehatan  RI;
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :  189/MENKES/SK/III/ 2006 tentang
Kebijakan  Obat  Nasional.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
M  E  M  U  T  U  S  K  A  N  :
Menetapkan : KEPUTUSAN  MENTERI  KESEHATAN  TENTANG  PEMBENTUKAN  KOMITE
NASIONAL   REVISI DAN PENYUSUNAN   DAFT AR OBAT ESENSIAL NASIONAL
(KOMNAS  DOEN   2008).
Pertama : Membentuk Komite Nasional Revisi dan  Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional
2008 (KomNas  DOEN) dengan susunan personalia sebagaimana tercantum    dalam
lampiran  keputusan  ini.
Kedua : Tugas  KomNas  DOEN  sebagai  berikut  :
a. Pengarah
Pengarah  bertugas  memberikan  pengarahan  dalam  rangka  revisi  dan
penyusunan  DOEN  2008  sesuai  dengan  peraturan  yang  berlaku;
b. Tim  Ahli
Tim  Ahli  bertugas  melakukan  evaluasi  obat  dalam  DOEN  2005  dan  menilai
usulan obat yang akan dimasukkan dan/atau dikeluarkan dari/ ke dalam DOEN
2008;
c. Konsultan
Konsultan  bertugas  memberikan  masukan  teknis  /  ilmiah  yang  diperlukan  tim  ahli;
d. Tim  Ahli  dan  Konsultan  bersama-sama  memberikan  dukungan  teknis/ilmiah
kepada Departemen Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan dalam penerapan DOEN secara nasional serta membantu
Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional dalam penerapan kebijakan DOEN;
e. Anggota
Anggota  bertugas  memberikan masukan yang  diperlukan  dalam  rangka  evaluasi
DOEN  2005  dan  usulan  obat  yang  akan  dimasukkan  dan/atau  dikeluarkan  dalam
DOEN  2008;
f. Pelaksana
Pelaksana  bertugas  menginventarisasi  data,  mempersiapkan  prosedur  dan
pedoman  pelaksanaan,  mempersiapkan  usulan  rancangan  DOEN  2008,
mel aksanakan  rapat-rapat  tekni s  dan  si dang  pl eno,  mel aksanakan
pendokumentasian,   finalisasi  DOEN  2008  dan  penyebarluasannya.
Ketiga : Revisi  DOEN  2005  dilaksanakan  selama  tahun  2008.
Keempat : Dalam  melakukan  tugasnya  KomNas  Revisi  DOEN  bertanggung  jawab  kepada
Menteri Kesehatan melalui Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan  Alat Kesehatan,
serta  melaporkan hasil  kegiatannya  1  (satu)  bulan  setelah  berakhir  masa  kerjanya.
Kelima : Masa  tugas  KomNas  DOEN  terhitung  mulai  tanggal  ditetapkannya  keputusan  ini
sampai  dengan  akhir  tahun  2008.
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
91
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
92
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Keenam : Biaya  penyusunan  KomNas  DOEN  dan  seluruh  kegiatan  revisi  dan  penyusunan
DOEN  2008  dibebankan  pada  DIPA  Direktorat  Bina  Penggunaan  Obat  Rasional
T ahun  2008.
Ketujuh         :   Keputusan  ini  mulai  berlaku  sejak  tanggal  ditetapkannya  dengan  catatan  bahwa
akan diadakan peninjauan kembali atau perubahan sebagaimana mestinya apabila
terdapat  kekurangan  atau  kekeliruan  dalam  penetapannya.
Ditetapkan di   :   J A K A R T A
Pada tanggal   :   5 MARET 2008
MENTERI KESEHATAN
Dr. dr . SITI F ADILAH SUPARI, SpJP(K)
Salinan  Keputusan  ini  disampaikan  kepada  :
1. Menteri  Koordinator  Bidang  Kesejahteraan  Rakyat
2. Menteri  Dalam  Negeri
3. Kepala  BAPPENAS
4. Kepala  Badan  Pengawas  Obat  dan  Makanan
5. Para  Eselon  I  di  lingkungan  Departemen  Kesehatan
6. Kepala  Dinas  Kesehatan  Provinsi  di  seluruh  Indonesia
7. Direktur  Rumah  Sakit  Pendidikan  dan  Vertikal  Departemen  Kesehatan
8. Kepala  Dinas  Kesehatan  Kabupaten/Kota  di  seluruh  Indonesia
9. Yang  bersangkutan  untuk  dilaksanakan  sebagaimana  mestinya
I
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
93
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
94
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pelaksana  :
Ketua :  Direktur  Bina  Penggunaan  Obat  Rasional  
Sekretaris  :  Zorni  Fadia  (Dokter  umum)
Sekretaris  I :  Dita  Novianti  (Apoteker)
Anggota :
1. Sekretaris  Direktorat  Jenderal  Bina  Kefarmasian  dan  Alat  Kesehatan
2. Direktur  Bina  Obat  Publik  dan  Perbekalan  Kesehatan
3. Direktur  Bina  Kesehatan  Ibu
4. Direktur  Bina  Kesehatan  Anak
5. Direktur  Pengendalian  Penyakit  Menular  Langsung
6. Direktur  Pemberantasan  Penyakit  Bersumber  Binatang
7. Direktur  Pengendalian  Penyakit  Tidak  Menular
8. Direktur  Surveilans  Epidemiologi,  Imunisasi  dan  Kesehatan  Matra
9. Kasubdit  Standardisasi  dan  Bimbingan  T eknis  Penggunaan  Obat  Rasional
10. Kasubdit  Promosi  Penggunaan  Obat  Rasional
Sekretariat :
1.  Erie  Gusnellyanti
2.  Liza  Fetrisiani
3. Prihadi  Mulyono
4. Anwar  Wahyudi
5.  Nofiyanti
6.  Mulyati
Ditetapkan di   :   J A K A R T A
Pada tanggal   :   5 MARET 2008
MENTERI KESEHATAN
Dr. dr . SITI F ADILAH SUPARI, SpJP(K)
I
LAMPIRAN III
DAFT AR PESERT A PEMBAHASAN TEKNIS DAN
RAP A T KONSUL T ASI DOEN 2008
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
95
DAFT AR PESERT A PEMBAHASAN TEKNIS DAN
RAP A T KONSUL T ASI DOEN 2008
1 Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan AlKes
2 Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
3 Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
4 Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
5 Deputi I Badan Pengawas Obat dan Makanan
6 Sekretaris Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
7 Direktur Bina Penggunaan Obat Rasional
8 Direktur Bina Obat Publik & Perbekalan Kesehatan
9 Direktur Bina Kesehatan Ibu
10 Direktur Bina Kesehatan Anak
1 1 Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung
12 Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular
13 Direktur Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang
14 Direktur Surveilans Epidemiologi, Imunisasi & Kesehatan Matra
15 Direktur Bina Gizi Masyarakat
16 Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa
17 Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar
18 Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
19 Direktur RSU Dr M Yunus Bengkulu
20 Direktur RSU DR. M. Djamil Padang
21 Direktur RSU Ulin Banjarmasin
22 Direktur RSUPN Cipto Mangunkusumo
23 Direktur RSUP Hasan Sadikin Bandung
24 Direktur RSUP Muh. Hussein Palembang
25 Direktur RS dr. Moewardi, Solo
26 Direktur RS dr. Sardjito, Y ogyakarta
27 Direktur RSUP W ahidin Sudirohusodo, Makasar
28 Direktur RSU Dr. Karyadi, Semarang
29 Direktur RS Jantung & Pembuluh Darah Harapan Kita
30 Direktur RS. Jiwa Cimahi
31 Direktur RSUD Wahidin Sudirohusodo Mojokerto-Jatim
32 Direktur RSU dr.Soetomo, Surabaya
33 Direktur RSU Kab. T angerang
34 Direktur RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru
35 Direktur RSUP Sanglah- Denpasar
36 Direktur RS. Siloam Karawaci, Banten
37 Ditrektur RS Sumber Waras, Jakarta
38 Ditrektur RSU Husada, Jakarta
39 Ditrektur RSU Y os Sudarso, Padang
40 Direktur Utama PT . Indofarma
41 Direktur Utama PT . Kimia Farma
42 Direktur Utama PT . Phapros
43 Direktorat Kesehatan TNI-POLRI
44 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Nangroe Aceh Darusalam
45 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan
46 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta
47 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat
48 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa T engah
49 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur
50 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Barat
51 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan T engah
52 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Nusa T enggara Barat
53 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Nusa T enggara Timur
54 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Papua
55 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi T engah
56 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara
57 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat
58 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
59 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karang Anyar
60 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman
61 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Surakarta
62 Kepala Puskesmas Pajang, Surakarta
63 Kepala Puskesmas Kecamatan T ebet, Jakarta
64 Ketua Pusat Ikatan Dokter Indonesia
65 Ketua Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia
66 Ketua Persatuan Ahli Farmakologi Indonesia
67 Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia
68 Ketua Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia
69 Ketua Persatuan Ikatan Dokter Spesialis Anestesi dan Reanimasi Indonesia
70 Prof. dr. Iwan Darmansjah, SpFK.
71 Prof. dr. Rianto Setiabudy , SpFK.
72 Prof. dr.  Abdul Muthalib, SpPD (K).
73 Prof. dr. Djakaria, SpRad (K).
74 Prof. dr. Nugroho Kampono, SpOG.
75 Prof. Dr. dr . Hanafi Trisnohadi, SpKJ(K)
76 Prof. Dr. dr . Inge Sutanto
77 Prof. Dr. dr . Sarwono W aspadji, SpPD (K)
78 Prof. Dr. dr . Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA  (K)
79 Prof. Dr.  Arini Setiawati, PhD.
80 Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.MedSc, PhD.
81 Prof. dr.  Asril Aminullah, SpA (K)
82 dr. Omo  Abdul Madjid, SpOG.
83 dr. Bambang Sudarmanto, Sp.A.
84 dr. Dede Gunawan, SpS (K)
85 dr. Robert Reverger , SpKJ (K)
86 dr. Gunawan Darmansjah, SpAn.
87 dr. Irawan Mangunatmadja, SpA  (K)
88 drg. Silvia Desiree, SpKGA
89 DR. Atie W. Soekandar , SpFK.
90 DR. Sri Suryawati
91 dr. Kartono Muhammad
92 dr. Pinky F . Riawan
93 Dra. Engko Sosialine, M.Biomed
94 dr. Zorni Fadia
95 dr.  Abdullah Akhmad, MARS
96 Dra. Dettie Yuliati, Apt, MSi
97 Dita Novianti, S.Si, Apt, MM
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
97
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
98
98 Erie Gusnellyanti, S.Si, Apt.
99 dr. Djentot Fibihanindyo Putro
100 Dra. Dara Amelia, Apt.
101 Dra. Ema Viaza,  Apt.
102 Rohayati Rahafat, S.Si, Apt.
103 Drs. Suhata
104 Awan Yurianto
105 Suprihandoyo
106 Prihadi Mulyono
107 Anwar Wahyudi
108 Nofiyanti
109 Mulyati
LAMPIRAN IV
PERNY A T AAN KESEDIAAN
MENJADI KETUA/W AKIL KETUA/ANGGOT A
TIM AHLI/ANGGOT A KONSUL T AN *)
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
99
PERNY A T AAN KESEDIAAN
MENJADI KETUA / W AKIL KETUA  /  ANGGOT A
TIM AHLI / ANGGOT A KONSUL T AN *)
Saya  yang  bertandatangan  di  bawah  ini,
Nama :
Alamat :
Dengan  ini  menyatakan  :
1. Bersedia  menjadi  Ketua  /  Wakli  Ketua  /  Anggota  Tim  Ahli  /  Anggota  Konsultan*)  dalam
KOMNAS  DOEN.
2. Bersedia  menghadiri   rapat-rapat  pembahasan  teknis  revisi  DOEN.
3. Bersedia  menandatangani  Surat  Pernyataan  Konflik  Kepentingan  terlampir .
Jakarta,  .......................................
(                                                         )
*)  Coret  yang  tidak  perlu
LAMPIRAN V
SURA T PERNY A T AAN
KONFLIK KEPENTINGAN
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
101
SURA T PERNY A T AAN
KONFLIK KEPENTINGAN
Dalam rangka Revisi Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) diperlukan adanya jaminan  bahwa tidak
akan  ada  konflik  kepentingan  anggota  Komite  Nasional    DOEN (disingkat  :  KomNas  DOEN) yang
dapat  mengganggu  keputusan  yang  dibuat.  Untuk  itu  perlu  adanya  kesediaan  seluruh  anggota
KomNas DOEN untuk mempelajari dan menandatangani dokumen pernyataan berikut apabila sudah
menyetujuinya.
1. Tidak  ada  keluarga  dari  anggota  KomNas  yang  memiliki,  menjalankan,  mengendalikan,
memiliki  kepentingan  atau  bekerja  pada  perusahaan  atau  fasilitas  lain  yang  berada  di
bawah  pengawasan  anggota  KomNas.
2. Anggota  KomNas  tidak  meminta  atau  menerima  uang  atau  apapun  yang  bernilai  dari
seseorang  atau  organisasi  baik  secara  langsung  atau  tidak  langsung  dalam  jumlah
sedemikian  yang  mungkin  dapat  mempengaruhi  subyektivitas  revisi  atau  hasil  penilaian.
3. Anggota  KomNas  tidak  bertindak  sebagai  wakil  resmi  dari  suatu  badan  untuk
mempresentasikan baik berupa tulisan, lisan, peragaan atau menampilkan sesuatu yang
mungkin  dapat  menguntungkan  secara  finansial/material  bagi  dirinya.
4. Anggota KomNas diperbolehkan untuk terlibat  sebagai petugas atau anggota badan dari
organisasi sosial, organisasi keagamaan dimana ia  tidak  menerima kompensasi apapun
atau sepanjang organisasi tersebut tidak mempengaruhi pandangannya sebagai anggota
KomNas.
5. Jika dalam melaksanakan tugas sebagai anggota KomNas mempunyai konflik atau resiko
konflik kepentingan, maka yang bersangkutan harus memberitahukan kepada Ketua Tim
Ahli  atau  Direktur  Bina  Penggunaan  Obat  Rasional  sebelum  setiap  kegiatan  revisi  dan  tidak
ikut  serta  dalam  pelaksanaan  pengambilan  keputusan.
6. Anggota KomNas tidak menyampaikan informasi yang dihasilkan dari pertemuan resmi
kegiatan revisi dengan cara apapun dan alasan apapun tanpa persetujuan dari Ketua
Tim  Ahli dan anggota KomNas yang lain.
Saya  yang  bertanda  tangan  di  bawah  ini  :
Nama :
*)
Jabatan :   Ketua  /  Wakil  Ketua  /  Anggota  Tim  Ahli  /  Konsultan
KomNas  DOEN
Dengan  ini  menyatakan  bahwa  saya  :
Memahami  dan  akan  mematuhi   pernyataan  yang  tertera  di  atas.
Anggota  KomNas            T anggal
*)  Coret  yang  tidak  perlu
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
103
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
104
LAMPIRAN VI
FORMA T KAJIAN
USULAN PENAMBAHAN / PENGURANGAN
OBA T P ADA DOEN 2008
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
105
LAMPIRAN VI
FORMA T KAJIAN
USULAN PENAMBAHAN / PENGURANGAN
OBA T   P ADA DOEN 2008
NO  KETERANGAN
1 Ringkasan
2 Alasan Penarikan
3 Hubungan dengan masalah masyarakat
4 Perbandingan dengan obat yang sejenis dalam DOEN
5 Sifat farmakologi
6 Bukti efektivitas
7 Bukti keamanan
8 Rasio manfaat terhadap biaya
9 Formulasi
10 Penggunaan obat ini dalam pedoman internasional
1 1 Peraturan yang mendukung pengurangan obat ini
12 Rekomendasi
13 Daftar Pustaka
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
106
REKAPITULASI USULAN REVISI DOEN 2008
Usulan dari
Nama Instansi   :
Alamat lengkap   :
No Telp/Fax   :
PERUBAHAN
NO
KELAS
TERAPI
NAMA
OBAT
BENTUK
SEDIAAN
DAN
KEKUATAN
KEMASAN
PENAM-BAHAN
PENGU-RANGAN
BUKTI
ILMIAH
PENDUKUNG
*)
Keterangan:            ………………….200..
*) Berdasarkan literatur / acuan / pustaka terpercaya    Cap Dinas / tanda tangan
*) Dilampirkan literatur / acuan / pustaka terkait 
Nama terang
NIP .
I N D E K S
A
A.B.U.I, 56, 78
A.B.U.II, 56, 78
A.D.S, 56, 78
A.T .S , 56, 78
adrenalin, 24, 44, 45, 55, 61, 72, 77
air steril bebas pirogen, 37
air untuk injeksi, 49, 50, 74
albendazol, 26
alopurinol, 22, 59
aluminium hidroksida, 53, 76
amfoterisin, 31, 49
aminofilin, 55
amiodaron, 43
amitriptilin, 51, 75
amodiakuin tab, 33, 66
amoksisilin trihidrat, 26, 62
ampisilin, 26, 62
anestetik lokal gigi DOEN, 40, 69
antasida DOEN I, 53, 76
antasida DOEN II, 53, 76
antibakteri DOEN, 46, 72
antifungi DOEN, 32, 46, 65, 72
antihemoroid DOEN, 54, 76
antimalaria DOEN, 32, 66
antiparkinson DOEN, 36, 67
apomorfin, 25
artemether, 32, 66
artesunat, 32, 33, 66
asam asetilsalisilat, 21, 42, 59, 71
asam askorbat, 58, 79
asam benzoat, 32, 46, 65, 72
asam folat, 36, 67
asam retinoat, 46
asam salisilat, 32, 46, 47, 65, 72, 73
asetazolamida, 50
asetosal, lihat asam asetilsalisilat
asiklovir, 33
asparaginase, 34
atenolol, 43, 44, 71
atrakurium, 52
atraumatic restorative treatment, 4 1 , 69
atropin, 23, 24, 50, 54, 60, 61, 74, 77
azatioprin, 34
B
bahan kontras media DOEN, 38                   
bahan tumpatan sementara, 41, 69
barium sulfat, 38
basitrasin, 46, 72
bedak salisil, 47, 73
belerang endap, 47, 73
benserazid, 36, 67
benzalkonium klorida, 50
benzatin benzilpenisilin, 27
benzilpenisilin kristal, 27, 63
besi (II) sulfat 7 H20, 36, 67
betametason, 46, 50, 72
biru metilen, 24
bisakodil, 54
bismut subgalat, 54, 76
bleomisin, 34
boraks, 46
budesonid, 55
bupivakain, 22, 49
busulfan, 34
C
CHKM, 40, 69
cairan intralipid, 48
coal tar, 47, 73
copper T, 42, 70
D
dakarbazin, 34
daktinomisin, 35
dapson, 29, 64
darrow glukosa ana, 48          
darrow glukosa half strength, 48
daunorubisin, 35
INDEKS
deferoksamin, 24
deksametason, 23, 43, 55, 60, 71, 77
dekstrometorfan, 55, 77
dekstran , 50
dekstrose, 48
desmopresin, 41
DG ana lihat darrow glukosa ana
dialisa peritoneal DOEN, 48
diazepam, 23, 25, 51, 60, 61, 75
dietilkarbamazin, 26, 62
difenhidramin, 23, 60
digoksin, 43, 45, 71
dihidroergotamin, 34, 67
dikloksasilin, 27
diloksanid, 32
diltiazem HCl, 43
dimenhidrinat, 53, 76
disopiramida, 44
dobutamin, 45
doksisiklin, 28
doksorubisin, 35
dopamin, 45
DT, 57, 79
DTP, 57, 79
E
efavirens, 33
efedrin, 45, 55, 77
ekstrak beladon, 54, 77
epinefrin, lihat adrenalin
ergokalsiferol, 58
ergotamin, 34, 67
eritromisin, 29, 64
estrogen terkonjugasi, 42
etambutol, 30, 31, 64, 65
etanol 70%, 40, 68
etil klorida, 22, 40, 60, 69
etinilestradiol, 42
etoposid, 35
eugenol, 40, 69
F
faktor VIII, 37
faktor IX kompleks, 37
fenilbutason, 21
fenitoin, 25, 61
fenobarbital, 25, 62
fenoksimetil penisilin, 27, 63
fentanil, 21
fitomenadion, 36, 67
flufenazin, 51
fluoksetin, 51
fluor, 40, 69
fluoresein, 39, 68
fluorourasil, 35
fraksi protein plasma, 37
furosemida, 41, 45, 70, 72
G
garam oralit, 48, 74, 77
gentamisin, 29, 49
glass ionomer art ,  lihat a traumatic
restorative treatment
glibenklamida, 41, 70
glipizid, 41
gliseril guaiakolat, 56, 78
gliserin, 46, 50, 54, 77
glukosa, 22, 48, 49, 74
glukosa anhidrat, 48, 54, 74, 77
griseofulvin, micronized, 31, 65
gutta percha points, 41, 69
H
haloperidol, 52, 75
halotan, 23
heksaklorofen, 54, 76
heksamin mandelat, 31
hemodialisa DOEN, 48
heparin, Na, 37
hidrogen peroksida, 39, 68
hidroklortiazida, 41
hidrokortison, 71, 72, 43, 46
hidroksipropil metilselulosa, 50
hidroksi progesteron, 42
homatropin, 50
human tetanus immunoglobulin, 56
hydroxy ethyl starch, 37
I
Ibuprofen ,  21, 59
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
107
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
108
idoksuridin,  49
insulin intermediate, 42
insulin regular,  42
iodium, 38, 58
iofendilat, 38
ioheksol, 38
iopamidol, 38
isofluran, 23
isoniazid, 30, 31, 64, 65
isosorbid dinitrat,  43, 71
J
-K
kafein, 34, 67
kalium klorida, 37, 48, 54, 74, 77
kalk, 58, 79
kalsium, 37
kalsium folinat, 24, 35, 61               
kalsium glukonat, 24, 48, 58
kalsium hidroksida, 40, 69
kalsium hipoklorit, 40, 68
kalsium laktat, lihat kalk 
kaptopril, 44, 45, 71, 72
karbamazepin, 25
karbon aktif, 25, 61
karbogliserin, 57, 79
ketamin, 23, 60
ketokonazol, 31
ketoprofen, 21
klindamisin,  29
klofazimin, micronized, 30, 64
klomipramin,  51, 75
klonidin, 44
klorambusil, 35 
kloramfenikol, 28, 63
klorfeniramin,  24, 61
klorfenol kamfer mentol, lihat CHKM 
klorheksidin,  39, 40
klorokuin,  32, 66
klorpromazin, 33
klozapin,  52
kodein,  21, 56, 77
komposit resin, 41, 69  
kotrimoksazol DOEN I, 28,  63
kotrimoksazol DOEN II,  28, 63
kotrimoksazol DOEN III ,  28
kresol, tersaponifikasi,  40, 68
kuinin,  33, 66
L
lamivudin,  33
larutan lugol,  43, 70
larutan nutrisi,  49
larutan nutrisi DOEN,  49
leukovorin, Ca,  lihat kalsium folinat
levodopa, 67
levonorgestrel, 42, 43, 70
lidokain, 22, 40, 44, 54, 57, 60, 69, 76
liquor carbonis detergens, 47, 73
liquor faberi, 47, 73
liquor veilli, 46
lisinopril, 44
lisol,  lihat kresol tersaponifikasi
litium karbonat, 51 
lopinavir,  33
M
magnesium hidroksida, 53, 76
magnesium sulfat, 25, 51, 61
manitol,  41, 49
mebendazol,  26, 62
medroksi progesteron asetat, 42, 34,  70 
meglumin amidotrizoat,  38
meglumin natrium amidotrizoat, 38, 39 
melfalan , 35
merkaptopurin, 35
metakresol sulfonat, 39 
metampiron,  22, 59
metanal,  39
metenamin mandelat , lihat heksa min
mandelat
metformin,  42, 70
metil tionin klorida, lihat biru metilen                
metildopa,  44
metilergometrin, 51, 75 
(dl) metilfenidat,  52
metoklopramid,  54
metotreksat, 35
metronidazol, 29, 32, 64, 66
midazolam, 23
mikonazol, 32, 46
morfin, 21, 23, 36, 60
N
nalokson, 24
natrium aminohipurat, 39
natrium bikarbonat, 24, 38, 48, 49, 61, 74
natrium bromsulftalein, 39
natrium diklofenak, 22, 59
natrium hipoklorit, 40
natrium iopodat, 38
natrium klorida, 48, 49, 54, 74, 77
natrium kromoglikat, 50
natrium nitropusid, 44
natrium tiosulfat, 32, 46, 72
natrium tiroksin, 43
neostigmin, 53
nevirapin, 33
nifedipin, 44
nikotinamid, 58                  
nistatin, 31, 32, 40, 65, 66, 69
nitrofurantoin, 31, 65
nitrogen oksida, 23
nitrogliserin, 43
norepinefrin, 45
noretisteron, 42
O
OBH, 56, 78
obat batuk hitam, lihat OBH
oksigen, 23, 60
oksimetazolin, 57
oksitetrasiklin,  28, 49, 63, 74
oksitosin, 51, 75
P
paraformaldehida, 40, 68
parasetamol, 22, 59
pasta pengisi saluran akar, 41, 69
pengganti plasma DOEN, 37
penisilin V, lihat fenoksimetil penisilin    
perak nitrat, 47, 73                  
perak sulfadiazin, 46
permetrin, 46
petidin, 21, 59
pilokarpin, 50, 75  
pirantel, 26, 62
pirazinamid, 30, 31, 64, 65
piridoksin, 58, 79
piridostigmin, 53
pirimetamin, 32, 66 
podofilin, 47, 73 
poligelin, 37
polikresulen, 39
polimiksin B, 46, 72
povidon iodida, 40, 68 
prazikuantel, 26
prednisone, 43, 71
primakuin, 33, 66
probenesid, 22, 59
prokain benzilpenisilin, 27, 63
prokarbazin, 35
propiltiourasil, 43, 70
propofol, 23
propranolol, 44, 71
protamin sulfat, 24, 37
Q
-R
ranitidin, 53
retinol, 58, 79
rifampisin, 30, 31, 64, 65
ringer laktat, 49, 74
risperidon, 52
rokuronium, 52
S
salbutamol, 55, 77
salep 2-4, 47, 73
seng oksida, 54, 76             
sefazolin, 27
seftriakson, 27
senyawa klor, 40
serum anti bisa ular, lihat  A.B.U.I  
serum antidifteri, lihat  A.D.S
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
109
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
1 10
serum antirabies, 56, 78
serum antitetanus, lihat  A.T .S
serum imunoglobulin, 56
sianokobalamin, 36, 67                    
siklofosfamid, 35
siklosporin, 34
simetikon, 38
simvastatin, 45, 72
siprofloksasin, 29
sisplatin, 35
sitarabin, 36
solutio salicylic acid 0,1%, lihat liquor veilli
spironolakton, 41
spons gelatin, 41, 69
stavudin, 33
streptokinase, 45
streptomisin,   30, 64
sufentanil, 21
suksinilkolin, 53
sulfadiazin, 28, 64
sulfadoksin, 32, 66
sulfametoksazol, 28, 31, 63, 65
sulfasalazin, 29, 55
sulfasetamida, 50, 74
surgical ginggival pack,  41
T
tamoksifen, 34
testosteron, 34, 42
tetanus adsorbed toxoid, 57, 79
tetrakain, 49, 74
tetrasiklin, 28, 63
tiamin, 58, 79
timolol, 50
tiopental,  23, 60
triheksifenidil, 36, 67
trimetoprim, 28, 29, 31, 63, 64, 65
trinatrium sitrat  dihidrat, 48, 54, 74, 77
tuberkulin protein purified derivative, 39, 68
U
urea, 47
V
vaksin B.C.G., 56, 77
vaksin campak, 56, 77
vaksin hepatitis B rekombinan, 56, 78
vaksin jerap difteri  tetanus pertusis,  lihat
DTP
vaksin jerap difteri tetanus, lihat DT
vaksin jerap tetanus 57, 79
vaksin polio, 57, 79
vaksin rabies,  untuk manusia, 57, 79
valproat, 25
vankomisin, 29
vasopressin, 41
verapamil, 44
vinblastin, 36
vinkristin, 36
vitamin  A, lihat retinol
vitamin B kompleks, 58, 79
vitamin B1, lihat tiamin
vitamin B12, lihat sianokobalamin
vitamin B6, lihat piridoksin
vitamin C, lihat asam askorbat 
vitamin D3, lihat ergokalsiferol
vitamin K1, lihat fitomenadion
W
warfarin, 37
X
-Y
-Z
zidovudin, 33
Daftar Obat Esensial Nasional 2008
1 1 1